Jayapura,Dharapos.com
Menghadapi pelaksanaan UN dibutuhkan persiapan yang matang namun kesiapan tersebut tidak terlihat di SMA Satria Kota Jayapura. Faktanya, kondisi sekolah sangat memprihatinkan.
![]() |
DR. Benhur Tommi Mano, MM |
Ironisnya, ruangan yang digunakan untuk pelaksanaan UN pun tidak menggunakan jendela dan ventilasi.
Selain itu, ruang belajar sangat berhimpitan antara satu bangunan dengan bangunan yang lain sehingga kondisi ini juga membuat siswa maupun guru tidak nyaman berada di dalam kelas saat proses belajar mengajar.
Terkait dengan hal tersebut, Walikota Jayapura DR. Benhur Tommi Mano, MM kepada wartawan di SMA Satria mengakui sejak pertama kali menjabat sebagai Walikota baru kali pertama dirinya mengunjungi SMA Satria.
“Saya akan konsen untuk memperhatikan sekolah tersebut. Walau sekolah tersebut merupakan sekolah milik Yayasan namun juga membutuhkan sentuhan Pemerintah. Walaupun dana BOS di terima namun untuk pengembangan sarana belajar harus perlu dibantu oleh Pemerintah kota,” janjinya.
Dikatakan, SMA Satria merupakan salah satu sekolah milik yayasan yang telah mendidik anak-anak bangsa untuk menjadi pintar dan cerdas sehingga perlu juga diperhatikan oleh pemerintah dengan bantuan-bantuan untuk pengembangan sekolah tersebut.
Walikota berjanji untuk konsen membantu SMA Satria yang juga telah banyak melahirkan para pejabat di kota Jayapura maupun di Provinsi Papua dengan bantuan yang akan diberikan khusus untuk sarana belajar.
“Ini akan menjadi prioritas kami agar para siswa maupun guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik,” cetus putra asli Port Numbay ini.
Terkait rencana tersebut, Walikota mengharapkan adanya dukungan dari Komite sekolah maupun para orang tua murid untuk memperhatikan sekolah tersebut sebagaimana komitmen dirinya baik sekolah swasta milik yayasan atau Pemerintah akan tetap di bantu.
“Pendidikan merupakan program prioritas Walikota dan seluruh jajaranya dan jangan kota Jayapura yang merupakan barometer Pendidikan di Provinsi Papua hanya arti kiasan semata,” imbuhnya.
Orang nomor satu di kota Jayapura ini juga mengingatkan agar para pimpinan SKPD yang di angkat sebagai perpanjangan tangan Walikota tidak hanya duduk di belakang meja saja akan tetapi harus membantu Walkota dengan harus banyak turun ke lapangan untuk melihat secara dekat apa yang menjadi keinginan masyarakat, dan bukan saja untuk Dinas Pendidikan saja akan tetapi semua dinas yang ada.
“Harus selalu turun lapangan untuk melihat kondisi di lapangan seperti apa, seperti Dinas pendidikan bukan saja menyusun program setiap tahun akan tetapi harus mengecek apakah guru cukup atau tidak, sarana dan prasaran sekolah baik atau tidak. Jangan hanya menunggu perintah Walikota saja dan itu berarti Kadis tidak punya inovasi dan kreasi. Bukan hanya untuk menghabiskan DPA saja,” cetusnya.
Begitu pula Dinas Pertanian, yang berhubungan langsung dengan para petani harus selalu ada bersama mereka untuk melihat lahan yang dikelola dan bukan saja untuk menyusun DPA dan menghabiskan setiap tahun.
“Kalau tipe seperti itu, dia bukan tipe seorang pemimpin. Dinas Perikanan juga harus melihat ke lapangan apa yang menjadi kebutuhan para nelayan itu yang harus dikerjakan dan tidak saja berada di belakang meja,” tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota, I Wayan Mudiyasa, S.Pd, MM.Pd menambahkan, bahwa berdasarkan hasil Musrenbang beberapa waktu lalu, Disdik telah menganggarkan sekolah-sekolah yang selama ini tidak mendapat perhatian terutama SMA 45 dan SMA Satria dan beberapa sekolah lain baik untuk sarana prasarana maupun untuk peningkatan mutu agar mutu pendidikan sekolah swasta di kota Jayapura setara dengan sekolah negeri.
![]() |
Kondisi ruang belajar SMA Satria memprihatinkan |
Kepsek SMA Satria, Drs. Efendi H. Ibrahim, MM juga mengakui dengan adanya Walikota dan Kadisdik yang baru sepertinya akan memberikan harapan baru bagi perkembangan pendidikan khususnya bagi SMA Satria ke depan karena selama ini tidak pernah ada sentuhan dari para pengambil kebijakan di kota Jayapura.
“Walau sekolah ini usianya mencapai hampir 30 tahun baru Kadisdik sekarang yang bertandang ke sekolah dan memberikan warna bahwa ada harapan ke depan, ketimbang Kadis-kadis yang lama yang belum pernah menginjakkan kaki ke sekolah ini,” ujarnya.
Yang lebih tragis lagi, beber Kepsek, ada bidang yang menangani sekolah pada kantor Disdik yang sampai sekarang tidak mengetahui alamat SMA Satria dan hanya orang tertentu saja yang mengetahui alamat tersebut yang sebenarnya berada pada jantung kota.
“Bantuan di tahun-tahun lalu sangat minim sehingga kondisi fisik sekolah sampai saat ini tidak ada perubahan, bahkan untuk membeli kapur tulis saja sangat sulit,” tuturnya lirih.
(Harlet)