![]() |
Menara BTS Telkomsel |
Tual, Dharapos.com
Pasalnya, belakangan ini marak di Kota Tual dan Maluku Tenggara warga mulai mengeluhkan soal adanya aksi sabotase pulsa yang berulang kali terjadi dialami khususnya warga pengguna telepon seluler.
Kepada Dhara Pos, Hendra Rahakbauw, salah satu pelanggan yang selama ini setia menjadi pengguna Telkomsel, mengaku kecewa dengan kejadian yang berulang kali dialaminya.
“Sudah beberapa kali diwaktu yang berbeda saya beli pulsa senilai Rp 100 ribu namun pulsanya saya belum gunakan untuk telepon tetapi baru SMS sebanyak 4 – 5 kali tiba-tiba pulsa saya mendadak habis. Ini sangat mengagetkan saya,” herannya.
Diakui Rahakbauw, pertama kali mengalami hal itu dia tidak menggubrisnya karena pikirnya mungkin saja adanya pemakaian yang berlebihan.
Namun, hal yang sama kembali berulang untuk kali berikutnya ketika dirinya kembali melakukan pengisian pulsa. Dan kemudian kejadian yang sama terulang kembali.
“Karena penasaran dengan kejadian yang saya alami, kemudian saya sengaja membeli pulsa Rp 100 ribu dan memperhatikan stok pulsa saya apakah mungkin kembali hilang secara tiba-tiba atau bagaimana? Lalu saya sengaja pakai untuk SMS beberapa kali dan ternyata pulsa saya kembali habis lagi,” bebernya.
Malah yang anehnya lagi, ungkap Rahakbauw, ada nomor-nomor yang masuk seperti 28080 dan juga 3636 sementara dirinya tidak pernah melakukan register terhadap nomor-nomor tersebut.
Belum lagi, beberapa kejadian yang dialaminya saat mengisi pulsa dengan nominal yang kecil atau di bawah 50 ribu, angka atau nomor-nomor seperti tadi tidak masuk.
“Tapi anehnya kalau isi pulsa di atas Rp 50 ribu, nomor-nomor tadi masuk seperti rentetan peluru. Begitu pula kalau malam kita tidur, tidak bertelpon atau sms keluar tapi besok pagi saat bangun cek pulsa ternyata sudah terpotong bahkan sering kali habis,” kembali bebernya heran.
Terkait apa yang dialaminya, Rahakbauw sudah mencoba menanyakan ke sejumlah counter penjual pulsa, lalu informasi yang diperolehnya mungkin saja dirinya telah mengikuti salah satu penawaran dari Telkomsel yang biasanya diterima pelanggan berupa SMS.
“Lalu mereka sarankan saya untuk mengecek ke kantor GRAPARI tapi saat saya datang ke GRAPARI di bagian Telkomsel untuk memastikan itu, ternyata saya tidak pernah mendaftar apa-apa tapi anehnya pulsa saya terpotong terus,” keluhnya.
Atas fakta ini, Rahakbauw mensinyalir PT Telkomsel telah melakukan sabotase pulsa milik dirinya dan juga para pelanggan lainnya yang diperkirakan bisa mencapai jutaan orang untuk keuntungan perusahaan tersebut.
“Jadi menurut perkiraan saya ini sudah berlangsung lama dan ini bukan baru pertama kali terjadi. Apalagi bukan saya saja yang mengalaminya tapi sudah banyak orang yang mengalami hal yang sama dan ini sudah melebihi batas lagi,” geramnya.
Rahakbauw menduga ini adalah sebuah rekayasa jahat yang sudah dimainkan para mafia pulsa di perusahaan sebesar PT Telkomsel ini, dengan secara sengaja menjadikan para pelanggannya sebagai ATM pulsa.
“Coba bapak (wartawan, red) hitung saja sudah berapa banyak keuntungan yang diambil mereka (PT. Telkomsel, red) dari pelanggannya dengan cara-cara jahat seperti ini. Ini kan sudah keterlaluan,” tegasnya.
Rahakbauw bahkan mengancam akan melaporkan hal ini ke polisi atas sabotase pulsa yang dialami dirinya dan juga pelanggan lainnya baik di kota Tual dan Kabupaten Malra.
Sementara itu, Yusuf salah satu warga kota Ambon yang ditemui Dhara Pos, Senin (28/3) juga mengakui pernah mengalami kejadian yang sama walaupun nilainya tidak sebesar seperti yang dialami Rahakbauw maupun warga lainnya.
Meski demikian, diakuinya, bahwa aksi sabotase pulsa seperti ini sudah berlangsung lama dan itu tidak hanya terjadi di Maluku saja tetapi daerah lain di Indonesia pun mengalami kejadian yang sama.
Bahkan, biasanya yang menjadi target aksi para mafia pulsa ini adalah para pengguna ponsel berkantong tebal yang biasanya saat mengisi pulsa nilainya mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
“Mereka ini kan orang dalam Telkomsel sendiri yang memainkan peran itu karena mereka tahu jelas transaksi seluruh nomor ponsel di Indonesia. Jadi mereka bisa tahu siapa yang biasa isi pulsa sedikit atau banyak. Kalau Menteri atau pengusaha maupun kalangan berduit lainnya kan tidak pernah periksa pulsanya sisa berapa makanya itu adalah kesempatan bagi mereka untuk melakukan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya,” beber Yusup pula.
Olehnya itu, dia menghimbau kepada seluruh pelanggan Telkomsel di Maluku apabila mengalami hal yang sama seperti yang dialami Hendra Rahakbauw maupun warga lainnya apalagi disertai bukti, maka baiknya dilaporkan ke pihak berwajib guna diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.
(dp-20)