![]() |
Walikota saat meletakan batu pertama pasar Youtefa |
Jayapura, Dharapos.com
Pemerintah Kota Jayapura melalui Dinas Pekerjaan Umum Kota, telah melaksanakan salah satu program strategis Pemerintah di awal tahun 2015 yakni pembangunan pasar Youtefa Abepura Kotaraja, Jayapura yang terletak di jalan baru Otonom.
Berdasarkan laporan Kepala Dinas Pekerjaan Umum kota Jayapura Nofri J. Rampi, S.Sos, MM akan dibangun di atas tanah seluas 10 Ha dan akan menghabiskan anggaran sebesar 436 miliyar rupiah.
Pasar yang akan dibangun dengan beberapa Item pekerjaan yakni pasar induk, pasar ikan dan pasar dagang, pasar sayur dan buah, pasar mama-mama, pasar Sembako dan Terminal serta prasarana pendukung yakni satu unit kantor pengelola, satu unit kantor perbankan dan satu unit pos keamanan serta 5 unit fasilitas tempat pembuangan sampah.
Hadir dalam acara peletakan batu pertama yaitu Wakil Walikota, Asisten I Bidang Pemerintahan Setda kota Jayapura, pimpinan SKPD, Ketua LMA, Kepala Kejaksaan Negeri Jayapura, para ondoafi, Wakil Ketua II DPRD Kota, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Pembangunan pasar tersebut sesuai estimasi biaya sebesar 436 milyar tahun 2015 flafon anggaran yang telah tersedia sebesar Rp.6.406.424.118 yang terdiri dari 2 sumber dana, yakni dana Otonomi khusus sebesar Rp.564.541.350.sedangkan untuk sumber dana alokasi umum sebesar Rp.2.060.874.268 sehingga total anggaran untuk pembangunan fisik di tahun 2015 sebesar Rp.5.625.415.618.
Walikota Jayapura Dr.Drs.Benhur Tomi Mano.MM dalam sambutannya mengatakan rencana awal pembangunan tersebut dilakukan berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum,
Badan Lingkungan Hidup (BLH) yang telah melakukan kajian secara akurat.
“Mereka dibantu juga oleh Konsultan Perencanaan tentang apakah akan dibangun kembali di pasar Youtefa yang lama, namun akhirnya kajian yang dilakukan itu membuat Pemerintah kota Jayapura mengambil keputusan dengan memindahkan lokasi pasar ke lokasi jalan baru,” jelasnya.
Terkait dengan hal tersebut maka Walikota mengharapkan agar dilakukan koordinasi kerja yang baik antara dinas PU dan dinas Perindakop sebagai dinas yang akan menangani pasar tersebut.
“Saya juga berharap agar pasar tersebut ada kajian-kajian yang profesional dari dinas PU dan BLH sehingga ke depan tidak menimbulkan dampak yang akan mengganggu berdirinya pembangunan pasar Youtefa,” harapnya.
Pasar Youtefa juga, lanjut Walikota, akan dijadikan pasar modern yang baik dan dapat menampung semua penghuni pasar yang hendak berjualan seperti para penjual sayuran, penjualan buah-buahan, mama-mama Papua, para penjual ikan, para penjual daging.
“Semuanya harus tertampung dengan baik dan pendataan juga harus dilakukan dengan baik, berapa jumlah los, kios dan toko dan yang lain yang sementara menempati pasar yang lama,” lanjutnya.
Di kesempatan yang sama, Walikota juga menambahkan apa yang dilaporkan oleh kadis PU kota belum lengkap karena belum ada los untuk penjual cakar bongkar dan juga poliklinik yang belum ada dalam master plan tersebut.
![]() |
Wawali saat menanam pohon perlinfungan |
Walikota meminta agar kedua bangunan tersebut harus dibangun serta juga harus ada satu dapur umum agar saat mama-mama pergi berjualan ke pasar membawa anak-anak agar mereka bisa menyiapkan susu, atau makan buat anak-anak mereka.
“Karena banyak mama-mama yang berjualan di pasar keluar dari pagi dan tidak sempat memberikan makan anaknya karena terburu-buru untuk ke pasar,” lanjutnya.
Selain itu akan dibangun juga kantor BNN kota, dan kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Diakui Walikota, dari dana yang disampaikan kadis PU kota juga dinilainya terlalu besar hingga mencapai Rp. 436 Milyar sehingga dirinya meminta agar dana tersebut dipress dari 436 Milyar manjadi 336 Milyar atau 236 milyar.
Sebelum pembangunan dilaksanakan, Walikota minta agar Dinas PU, Perindakop kota dan konsultan perencanaan agar memaparkan master plan dan kebutuhan anggaran di depan Pemkot,
“Agar keinginan konsultan tersebut harus mengikuti keinginan Pemerintah dengan baik, karena kejadian yang lalu pembangunan dilakukan semaunya tanpa melihat kebutuhan Pemerintah kota Jayapura,” pintanya.
Peletakan batu pertama tersebut di lakukan oleh Walikota dan diikuti oleh Wawali, Ketua LMA, Wakil ketua II DPRD Kota Jayapura,Kepala Kejaksaan Negeri Jayapura dan Rohaniyawan.
Usai melakukan peletakan batu pertama Walikota dan Wawali langsung melakukan penanaman pohon pelindung.
(Harlet)