as

Politik dan Pemerintahan

Warga Hunuth Seringkali Jadi Korban, Mairuhu Minta Kepolisian Beri Jaminan Keamanan Extra

95
×

Warga Hunuth Seringkali Jadi Korban, Mairuhu Minta Kepolisian Beri Jaminan Keamanan Extra

Sebarkan artikel ini
IMG 20250821 WA0133

Ambon, Dharapos.com – Masyarakat Desa Hunuth yang menjadi korban Pasca bentrok antar warga beberapa hari kemarin, meminta Pihak Kepolisian khususnya Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease memberi perhatian extra dalam rangka memberikan rasa nyaman dan aman bagi keberlangsungan hidup mereka.

Permintaan ini merupakan harapan masyarakat Desa Hunuth yang disampaikan kepada Komisi I DPRD Kota Ambon saat melakukan kunjungan di Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Rabu (20/8/2025) malam.

as

Sebelumnya, saat berkunjung di Hunuth, Komisi I langsung memberikan bantuan sukarela bagi para korban dan para pengungsi yang rumahnya dibakar habis oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.

“Mereka meminta perhatian extra dari pihak keamanan dalam hal ini Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease dalam rangka menciptakan rasa aman bagi kelangsungan hidup masyarakat Desa Hunuth,” ungkap Anggota Komisi I DPRD Kota Ambon, William Pieter Mairuhu kepada Wartawan di Ambon, Kamis (21/8/2025).

Dijelaskan, permintaan tersebut diutarakan karena masyarakat Desa Hunuth seringkali berada pada kondisi seperti ini.

Bukan baru satu kali, tapi dalam hidup bermasyarakat terutama situasi Kamtibmas masyarakat Desa Hunuth tidak terjaga dengan baik karena seringkali ada pergesekan yang mana ditekan oleh oknum-oknum masyarakat Negeri Hitu.

“Sumber masalah sesuai fakta dilapangan, 90 persen itu di SMK. Karena setiap ada perkelahian di sekolah tersebut, efeknya tu selalu berlanjut ke simpang negeri Hunuth menuju arah Hitu. Nah masyarakat merasa kok masalahnya lain tapi luapan emosinya tetap untuk masyarakat Desa Hunuth. Itu yang menjadi pertanyaan, sehingga mereka merasa bahwa ada dalam kondisi yang tidak nyaman dan aman karena sudah berulang kali,” bebernya.

Tagal itu, Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini lantas setuju dengan permintaan masyarakat. Bahkan dirinya juga meminta pasca bentrokan ini, ada terciptanya rasa aman dan nyaman yang berkepanjangan.

Komisi I juga dalam waktu dekat ini akan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP), sekaligus berkordinasi dengan pihak Polres untuk mengambil langkah-langkah serta motif pengamanan yang berkepanjangan.

“Salah satu yang ada dalam benak kami yaitu membangun pos keamanan permanen di perbatasan antara Maluku Tengah dan Kota Ambon. Yang berikut memaksimalkan jumlah personil Polres yang ditempatkan di Jazirah Leihitu. Harus tingkatkan status Polres-nya. Itu yang ada dalam wacana kami kedepan supaya pergerakan masa itu bisa dihalangi oleh pihak keamanan disitu,” tegas Mairuhu.

Selain itu, dalam RDP nanti akan dibahas untuk menambah satu Koramil lagi mengingat begitu luasnya wilayah Teluk Ambon sampai di Baguala.

Koramil itulah yang akan berperan untuk melihat dan membantu Kepolisian apabila terjadi pergerakan-pergerakan yang mengancam situasi Kamtibmas seperti ini.

“Jadi kami butuh menciptakan rasa aman dan nyaman, dan kami percayakan kepada pihak Kepolisian dengan tugas dan tanggung jawab mereka,” ujarnya.

Selain menciptakan rasa aman, lanjut Mairuhu, masyarakat juga mendesak pihak Kepolisian segera melakukan proses penangkapan terhadap pelaku pembakaran rumah-rumah penduduk.

“Itu yang masyarakat Hunuth inginkan supaya ada efek jerah dan hukum yang bertindak sehingga masyarakat dalam melakukan sesuatu tidak semena mena. Masyarakat tidak mempunyai rasa takut jika tidak hukum makanya tindakan hukum itu harus jelas,” papar Mairuhu.

Disisi lain, dirinya juga tak lupa mengapresiasi Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena yang memberikan respon begitu cepat untuk bertanggung jawab terhadap rumah-rumah masyarakat yang terbakar.

“Kami mengucapkan rasa bangga kepada pimpinan kota ini yaitu pak Bodewin. Statement yang pa Bodewin sampaikan itu benar-benar memuaskan masyarakat desa Hunuth, yang mana akan bertanggung jawab terkait dengan kondisi rumah yang sudah terbakar. Statement ini merupakan satu langkah progresif dan masyarakat sendiri juga emosionalnya dapat tertahan,” tandasnya.

 

(dp-53)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *