Hukum dan Kriminal

Bak Preman Kota, Sejumlah Oknum Polisi Rusaki Rumah dan Aniaya Warga

43
×

Bak Preman Kota, Sejumlah Oknum Polisi Rusaki Rumah dan Aniaya Warga

Sebarkan artikel ini

Bak Preman Kota, Sejumlah Oknum Polisi Rusaki Rumah dan Aniaya Warga
Ilustrasi aparat berbaju preman aniaya warga

Dobo,
Polisi kembali berulah, akibatnya warga kembali jadi korban. Peristiwa ini terjadi belum lama berselang dengan kejadian yang baru terjadi di Buru Selatan. Saat itu, salah seorang oknum anggota Brimob Polda Maluku, Alfian Ipa yang bertugas di Kecamatan Leksula, melakukan tindakan penganiayaan terhadap salah seorang warga setempat, Rein Latbual. Akibatnya, korban menderita luka sobek yang cukup parah pada bagian wajah, kepala, bahkan mengalami hilang ingatan akibat dipukul dengan popor senjata laras panjang milik oknum Brimob tersebut.
Kali ini, tindakan sejumlah oknum polisi bak preman kota menimpa sejumlah rumah dan warga yang ada di kampung Trangan, Kelurahan Siwalima, Kabupaten Kepulauan Aru, pada Senin (25/2) lalu.
Salah seorang pengurus RT di kelurahan setempat dan beberapa warga lainnya pun mengalami tindakan brutal para oknum polisi tersebut. Yang lebih menyedihkan lagi, seorang anak gadis yang masih duduk di bangku kelas empat SD turut menjadi korban karena ditampar.
Aksi ini berawal dari upaya penggerebekan terhadap seseorang yang diduga menjadi pelaku penikaman Kornelis Sairatu, anggota Satlantas Polres Aru, yang terjadi belum lama ini. Saat penggerebekan itulah, para oknum polisi ini mulai melakukan tindakan brutal dengan merusak rumah dan menganiaya sejumlah warga. Akibatnya, warga menjadi trauma dan ketakutan, bahkan menjadi misteri karena hingga saat ini belum diketahui secara jelas tempat kejadian perkara penikaman dan siapa pelaku penikaman anggota polantas tersebut. 
Simon Kamsi, salah satu korban penganiayaan mengaku sangat menyesali tindakan brutal yang dilakukan sejumlah oknum anggota Polres Aru ketika melakukan penyisiran di wilayah yang diduga menjadi lokasi persembunyian pelaku penikaman.
Saat itu, beber Kamsi, dirinya sedang berdiri didepan pintu rumah menyaksikan aksi para oknum polisi brutal tersebut. Tiba-tiba, dalam sekejap, dirinya didatangi sejumlah oknum anggota polisi berpakaian preman menanyakan keberadaan pelaku penikaman. Tetapi, karena memang ia sama sekali tidak mengetahuinya sehingga dirinya menjawab tidak tahu. Namun, jawaban tersebut tidak berarti apa-apa, karena yang terjadi malah sebaliknya. Para polisi tersebut langsung menariknya bahkan menghajarnya sampai babak belur.
“Tanpa berkata apa-apa, mereka langsung menarik saya dan menghajar saya dengan membabi buta. Dalam keadaan dihajar, saya sempat bilang: pak, saya ini orang baik-baik namun mereka tidak menggubris ucapan saya. Malah mereka terus menghajar saya sampai babak belur,” ungkapnya.
Diakuinya, tidak hanya dirinya sendiri yang jadi korban tindak kekerasan para polisi brutal tersebut namun ada juga beberapa warga lainnya yang mengalami hal yang sama, bahkan seorang anak gadis kecil yang masih duduk di kelas empat bangku SD pun ditampar.
Tidak hanya itu saja, mereka juga sempat mengeluarkan kata-kata makian kepada semua warga kampung Trangan khususnya kepada kaum wanita dan mengundang semua lelaki khususnya para pemuda untuk keluar dan berduel dengan mereka.
“Mereka mencaci maki semua orang tua yang ada disini sampai ibu-ibu disini anggap saja sudah telanjang bulat, termasuk menantang rakyat untuk berkelahi,” jelasnya.
Menurutnya, seharusnya polisi bertindak profesional dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat.
“Bukannya datang merusak, mengobrak-abrik rumah dan memukul warga yang tidak tahu tersangka maupun TKP dan motif kejadiannya,” tegas  Kamsi yang juga adalah Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sita Kena Dobo.
Olehnya itu, dirinya meminta Kapolri dan Kapolda Maluku untuk segera mencopot Kapolres Aru, AKBP M. Syarief atas tindakan kekerasan terhadap warga.    
“Kapolres Aru harus segera dicopot dari jabatannya,” tegasnya.(dp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *