Uncategorized

INPEX Selamatkan Balita Tanimbar di Masa Pandemi Covid-19

20
×

INPEX Selamatkan Balita Tanimbar di Masa Pandemi Covid-19

Sebarkan artikel ini

Bayi Gizi buruk Tanimbr2
Dirk Salai Lutur, Petrus Melmambesy, dan Yuliana Lutur bersama  ketua Kader Posyandu Lermatang

Saumlaki,
Dharapos.com
– Petrus Melmambesy (4) dan ibunya Dolvina Melmambesy (30), warga
desa Lermatang kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar tampak tersenyum
dan bahagia saat dikunjungi, Kamis (19/8/2021). 
Hanya
berselang lima menit usai tegur sapa dan perkenalan awal, Petrus pergi berlari
dan melompat kegirangan sambil mengajak teman-temannya untuk bermain dan
berlari di halaman rumah yang penuh dengan tanaman bunga. 

Suasana nan
asri itu sejenak mengingatkan saya pada masa kecil dulu. 
Hampir dua
menit saya terlarut dalam lamunan, membayangkan saat berkumpul bersama
teman-teman di kampung halaman. 
Saya tak
ambil pusing dengan perkenalan awal dari ibu Dolvina karena terbuai angan. 
Ah, saya pun
jadi terkejut saat ibu Dolvina memanggil nama saya dan bertanya lebih dalam
tentang profesi serta keluarga saya.

Kemudian,
cerita keseharian Petrus pun berlanjut. 
Ibu Dolvina
bertutur bahwa anak laki-lakinya itu mengalami kurang gizi sejak umur tiga
bulan karena batuk kering yang menyiksanya. 
Jika Petrus
batuk dan diberi makan, pasti dia muntah-muntah. 
Kondisi yang
dialami Petrus sama seperti yang dialami kakaknya Yuliana (7) dan kakeknya.
Kakek Petrus meninggal dunia saat Petrus berusia enam bulan.

“Petrus
mulai batuk kering dari umur tiga bulan sampai nyaris kehilangan nyawa. Kami
sudah berobat ke mantri Malis beberapa kali, dan setelah minum obat, dia batuk
lagi. Keadaan ini berlanjut sampai dia umur tiga tahun. Dia mulai berhenti
batuk di minggu ke dua bulan Maret tahun 2020 saat INPEX memberikan bantuan
melalui LSM PITA,” tutur Dolvina.

Dolvina
berterima kasih kepada INPEX dan LSM PITA karena melalui programnya, Petrus
memperoleh sentuhan gizi yang menyelamatkan nyawanya.

“Saya
sangat berterima kasih dan bersyukur sekali, karena dapat bantuan makanan
bergizi dari INPEX melalui LSM PITA. Kini anak saya bisa sehat dan berat badan
tiap bulan mulai naik. Terima kasih sekali lagi” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Saya sempat
menemui beberapa ibu yang anaknya dilayani bantuan makanan bergizi, vitamin dan
obat-obatan serta pemeriksaan rutin dari tim medis dalam program Community Health (Program Kesehatan
Komunitas) INPEX Masela.

Koce Lutur,
ibu dari Dirk Salai Lutur (2) di desa Lermatang bercerita bahwa semula, Dirk
memiliki riwayat pertumbuhan berat badan yang lambat dan hanya meningkat satu
sampai dua ons dalam sebulan. 
Sejak ikut
program bantuan makanan bergizi, setiap bulan mengalami peningkatan antara dua
sampai tiga ons, meskipun Dirk memiliki gangguan kesehatan pada alat kelamin
sejak berumur 11 bulan.

“Tahun
kemarin, kami sama-sama LSM PITA ke Puskesmas lalu rujuk ke dokter ahli bedah
di RSUD dan disarankan agar dia dioperasi, karena itu hernia. Namun masih
tertunda karena pandemi Covid-19” katanya.

Kendati
demikian, Koce bersyukur karena kesehatan anaknya berangsur membaik setelah
mendapat sentuhan dari program ini.

