![]() |
Obyek Wisata Pantai Desa Tumbur. |
Saumlaki, Dharapos.com – Desa Tumbur di kecamatan Wertamrian terpilih mewaliki Kabupaten Kepulauan Tanimbar untuk ikut dalam lomba desa wisata Provinsi Maluku tahun 2022.
Lomba desa wisata terbaik dan visualisasi video dokumenter permainan tradisional rakyat dari Provinsi Maluku tahun 2022 ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Maluku dan Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maria Goretti Batlayeri menyatakan, desa Tumbur dipilih mewakili 13 desa pariwisata di Tanimbar untuk mengikuti lomba desa wisata Maluku karena memenuhi semua persyaratan yang diminta oleh pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Ada tiga hal yang kami lihat di Tumbur yakni atraksi, amenitas dan aksebilitas. Meski semua desa di Tanimbar ada tiga hal itu namun desa Tumbur punya akses lebih dekat dan mudah dijangkau di banding desa lainnya,” kata Batlayeri di ruang kerjanya, Kamis (8/9/2022).
![]() |
Ruas Jalan Masuk Desa Tumbur. |
Hal-hal yang tersedia disana berdasarkan standar penilaian antara lain daya tarik pengunjung, pondok wisata (home stay), souvenir, toilet umum, digital dan konten kreatif, kelembagaan desa. Selain itu, CHSE atau Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan).
Menurutnya, nilai jual yang hendak di promosikan dari desa wisata ini adalah : daya tarik pengunjung seperti kain tenun Tanimbar yang dihasilkan oleh para perempuan adat di desa dan ukiran patung Tumbur yang yang dihasilkan oleh para pria remaja dan pria dewasa. Hal ini menurutnya harus ditingkatkan agar menjadi souvenir sehingga bisa mendunia seperti kain tenun ikat Tanimbar.
Desa Tumbur adalah salah satu desa di wilayah administratif kecamatan Wertamrian, yang berjarak kurang lebih 25 Km dari kota Saumlaki. Desa Tumbur berada persis di pintu masuk bandar udara Mathilda Batlayeri.
Souvenir yang terkenal di desa Tumbur adalah kain tenun ikat Tanimbar yang dihasilkan oleh sejumlah kelompok penenun tradisional. Selain itu, ada souvernir khas kriya seni rupa yaitu pahatan patung yang merupakan hasil seni karya original para pengrajin desa Tumbur.
![]() |
Perahu, Salah Satu Hasil Pahatan Yang Memiliki Nilai Sejarah. |
Pada umumnya, hasil seni pahatan ini berupa perahu yang memiliki nilai sejarah yaitu perahu para leluhur yang biasanya digunakan untuk pergi berperang.
Pengerjaan patung Tumbur terinspirasi juga dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Beberapa hasil karyanya seperti para petani yang memanjat pohon kelapa, bertani, melaut, menari dan masih banyak corak hasil ukiran yang biasanya dipajang di sejumlah galeri.
Para pengrajin patung dan tenun ikat Tanimbar ini menghabiskan hari-harinya dengan bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga seperti makan minum, kebutuhan sekolah anak-anak dan lain sebagainya.
Desa ini telah mengantongi penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sebagai peserta desa binaan dan anugerah desa wisata tahun 2021.
Batlayeri menyatakan, desa Tumbur memiliki kelembagaan desa seperti BUMDes, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan juga website desa dan digital konten serta kultur budaya dan tari-tarian serta kuliner.
“Sebelumnya, pendampingan telah dilakukan dari bidang destinasi dan bidang ekonomi kreatif di dinas Pariwisata Kepulauan Tanimbar untuk melihat CHSE-nya, kuliner, patung Tumbur dan juga tenun ikat Tanimbar. Termasuk dari bidang pemasaran, kami mendorong bagaimana membuat konten yang menarik sehingga dapat menarik wisatawan, karena yang paling murah meriah untuk pemasaran adalah konten-konten digital,” katanya.
Sebagai syarat lomba, pihaknya telah membuat visualisasi video documenter permainan tradisional masyarakat desa Tumbur dan telah dikirim untuk memperoleh penilaian dewan juri. Proses penilaiannya telah dilakukan sejak tanggal 22 Agustus lalu.
Batlayeri berharap desa Tumbur akan terpilih menjadi pemenang lomba, sehingga memacu semangat masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas daya saing pariwisata di daerah.
Finus Dasmasela, ketua kelompok ukir Buar Balai desa Tumbur yang ditemui mengaku bangga karena desanya terpilih mengikuti lomba desa wisata tingkat provinsi Maluku tahun ini.
“Kami para pengrajin ini bukan belajar dari orang luar tetapi ini warisan turun temurun. Para leluhur kami sudah mengajarkan kami untuk terampil mengukir dan menenun. Bagi kami, mengukir patung dan menenun adalah bagian dari kehidupan kami,” tutur Finus yang sedang asyik memahat kayu eboni, bahan dasar untuk berbagai jenis ukiran.
Finus berharap, desanya bisa menyabet juara dalam lomba ini.
Pewarta : Novie Kotngoran