Beras SPHP yang dijual oleh Bulog |
Saumlaki, Dharapos.com – Sejumlah warga di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, keluhkan tingginya harga beras medium yang dijual oleh para pengecer. Beras medium itu dibeli dari Perum Bulog Sub Drive Tual gudang Saumlaki.
Berti Fenanlampir (54) warga desa Atubul Da di kecamatan Wertamrian menyebutkan, di desanya, beras medium yang dijual oleh para pengecer menembus harga Rp.15.000/kilogram. Sementara, Reta Ngilamele (38) dan Eta Sainyakit (23) warga desa Kabyarat kecamatan Tanimbar Selatan menyebut didesanya harga beras Bulog itu dipasok oleh para pengecer dengan harga Rp.16.000/kilogram.
Lonjakan harga beras medium ini juga dirasakan oleh warga desa Namtabung kecamatan Selaru. Para pengecer di desa ini menjual beras Bulog ini dengan harga Rp.15.000/kilogram.
“Kami merasa berat sekali. Sebenarnya dijual dengan harga 12.000 itu sudah cukuplah” kata Berti.
Beberapa warga yang ditemui saat antri membeli beras di gudang Bulog Saumlaki menuturkan, para pengecer di desa menggunakan berbagai cara untuk membeli beras medium di gudang Bulog agar tidak diketahui niatnya.
“Biasanya mereka suruh para tukang ojek untuk datang beli, lalu mereka bayar harga ojeknya saja. Kemudian mereka jual dengan harga yang lebih tinggi lagi” ujar seorang sumber yang tak mau menyebutkan namanya.
Tak hanya itu, ada pula pengusaha nakal yang membeli dalam jumlah banyak, kemudian mengganti kemasannya dengan karung beras merek lain. Setelah itu dibandrol dengan harga pasar yang sama dengan harga beras premium .
“Kami minta agar praktek seperti ini ditertibkan saja. Kami beli kemasan lain tetapi isinya adalah beras Bulog” kata sumber lain.
Antrian warga di gudang Bulog Saumlaki |
Kepala gudang Bulog Saumlaki, Ronald Tahilatu yang dihubungi mengaku telah menerima informasi ini.
Menurut Ronald, pihak Bulog hanya bisa mengawasi penjualan beras di gudang, sementara kewenangan pengawasan pasar menjadi tanggung jawab instansi terkait.
Kendati demikian, pihaknya menerapkan pembatasan pembelian beras untuk masyarakat yaitu hanya 15 kilogram per orang yang datang membeli beras di gudang Bulog untuk menjamin stabilisasi pasokan beras.
Baca Juga : Ini jawaban Pemkab tentang isu kelangkaan beras di Tanimbar | Dhara Pos
Selanjutnya Bulog Saumlaki tetap menerapkan harga eceran tertinggi (HET) beras medium yaitu Rp.11.800 per kilogram.
“Karena ada masukan dari masyarakat maka kita juga batasi waktu jual yaitu hanya dijual pada hari Senin dan Kamis” katanya di Saumlaki, Senin (11/12/2023).
Ronald akui berbagai cara sudah diterapkan, seperti tidak melayani para pembeli yang memiliki usaha kios hingga memastikan para pembeli datang menyertakan kartu tanda penduduk.
“Tetapi kadang-kadang bukan mereka yang datang beli, melainkan tukang ojek yang datang beli. Nah, itulah yang membuat kita sulit deteksi apakah beras yang dibeli ini untuk dikonsumsi atau dijual kembali, sehingga ada beras yang dijual diatas harga” katanya.
Tentang keluhan warga ini lanjut Ronald telah dia laporkan kepada Pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar melalui dinas teknis.
Dia berharap, ada proses pengawasan yang dilakukan oleh dinas teknis sehingga harga beras medium yang dijual oleh pengecer tidak menembus harga yang tinggi.
(dp-18).