Daerah

Astaga, PT PLN Ranting Kairatu Berlakukan Tarif Palsu

17
×

Astaga, PT PLN Ranting Kairatu Berlakukan Tarif Palsu

Sebarkan artikel ini
ilustrasi TAGIHAN PLN
Ilustrasi Tagihan PLN 

Piru, Dharapos.com
Kinerja PT. PLN Cabang Piru, dalam hal ini PLN Rayon Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat patut dipertanyakan. Pasalnya, perusahaan tersebut telah memberlakukan tarif palsu kepada para pelanggan.

Aroma kecurangan tersebut mulai tercium ketika sejumlah warga masyarakat desa Kairatu, Kecamatan Kairatu, mengeluhkan pelayanan yang mereka terima selama menjadi pelanggan pada perusahaan listrik negara tersebut.

as

Kerusakan meteran listrik dan tingginya tagihan yang harus dibayar sudah menjadi resiko yang harus dihadapi warga Kairatu.

Kepada media ini, Sabtu (27/6), salah satu warga Kairatu, Ny. Venca Toisuta mengaku jika dirinya dan warga pelanggan setiap bulannya diperhadapkan kepada kewajiban membayar tagihan rekening listrik yang sangat mahal kepada PT. PLN Cabang Piru.

Namun, anehnya, menurut Ny. Venca, mahalnya tagihan yang harus dibayar oleh dirinya maupun warga lainnya tidak berdasar pada angka meteran listrik yang ada dirumahnya.

Bahkan, kerusakan meteran yang telah dilaporkan ke pihak PLN Cabang Piru berbulan-bulan tidak pernah direspons sama sekali namun sebaliknya malah tarif listrik menjadi mahal meskipun pemakaian sudah dilakukan sehemat mungkin.

“Sejak dipasang meteran saya tidak pernah berfungsi alias mati. Tetapi petugas PLN Kairatu tetap memberikan harga tarif lampunya bervariasi sesuai kemauan petugas malah melebihi tetangga di sekitar tempat tinggal saya dengan pemakian lebih, padahal meteran saya tetap angka nol karena rusak dan
hingga saat ini pun belum diperbaiki,” heran Ny Venca.

Hingga saat ini, beber dia, ongkos pemakaian listrik yang dibebankan kepadanya dengan harga beban yang cukup tinggi berkisar Rp. 40 ribu sampai Rp. 80 ribu per bulan.

“Padahal, kalau bapak wartawan mau tahu, meteran dirumah saya sejak dipasang sama PLN sampai saat ini tidak pernah berfungsi alias rusak dan belum memiliki angka no meteran yang harus dibayarkan sesuai pemakaian listrik. Makanya ini kan jelas-jelas mereka menipu kami,” bebernya.

Pantauan media ini, meteran yang digunakan Toisuta masih tetap angka nol tetapi pembayarannya tetap mahal padahal hal ini sudah dilaporkan ke petugas PLN Kairatu soal kerusakan meteran dan tarif itu.

“Soal kerusakan meteran saya laporkan ke petugas PLN Kairatu, mereka menjawab bahwa tunggu sampai 20 pelanggan punya meteran rusak baru diganti sekaligus. Ini sangat memberatkan kami selaku pelanggan dan apakah pergantian meteran listrik yang rusak harus menunggu sampai 20 orang pelanggan baru diganti sekalian,” ketusnya.

Hal yang sama pula dikatakan, Ny. Halima, masyarakat Kairatu sangat menyesalkan harga tarif listrik yang lebih mahal dari pada rumah kontrakan serta rumah warga lain yang pemakaian listrik yang begitu besar.

Dirinya memilih tinggal di Kairatu, karena alasan memiliki penghasilan yang pas-pasan. Namun fakta yang dihadapinya malah tarif listrik di Kairatu lebih mahal dari rumah kontrakan sebelumnya yang ia tinggali.

Selaku penghuni baru, Ny. Halima mengaku sangat terkejut dengan pengeluaran yang besar untuk listrik sebesar Rp 173 ribu per bulan sementara daya yang digunakan hanya 450 VA.

“Sebelumnya tinggal di rumah kontrakan biasa dengan pengeluaran biaya listrik sebesar Rp 63 ribu per bulan. Malah ini jadi tambah mahal bukannya murah, padahal rumah saya tidak ada sama sekali menggunakan barang-barang elektronik seperti kulkas, mesin cuci. Untuk itu, saya ingin minta kejelasan atas hitungan tarif yang tidak jelas ini,” desaknya sembari mengaku siap membeberkan modus jahat yang telah dilakukan PT PLN Rating Kairatu.

Sementara itu, Kepala Cabang PLN Piru ketika hendak dikonfirmasi terkait hal tersebut beberapa kali tak berhasil dikonfirmasi karena tidak pernah ada di tempat tugasnya.

Bahkan ketika dihubungi melalui telepon selulernya sering kali statusnya non aktif alias di luar jangkauan hingga berita ini dinaikkan.

Tidak hanya itu saja,  kantor PLN telah beberapa kali didatangi kru media ini namun kondisinya dalam keadaan sepi. Malah yang terlihat hanya anak-anak kecil sedang bermain dan nonton TV dan seorang satpam dan tanpa tabir terlihat dari jauh kantor terlihat sepi dan kosong tanpa adanya pegawai.


(dp-26)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *