Ekonomi dan Bisnis

Sopir Angkot Di Ambon Mogok, Pemkot Dinilai Lamban

21
×

Sopir Angkot Di Ambon Mogok, Pemkot Dinilai Lamban

Sebarkan artikel ini
Angkot mogok di gong P
Aksi Mogok Angkot LIN III, Di Gong Perdamaian  

Ambon, 
Dampak adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak Sabtu (22/6) mulai berimbas ke berbagai sektor pelayanan publik. Salah satunya, sopir angkutan kota (angkot) di Ambon dari berbagai trayek ramai-ramai melakukan aksi demo, Senin (24/6).
Sejumlah sopir, sejak pagi hari, memilih untuk tidak menjalankan profesinya. Mereka menuntut pemerintah segera menaikkan tarif angkot. Akibatnya, banyak warga masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan angkot sebagai sarana transportasi tidak terlayani kebutuhannya.
Pantauan Dhara Pos.com, pagi ini, disejumlah wilayah seperti Air Salobar, Gudang Arang, sepanjang jalan OSM hingga Gereja Rehobot, RST, PGSD Unpati  bahkan sampai ke kota terlihat warga masyarakat menunggu dipinggir jalan. Diantaranya, para Pegawai Negeri Sipil, mahasiswa maupun pelajar SMP yang berencana mendaftar ke berbagai SMA yang ada di kota Ambon. Namun, karena tidak angkot sehinggga ada yang terpaksa naik ojek , sementara yang lainnya harus berjalan kaki. Juga ada yang memutuskan untuk kembali ke rumah. Di Terminal Mardika pun, terjadi penumpukan penumpang akibat tidak adanya angkot yang beroperasi.
Sementara, sejumlah angkot terlihat memarkirkan kendaraannya di beberapa lokasi, antara lain angkot jurusan Mardika-Kudamati  di Simpang Tiga Rehobot dan sejumlah angkot dari trayek yang berbeda ikut parkir dikawasan itu. Begitupun, di kawasan Gong Perdamaian, terlihat puluhan angkot LIN III terparkir di sekitar area tersebut.
Salah satu sopir angkot LIN III yang ditemui media ini di Lapangan Merdeka, mengakui dirinya hanya ikut teman-teman berdemo.
“Beta ini hanya ikut saja apa yang teman-teman sopir lakukan. Pokoknya, kalau demo ini sampai kapanpun, beta ikut saja,” tandasnya.        
Terkait kondisi ini, warga menilai Pemerintah Kota Ambon dalam hal ini Walikota Richard Louhenapessy sangat lamban dalam mengantisipasi dampak kenaikan BBM ini.
“Seharusnya Walikota sudah tahu kalau menjelang BBM naik, pasti dampaknya seperti ini. Pemkot terlalu lamban dalam mengambil langkah-langkah antisipasi kejadian seperti ini,” ujar salah satu PNS yang enggan namanya dimuat, saat ditemui media ini .
Menurutnya, kenaikan BBM ini bukan baru pertama kali tapi sudah berkali-kali sehingga berulangnya kejadian patut disesalkan .
“Lagi-lagi, warga masyarakat juga yang jadi korban. Untung saja para sopir ini tidak sampai bertindak anarkis,” sesalnya.
Olehnya itu, dirinya meminta pemerintah harus peka menanggapi masalah ini dan segera mengambil langkah untuk menuntaskannya karena ini menyangkut kepentingan orang banyak.(cp/ajr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *