Utama

PMKRI Saumlaki Gelar MPAB dan MABIM 2015

33
×

PMKRI Saumlaki Gelar MPAB dan MABIM 2015

Sebarkan artikel ini
PMKRI 2015 MABIM
Ketua DPC PMKRI Cab. Saumlaki berpose
bersama seluruh pengurus dan
peserta kegiatan

Saumlaki, Dharapos.com
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Saumlaki Sanctus Vinsens de Paul, menggelar kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) dan Masa Bimbingan (MABIM) Angkatan ke VI tahun 2015 yang dilaksanakan di Lokasi wisata rohani Findruar- Olilit Timur, 3 – 6 Desember 2015.

Ketua Presidium PMKRI Cabang Saumlaki Sanctus Vinsens de Paul, Simon Lolonlun, saat membuka kegiatan tersebut mengatakan manusia secara individual juga tunduk pada suatu proses perubahan. Secara normal, proses ini membentuk siklus kelahiran – pertumbuhan – perkembangan – penurunan – kematian.

Sebagai individu, manusia telah mengalami perubahan seperti halnya spesies, individu – individu  pun mempengaruhi dan membentuk lingkungan mereka sendiri.

Menurutnya, faktor penting dalam perubahan individu adalah bahwa perkembangan dan perubahan  yang berkaitan dengan karakteristik-karakteristik intelektual dan emosional terjadi melalui proses belajar karena belajar merupakan kunci dari perubahan individu.

Proses pembelajaran dimaksud, dapat diperoleh dari berbagai cara, dan satu diantaranya adalah melalui organisasi.

“Kita tidak akan dapat mengerti organisasi tanpa memahami manusai sebagai spesies dan individu. Dalam perspektif organisasi, perubahan adalah sebuah fenomena alami. Perubahan adalah proses yang berkesinambungan dan terus berlanjut. Tujuan terjadinya perubahan itu adalah membantu kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Sementara itu, kelangsungan hidup dan pertumbuhan  tergantung pada adaptasi terhadap lingkungan yang berubah.  Pada saat yang bersamaan, lingkungan dapat dipengaruhi dan dibentuk oleh tindakan –tindakan dan keputusan – keputusan organisasi. Dalam hal ini, belajar dari pengalaman adalah penting untuk proses adaptasi dan perubahan yang sukses” tuturnya kepada puluhan peserta yang berasal dari 3 Perguruan Tinggi dibawah naungan Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki seperti STIESA, STIAS dan STKIPS.

Dikatakan, kebutuhan untuk melakukan adaptasi eksternal merupakan sebuah keharusan bagi  sebuah organisasi  untuk tetap bertahan di tengah – tengah kondisi sosial kemasyarakatan yang juga terus berubah secara terus menerus. Artinya, kebutuhan ini muncul karena sebuah organisasi tidak akan pernah bisa mapan dalam seluruh masa sementara ia hadir dalam masa yang selalu bergulr dan berubah.

Sementara, kebutuhan untuk melakukan integrasi internal timbul karena adanya diversifikasi individu – individu manusia sebagai citra Allah yang unik. Perkembangan emosional dan intelektual setiap individu yang unik mengakibatkan munculnya berbagai variasi nilai – nilai, kepercayaan – kepercayaan, tingkah laku dan sebagainya.

PMKRI lanjut Lolonlun, merupakan organisasi intelektual pemuda, berbasis kemahasiswaan, berjiwa Katolik dan berdasarkan Pancasila, dalam gerak pengembangannya, berupaya meningkatkan kemampuannya, terutama kemampuan seluruh komponen organisasi melalui pengorganisasian dan pembinaan yang terarah, terpadu dan terukur.

“Regenerasi dalam suatu organisasi merupakan hal mutlak demi menjaga kelangsungan dan kesinambungan organisasi dalam gerak langkahnya ke depan. PMKRI sebagai wadah pembinaan dan perjuangan mahasiswa Katolik, dituntut supaya senantiasa dinamis yang antara lain ditandai dengan proses suksesi dan regenerasi yang berimbang. PMKRI sebagai organisasi yang menganut sel-sel keanggotaan aktif mengharuskan setiap generasi yang hendak masuk dalam wadah ini dengan hanya melalui satu-satunya gerbang yakni MPAB dan MABIM,” tambahnya.

Dijelaskan pula bahwa lewat sarana pembinaan secara formal itu, para calon anggota kemudian diterima
secara formal pula sebagai bagian dari keluarga besar PMKRI secara nasional.

Dengan kata lain, penerimaan anggota baru melalui MPAB dan MABIM adalah tugas nasional PMKRI yang dilakukan oleh cabang-cabang, termasuk yang dilakukan PMKRI Cabang Saumlaki yang dipimpinnya.

“Dengan demikian, pelaksanaan Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) dan Masa Bimbingan (MABIM) Tahun 2015 sangatlah urgent dilakukan oleh DPC PMKRI Cabang Saumlaki,” tukasnya.

Seperti diketahui, pelaksanaan MPAB dan MABIM yang dilaksanakan semenjak 3 – 6 Desember tersebut di ikuti oleh para calon anggota baru dengan sejumlah materi yang Proses pendidikan dan kedrisasinya pula harus sesuai dengan filosofi pendidikan dan kaderisasi PMKRI yaitu: Pendidikan yang membebaskan, emansipatoris, dan intelektualitas populis yang memiliki keberpihakan dan keterlibatan bagi kaum tertindas (Preferential option for the poor), mampu membuat wacana tanding terhadap diskurs dominant serta terlibat dalam gerakan social yang kritis terhadap Gereja, Bangsa dan Negara (Pro Ecclesia et Patria).

Proses pembinaan dan kaderisasi sebagaimana data yang diperoleh dari panitia pelaksana yang dipimpin oleh Klemens Sakliresy, dijelaskan bahwa harus senantiasa berupaya mengaplikasikan metode pendidikan PMKRI yaitu pedagogi yang membebaskan, antagogi sebagai komponen utama, dan belajar dari pengalaman yang distrukturkan, serta berorientasi pada proses.

Sehingga kader PMKRI yang terlahir dari proses tersebut dapat  tanggap terhadap perubahan,  yakni menuntut sikap anggota untuk selalu terbuka maupun peka terhadap lingkungan.

Selain itu, PMKRI sebagai organisasi kader, memiliki prasyarat mutlak untuk tanggap terhadap perubahan kultur, kesadaran untuk berani mencoba (membenahi yang ada) maupun merupakan sarana yang sesuai untuk pengembangan organisasi serta latihan intelektual anggota.


(dp-35)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *