Hukum dan Kriminal

Tukang Ojek Tewas, Picu Bentrokan antar Warga

59
×

Tukang Ojek Tewas, Picu Bentrokan antar Warga

Sebarkan artikel ini
02

Pemicu betrokan antar warga di kota ambon, minggu (11/09) siang, akibat kemarahan keluarga korban tewas (tukang Ojek) yang terprovokasi di sekitar tempat pemakaman umum mangga dua.
informasi yang berhasil dihimpun bahwa massa mengamuk karena meminta pertanggung jawaban pihak kepolisian terhadap kasus kematian “Darwis Saiman” yang berprofesi sebagai tukang ojek. Massa yang mengamuk menilai kematian Darwis dinilai janggal karena motor korban tidak ada kerusakan yang fatal, aparat kepolisian tidak tanggap dan lamban dalam menuntaskannya.
Perlu diketahui kematian Darwis Saiman ini, sesuai dengan penjelasan Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKP Marinus Djati bahwa Darwis mengalami kecelakaan lalulintas di kawasan Gunung Nona, dan korban ditolong oleh keluarga Tatuhey yang kebetulan rumahnya dekat lokasi kejadian.
“kecelakaan lalu lintas di kawasan Gunung Nona pada Sabtu malam dan ditolong keluarga Tatuhey yang membawanya ke rumah sakit, namun korban meninggal dalam perjalanan,” katanya.
dijelaskan Djati, dirinya bersama Kapolres dan Wakil Walikota Ambon Sam Latuconsina menemui keluarga korban di kawasan Waehaong dan menjelaskan persoalan sebenarnya dan pihak keluarga menerimanya.

o

Keluarga Tatuhey ketika dikonfirmasi, mengatakan bahwa pada sabtu malam, mereka kaget karena ada bunyi tabrakan di depan rumah mereka, ketika mereka ke depan jalan ternyata menemukan sang korban yang sementara kritis akibat benturan keras, yang mana motor tersebut menabrak tembok pagar rumah keluarga Tatuhey.
mereka segera mencari bantuan untuk membawa korban ke Rumah Sakit, namun dalam perjalanan, korban menghembuskan napasnya.
namun, rumor yang berkembang bahwa korban tewas akibat dikasari di kawasan Gunung Nona sehingga mobil angkutan umum jurusan terminal Mardika-Gunung Nona yang melintasi kawasan Waehaong dilempari massa.
Pelemparan antar warga di kawasan Batugantung dan Waehaong serta simpang empat Trikora menyebabkan sepuluh korban luka dan dilarikan ke rumah sakit Sumber Hidup, RSUD dr Haulussy Ambon dan dr Alfatah Ambon.
Kapolda Maluku Brijen Polisi Syarief Gunawan, Wakil Gubernur Said Assagaf dan Walikota Ambon Richard Louhenapessy dan Wakil Walikota Sam Latuconsina bersama para tokoh agama berupaya menenangkan warga di sejumlah titik bentrokan, seperti Waehaong, Pohon Puleh, dan simpang empat tugu Trikora. Brimob Polda Maluku ditambah tiga peleton anggota TNI Angkatan Darat bersenjata lengkap dikerahkan untuk menghalau massa yang saling lempar
sementara itu, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menyatakan keadaan kota Ambon sudah terkendali menyusul bentrok antar warga di simpang empat tugu Trikora dan Waehaong. “Warga kami imbau tetap tenang dan menjaga ketahanan diri agar tidak terprovokasi isu menyesatkan,”ujarnya.
Karel mengaku belum mengetahui pasti penyebab bentrokan warga sejak Minggu siang hingga malam hari itu. “Kami menyerahkan semua persoalan itu kepada aparat keamanan untuk menanganinya hingga tuntas dan tidak ada korban jiwa dalam bentrokan ini, kecuali sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat dibakar massa,” katanya.

11092011376

Kapolda Maluku Brijen Polisi Syarief Gunawan, Wakil Gubernur Said Assagaf dan Walikota Ambon Richard Louhenapessy dan Wakil Walikota Sam Latuconsina bersama para tokoh agama berupaya menenangkan warga di sejumlah titik bentrokan, seperti Waehaong, Pohon Puleh, dan simpang empat tugu Trikora. Brimob Polda Maluku ditambah tiga peleton anggota TNI
sementara itu, Kepala Polda Maluku Brigjen (Pol) Syarif Gunawan mengatakan, sedikitnya 60 korban luka-luka menyusul bentrokan antara dua kelompok massa di Ambon, Minggu (11/9/2011) siang hingga petang.
Syarif mengatakan, korban umumnya mengalami luka akibat lemparan batu dan tembakan. Sementara satu korban tewas akibat tembakan. Namun, dia mengaku, pihak kepolisian belum mengetahui identitas korban.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, satu orang yang dikabarkan tewas bernama Clifford, berusia 15 tahun. Kini, keluarganya masih mengungsi di gunung dan menunggu kedatangan jenazah Clift, panggilan akrab korban. Seperti dikutip dari kantor berita Antara, informasi ini diperoleh dari keluarga korban yang enggan disebutkan identitasnya.
Sementara itu, Syarif mengatakan, Ambon menjelang malam berangsur kondusif dan terkendali. Sebanyak 600 personel gabungan dari Brimob Polda Maluku dan Kodam 16/Pattimura diterjunkan ke sejumlah titik rawan bentrokan, antara lain Tugu Trikora, Mardika, dan Waringin Talake. Sejumlah panser pun kini disiagakan di kawasan tersebut.
berdasarkan informasi terkini, korban meninggal sudah 2 orang akibat kena tembakan, korban tembakan pertama di kawasan pohon pule, dan korban tembakan kedua di kawasan batu gantung,  dan identitas korban baik luka-luka dan meninggal belum diketahui.
(*** dari berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *