PAPUA

BI Papua Layani Penukaran Uang Melalui Mobil Kas Keliling

13
×

BI Papua Layani Penukaran Uang Melalui Mobil Kas Keliling

Sebarkan artikel ini
HasiholanSiahaanBI
Hasiholan Siahaan

Jayapura, Dharapos.com 
Terhitung mulai Senin, 16 Maret 2015 kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua tidak lagi melayani penukaran Uang Pecahan Kecil (UPK) kepada masyarakat di kantor BI.

Demikian diungkapkan Kepala Perwakilan BI Provinsi Papua, Hasiholan Siahaan kepada wartawan di Aula BI, Porasko, Kota Jayapura, Selasa (17/3).

Menurutnya, dari hasil kajian penukaran yang dilakukan di kantor BI dirasa belum cukup optimal, sehingga pihaknya melanjutkan perubahan dengan bekerja sama dengan bank-bank yang ada di Provinsi Papua untuk lebih pro aktif.

“Jadi kami harapkan masyarakat bila membutuhkan uang kecil langsung saja ke bank,” imbuhnya.

Untuk melayani masyarakat dalam penukaran UPK, BI menyediakan mobil kas keliling di tempat – tempat umum yang mudah dijangkau seperti pasar, kampus, taman, dan lain sebagainya.

Untuk pelayanan, dijelaskan Siahaan, setiap hari Senin dan Kamis yang di mulai jam 11.00 – jam 13.00 Wit siang di lapangan parkir Mega Abepura dan hari Rabu jam 10.00 s/d 12.00 Wit di lapangan parkir Gelael tepat di depan Hotel Yasmin.

“Jadi tiga kali dalam seminggu kami layani mulai dari uang logam pecahan hingga pecahan uang kertas. Hal ini agar masyarakat lebih tahu” jelasnya.

Dikatakan Siahaan, selain melayani penukaran uang pihaknya juga tekankan kepada penukaran uang rusak atau yang sudah di cabut dari edaran, tapi melalui penilaian.

“Penukaran tidak pungut biaya alias gratis kecuali uang palsu,” tegasnya.

Kendati demikian, tegas Siahaan, tidak semua uang dapat ditukarkan tapi mengacu kepada ketentuan yang berlaku. Setiap harinya BI menyediakan sebesar Rp. 800 juta melalui mobil kas keliling BI pada triwulan pertama tahun 2015 untuk semua Kabupaten di Provinsi Papua. Dan, untuk luar kota BI mentediakan Rp. 5 miliar setiap harinya.

“Tahun ini kami targerkan 29 kabupaten kami lakukan penukaran uang dengan mobil kas keliling di Provinsi Papua,” terangnya.

Penguatan Dolar Tak Pengaruhi Perekonomian Di Papua



Sementara itu, terkait perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar, Siahaan mengemukakan penguatan dolar terhadap rupiah terus menguat. Kendati demikian, hal tersebut tak pengaruhi perekonomian di Papua.

“Sejak awal tahun 2015 bahkan hingga saat ini rupiah terapresiasi 5, 36 persen,” ungkapnya.

Hal ini, terjadi tidak hanya terhadap rupiah tapi juga terhadap seluruh mata uang di seluruh dunia terutama di negara – negara berkembang seperti Indonesia sendiri. Selain itu, hal ini juga disebabkan meningkatnya perekonomian di Yunani dan Tiongkok.

Lebih lanjut, jelas Siahaan, delapan tahun belakang dolar cenderung menurun, tapi dua tahun terakhir penguatan dolar terus menguat.

“Kalau ini menguat tentunya US dolar yang dibawa investor akan dibawa kembali ke Indonesia, sehingga apresiasi terhadap mata uang rupiah meningkat,” jelasnya.

Tahun 2015 ini saja, terang Siahaan, BI sudah mengantisipasinya dengan Federal Funbreak. Dan, cadangan devisa di BI mencapai 115, 5 miliar dolar. Selain itu, dirinya mengajak masyarakat khususnya Kota Jayapura untuk tidak khawatir. Meski demikian masyarakat juga harus waspada.

Pasalnya, dari sisi tekanan inflasi sejak akhir Januari 2015 secara nasional masyarakat sudah terbiasa dengan pola sistem Bahan Bakar Minyak terhadap harga perekonomian atau sistem yang produktif.

“Jadi sebenarnya kita aman dan tidak perlu khawatir dengan perekonomian kita di Papua. Selain itu kewenangan juga di Indonesia lebih terjamin sehingga mendapat nilai investor dimata dunia,” imbuhnya.

Diakui Siahaan, ekspor dari Papua dalam waktu jangka pendek tidak berdampak, tapi kalau untuk jangka panjang dalam rupiah nilai ekspor akan naik. Ia mencontohkan, seperti mineral dan konsentrat sehingga nilai tukar rupiah akan tinggi.

Untuk Papua dalam jangka pendek dan menengah akan semakin membaik dengan meningkatnya dolar juga sebagai kesempatan bagi produsen untuk meningkatkan penjualannya sehingga ada dampak positif terhadap meningkatnya US dolar.

“Jadi, kami harapkan dengan menguatnya dolar merupakan kesempatan dengan memanfaatkan dengan sebaik – baiknya,” imbuhnya.

Di sisi lain, diakui Siahaan, dampak terhadap suku bunga BI melihat tidak hanya dari sisi menguatnya dolar tapi inflasi dan perekonomian pihaknya pertahankan 7, 25 persen.
 
(Ramah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *