Saumlaki, Dharapos.com – Sore itu, di antara lalu-lalang kendaraan di seputaran Komplex Kampung Babar, terlihat sosok pria berseragam Polri turun dari sepeda motor dan menyerahkan paket kepada pelanggan.
Tidak seperti yang dibayangkan banyak orang tentang seorang anggota Brimob, Bripka Stanislaus M.L. Kuway justru tampak cekatan dalam pekerjaannya sebagai kurir barang online.
“Harapan saya, anak-anak muda dan juga sesama anggota Polri, jangan malu melakukan pekerjaan apapun yang mulia dan halal. Syukuri berkat dan nikmat yang sudah diberikan Tuhan,” ujarnya dengan senyum tulus.
Sejak 2018, di sela tugasnya sebagai anggota Brimob Kompi 3 C Pelopor Polda Maluku, Bripka Stanislaus kerap mengisi waktu luangnya dengan membantu usaha sang istri, Selvina Sarang (36) yang menjalankan bisnis jual beli barang online.
Baginya, bekerja keras bukan hanya soal mencari tambahan penghasilan, tetapi juga tentang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
“Daripada pulang kantor hanya duduk-duduk, lebih baik saya jadi kurir. Saya sudah hafal semua jalan dan lorong sempit di Kota Saumlaki karena dulu pernah jadi tukang ojek juga,” ungkapnya dengan tawa ringan.
Perjalanan Hidup yang Penuh Perjuangan
Perjalanan hidup Bripka Stanislaus bukanlah kisah yang mudah.
Sejak kecil, ia sudah merasakan kerasnya hidup.
Ayahnya meninggal saat ia masih duduk di kelas IV SD di Desa Olilit Timur. Sang ibu, Mama Devota Kuway (75), harus berjuang seorang diri membesarkan anak-anaknya.
Tidak ingin membebani ibunya, Stanislaus kecil mulai bekerja sejak usia belia. Ia pernah menjadi tukang ojek, buruh bongkar muat, bahkan ikut mengangkut sampah dengan truk.
Semua itu ia jalani bukan karena terpaksa, tetapi karena ingin memahami arti perjuangan dan bagaimana rasanya menjadi orang susah.
“Saya sengaja mencoba semua pekerjaan supaya tahu bagaimana rasanya berjuang dari bawah,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Namun, kerja kerasnya berbuah manis.
Pada tahun 2006, berkat dorongan doa sang ibu, ia berhasil lulus seleksi pendidikan Bintara Polri di Polda Maluku, kota Ambon.
Baginya, itu adalah jawaban dari setiap usaha dan doa yang telah ia panjatkan.
“Saya bersyukur karena segala usaha, kerja keras, dan doa saya serta ibu diterima oleh Allah Yang Maha Kuasa. Saya percaya, ketika kita berusaha, hasilnya tidak akan sia-sia,” ucapnya penuh keyakinan.
Menginspirasi dengan Kesederhanaan
Meskipun kini telah memiliki pekerjaan tetap sebagai anggota Polri, Bripka Stanislaus tidak pernah melupakan masa sulit yang pernah ia jalani. Itu sebabnya, ia selalu menjaga prinsip untuk tetap rendah hati dan tidak menindas orang lain.
“Ketika saya sudah di posisi ini, saya tidak boleh lupa dan tidak boleh semena-mena terhadap orang lain,” tegasnya.
Bersama sang istri, Bripka Stanislaus terus menjalani hidup dengan penuh semangat.
Setiap hari, mereka bekerja tanpa kenal lelah untuk memenuhi pesanan pelanggan di seputaran Saumlaki. Bagi mereka, pekerjaan apa pun asalkan halal adalah bentuk ibadah dan rasa syukur atas kehidupan yang telah mereka jalani.
Kisah Bripka Stanislaus M.L. Kuway adalah pengingat bagi banyak orang bahwa kerja keras, kejujuran, dan ketulusan akan selalu membawa hasil yang baik.
Tidak ada pekerjaan yang terlalu rendah jika dilakukan dengan niat baik dan tidak ada mimpi yang terlalu tinggi jika diperjuangkan dengan sepenuh hati.
(dp-47)