Ketua LSM
PITA, Jecklin Sillety menyatakan perusahaan INPEX Masela Ltd. menggandeng LSM
Peduli Ibu Anak Tanimbar (PITA) untuk membantu mengentaskan permaslahan gizi
terutama pada bayi dan balita yang terindikasi merupakan bayi dan balita dengan
kategori mall nutrisi, yakni kurang gizi dan gizi buruk  di desa Bomaki,
Lermatang, dan  desa persiapan Raw Weturleli, serta melibatkan PKK
dalam pelaksanaannya di lapangan.

Bayi Gizi buruk Tanimbr3
Herodes (salah satu anak Gizi buruk dari desa persiapan Raw Weturlely) disuap makanan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kepulauan Ny. Joice Fatlolon disaksikan oleh Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon, Donny Rijaludin – Social Investment Specialist Inpex serta ketua LSM PITA Jacklin Sillety dalam kegiatan Launching program bulan Maret 2020.

Program Community Health dilaunching pada Maret
2020. Sejak saat itu, INPEX melalui LSM PITA melakukan  intervensi kepada dua belas  anak yang benar-benar terindikasi kurang gizi
dan gizi buruk berdasarkan  standar kesehatan yaitu berat badan per tinggi
badan, ciri fisik, serta selama tiga kali penimbangan berat badannya tidak
naik, dengan masing-masing : tiga anak di Bomaki, enam
anak  Lermatang dan tiga anak di Raw Weturleli.

Meskipun
sempat tersendat di bulan Maret karena pandemi Covid-19, namun kegiatan ini
akhirnya kembali dilanjutkan pada bulan Oktober dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan.

Kegiatan
Intervensi ini meliputi beberapa tahap yakni pemeriksaan awal bagi
ke dua belas bayi dan balita penerima manfaat oleh tim dokter dan gizi
Puskesmas Saumlaki, pemberian materi penguatan kader oleh Tim Penggerak PKK
Kabupaten, dan intervensi menu harian bagi penerima manfaat berdasarkan
master menu.

Tim juga
melakukan intervensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di setiap rumah dua
belas orang anak tersebut sehingga bisa mendukung percepatan upaya peningkatan
berat badan anak. Setelah itu, dilakukan penanganan lanjutan bagi bayi dan
balita yang terindikasi memiliki penyakit bawaan atau yang harus melanjutkan
pemeriksaan berdasarkan rujukan dari Puskesmas Saumlaki.

“Ada
empat anak yang melakukan periksaan lanjutan dengan keluhan pembengkakan
kelenjar getah bening, tumor jinak pada kelamin, dan dua orang dengan gizi
buruk. Yang mendapatkan perawatan total di rumah sakit hanya satu orang dengan
kategori gizi buruk dan dirawat langsung oleh dokter spesialis anak bersama tim
dokter serta gizi di RSUD dr PP Magretty Saumlaki” kata Jecklin.

“Setelah
intervensi menu harian, semua anak itu memenuhi target dimana gizi mereka menjadi
baik. Hanya saja beberapa bulan terlepas dari kontrol kami, sebagian besar
mengikuti cara yang telah kami ajari, hanya satu anak saja di Raw Weturleli
yang mengalami stagnan atau berat badannya tidak naik dan tidak turun. Dia
sebelumnya adalah penderita gizi buruk” jelasnya.

Sayangnya
saat ini usianya sudah diatas lima tahun maka tidak bisa intervensi lagi karena
sudah tergolong dalam stunting.

Menurut
Jacklin, saat ini secara keseluruhan terjadi 
perubahan pola perilaku sehingga terjadi peningkatan berat badan anak.
Selain itu, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diterapkan dengan baik
dari kondisi semula.

Bayi Gizi buruk Tanimbr4
Kader posyandu (baju merah), Jacklin dan keluarga Balak bersma dua anaknya

Sekretaris
Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar dr. Theo Resiloy menyatakan satu
pasien yang stagnan itu memiliki penyakit penyertaan jadi membutuhkan
penanganan serius dari tim medis. Selain itu, kesadaran keluarganya agak minim
jadi perlu diintervensi secara terus menerus.

“Kami
tetap fokus untuk penanganan stunting dan setiap bulan dari Puskesmas ada
lakukan Posyandu, pemberian makanan pendamping asi, serta ada juga bantuan dari
pemerintah desa” kata Theodorus di Saumlaki, Selasa (24/8/2021).

Menurutnya,
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada
balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung
lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung
nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.

(dp-47/Novi Kotngoran)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *