![]() |
SD Inpres 2 Adaut, Kecamatan Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar |
Saumlaki, Dharapos.com – Mantan Kepala Sekolah Dasar (SD)
Inpres 2 Adaut, Kecamatan Selaru, kabupaten Kepulauan Tanimbar, Hengky Sermatang diduga kuat menilap sejumlah
barang milik sekolah untuk perkaya diri.
Semula, informasi ini disampaikan oleh seorang sumber yang
tak mau diberitakan namanya.
Tim liputan akhirnya menelusuri kebenarannya dan diperoleh
sejumlah informasi yang memperkuat dugaan tersebut.
Informasi awal yang diterima, Hendrik Sermatang hanya
mengambil barang milik sekolah berupa dua buah sound sistem ukuran besar
beserta satu amplifire, namun setelah dilakukan penelusuran, ternyata ada
sejumlah barang yang diduga ikut dijarah dengan nilai mencapai puluhan juta
rupiah.
“Sound sistem itu besar dan boleh dikategorikan sound
lapangan dua buah dan amplifier satu buah, ditambah lagi satu seat sound yang
gandeng ampli ukuran 10 inci. Dia ada ambil lagi satu buah profil tank 3.000
liter warna orange, satu buah infocus, dan toa satu buah, serta satu buah
genset 3 kilogram yang dibeli saat kepala sekolah kami itu pak Maranressy,”
kata Yonias Batlayar, Wakasek Bidang Sarpras SD Inpres 2 Adaut melalui
sambungan telepon genggamnya, Kamis (25/2/2021).
Yonias menyatakan, sejumlah barang tersebut dibeli dengan
anggaran sekolah oleh Hendrik Sermatang
saat masih menjabat sebagai Kepala SD Inpres 2 Adaut pada 2018 lalu dengan
harga barang yang tak diketahui oleh para guru.
Sebagai Wakasek yang membidangi Sarana Prasarana (Sarpras),
pengadaan barang-barang tersebut dilaksanakan karena kebutuhan mendesak
sekolah.
Sejumlah barang dimaksud menurutnya telah dibawa oleh
Sermatang saat sebelum pensiun dan hinggga kini belum dikembalikan.
“Akibatnya, sekolah sekarang miskin peralatan. Saat
pertemuan pihak sekolah dengan orang tua murid dan saya bawa acara, saya minta
maaf kepada orang tua karena bicara dengan suara telanjang tanpa pengeras
suara. Saya bicara lindungi mantan dan bilang bahwa peralatan sedang di
perbaiki di Saumlaki. Anak-anak minta senam, kami tidak bisa layani karena
tidak ada pengeras suara,” bebernya lagi.
Hendrik Sermatang, manta Kepala SD Inpres 1 Adaut |
Kepsek SD Inpres 2 Adaut, Neli Lince Mariang saat
dikonfirmasi menjelaskan, saat dia dilantik dan menjalankan tugasnya, sound
sistem dan sejumlah peralatan yang disampaikan oleh Yonias Batlayar itu tidak
ada dan dilaporkan telah dibawa pergi oleh Hendrik Sermatang.
“Bapa Yon Batlayar dan dewan guru lebih tahu hal itu.
Pada saat serah terima, barang-barang itu tidak ada. Mereka hanya
bilang-bilang. Jadi bisa cek di bapa Yon ya,” katanya.
Kepsek mengakui, persoalan ini sudah di ketahui oleh Kepala Dinas
Pendidikan setempat dan dibahas dalam rapat evaluasi pekan kemarin.
Ia mengaku telah beberapa kali menyuruh para guru untuk
meminta dari yang bersangkutan tetapi yang bersangkutan tidak mau mengembalikan
barang-barang milik sekolah itu.
Dia mengaku akan bertanggung jawab pada saat ada
pemeriksaan.
Pekan kemarin, Kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kepulauan
Tanimbar, Herman Yoseph Lerebulan menyatakan bahwa pihaknya telah menerima
laporan dari masyarakat tentang hal ini.
Persoalan ini kemudian dibahas dalam evaluasi dengan
sejumlah kepsek, yang turut dihadiri Kepala SD Inpres 2 Adaut, Neli Lince
Mariang.
Kadis mengaku mendengar laporan bahwa mantan Kepsek itu juga
meminta salah satu rekan gurunya untuk membuat berita acara pemusnahan
barang supaya dipertanggungjawabkan jika ada pemeriksaan.
“Jika barang-barang milik sekolah itu tidak
dikembalikan maka secara resmi saya akan minta polisi untuk sita. Saya sudah
tahu orangnya, dan dia tidak boleh bawa-bawa nama saya dalam urusan politiknya.
Tidak boleh,” tegasnya.
Kadis berjanji, akan menindak lanjuti hal ini jika ada
laporan yang masuk.
“Jangan ada guru atau kepala sekolah yang merasa
berjasa untuk sekolah. Karena guru itu berjasa sampai mati dan tidak boleh
minta ini itu dari sekolah” tandasnya.
Hingga berita ini disiarkan, Hengky Sermatang belum berhasil
dikonfirmasi.
(dp-18)