Daerah

Diduga Dana Aspirasi 4,9 M Bangun Gereja Tawiri Diselewengkan, RR Desak Polisi Usut Tuntas

5
×

Diduga Dana Aspirasi 4,9 M Bangun Gereja Tawiri Diselewengkan, RR Desak Polisi Usut Tuntas

Sebarkan artikel ini

Richard Rahakbauw
Anggota DPRD Maluku Richard Rahakbauw (RR)

Ambon, Dharapos.com
– Polemik soal pembangunan gedung Gereja Ebenhaezer jemaat GPM Tawiri,
Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon masih terus bergulir.

Kali ini, Anggota
DPRD Maluku Richard Rahakbauw (RR) angkat bicara.

Ia mendesak
Kepolisian mengusut tuntas dugaan penyelewengan bantuan aspirasi melalui
dirinya yang diperuntukan bagi pembangunan gedung Gereja Ebenhaezer Tawiri yang
dikucurkan sejak 2017 lalu.

Desakan
tersebut disampaikannya menanggapi permasalahan pembangunan gedung gereja tersebut
yang belum juga menunjukan progres yang maksimal, padahal telah memasuki tahun
ke 12 hingga awal 2022.

“Saya minta
Polisi segera periksa para panitia pembangunan gereja Ebenhaezer Tawiri,”
desaknya di Ambon, dalam pernyataan yang disampaikan baru-baru ini. 

RR kemudian
mengungkapkan  bantuan dana aspirasi yang
pernah ia kucurkan bagi pembangunan gereja Ebenhaezer Tawiri total berjumlah Rp4,9
Miliar.

“Yang
saya kasih selama ini untuk pembangunan Gereja Ebenhaezer Tawiri totalnya 4,9
M. Terakhir saya kasih itu 1 Miliar, jadi totalnya 4,9 miliar. Dan kalau
kemudian teman-teman bertanya, satu rupiah pun tidak saya ambil. Karena ini
untuk Tuhan, untuk Gereja, maka saya ikhlas berikan kepada panitia,” bebernya.

Namun ditegaskan
RR, kalau kemudian ada terjadi penyelewengan maka hal itu perlu ditanyakan ke
panitia.

“Dan saya
tantang mereka, kalau saya ada ambil satu rupiah. Katong pi berdoa supaya kalau
siapa mau m**pos, m**pos sekaligus, begitu. Tulis….tulis…! Supaya kalau siapa yang
ambil saya tantang siapapun dia, saya tantang berdoa di bawa mimbar jam 12
malam. Kalau saya ada ambil satu rupiah saja itu saya mati. Tapi kalau panitia,
saya minta Tuhan ambil mereka punya nyawa satu per satu,” kecamnya dengan
suara keras.

Sementara
itu, Kepala BPKAD Provinsi Maluku Zulkifli Hasan yang dikonfirmasi, Kamis
(24/3/2022) membenarkan adanya proses pencairan dimaksud.

“Semua sudah
dicairkan mulai dari tahun itu (2017, red),” akuinya membenarkan itu.

Ia kemudian,
meminta wartawan untuk mengecek ke Biro Kesra Setda Provinsi Maluku untuk lebih
jelasnya.

Salah satu
staf Biro Kesra Setda Maluku yang langsung menangani sistem dimaksud ketika dikonfirmasi
media ini, Kamis (24/3/2022) membenarkan proses pencairan dana aspirasi RR.

“Memang dana
Aspirasi pak RR, kami baru tangani yang tahun 2021 dan itu cuma 1 Miliar
rupiah. Dan dua kali pencairannya dimana yang pertama Rp500 juta dan sisanya
cair di tahap ke dua dan itu sudah diterima oleh mereka,” terangnya membenarkan
itu.

Sumber
mengakui jika dirinya juga terlibat langsung saat mendampingi BPK Maluku ke
Desa Tawiri.

“Memang
kemarin juga saya sendiri sudah turun langsung mendampingi BPK ke Desa Tawiri
dan ada permasalahan mengenai pembelian besi pagar stenlis yang saat ini masih dipesan
di luar Maluku,” akuinya.

Sumber juga mengakui
adanya temuan-temuan BPK lainnya dan semua laporannya ada di lembaga tersebut.

“BPK kemungkinan
akan memanggil tim panitia pembangunan gedung gereja Ebenhaezer Tawiri,”
pungkasnya.

Terpisah,
informasi yang berhasil dihimpun dari beberapa jemaat yang meminta nama mereka
tak dipublish terungkap total besaran dana yang sudah dikucurkan untuk pembangunan
gereja Ebenhaezer Tawiri.

“Total sudah
8 Miliar dari 2010 itu,” beber mereka.

Para jemaat
ini juga membeberkan soal dana aspirasi anggota DPRD Maluku Richard Rahakbauw yang
masuk ke rekening panitia pembangunan dan diketahui mereka sebagaimana tertera
dalam buku rekening hanya 1 Miliar lebih.

“Itu 1
Miliar lebih saja, cuma kitong zeng hafal angka pasnya.  Tapi kalau sampai RR bilang besarnya sampai 4,9
Miliar dan berani bersumpah tidak makan satu rupiahpun,  berarti sisa 3 miliar itu kemungkinan masuk
rekening pribadi,” taksir mereka.

Untuk itu,
para jemaat ini menegaskan hanya satu-satunya jalan mengungkap persoalan ini
yaitu dengan menempuh jalur hukum saja maka semua akan jelas dan terang
benderang.

“Disitu baru
akan ketahuan uang-uang itu ada dimana,” pungkasnya.

Pemberitaan sebelumnya,
salah satu jemaat yang meminta namanya tak dipublikasikan membeberkan sejumlah
fakta. Diantaranya, soal bantuan warga jemaat dan sejumlah pihak yang tidak
sedikit.

Ia
mencontohkan bantuan semen sebanyak 600 sak dari seorang pejabat yang enggan ia
sebut identitasnya. Bantuan tersebut mulai diterima panitia pembangunan gereja
sejak tahun lalu.

Kemudian,
bantuan lainnya berupa mimbar dari salah satu jemaat lainnya yang saat ini
berdomisili di Kota Sorong, Papua Barat.

Ada juga,
bantuan spandek untuk atap gereja oleh seorang jemaat setempat dan berbagai
partisipasi lainnya yang terhitung sudah berlangsung sejak 2010 lalu.

Tersendiri
dari 400 kepala keluarga yang juga merupakan jemaat GPM Ebenhaezer Tawiri
sendiri pun turut menyumbang dana yang tidak sedikit.

“Kami jemaat
GPM Ebenhaezer Tawiri ada 400 kk juga sumbang dana kalau tidak salah total
sebesar Rp465 juta untuk membeli keramik, plafon serta pintu dan jendela
gereja. Dana bantuan ini juga diketahui jemaat karena diumumkan melalui warta
jemaat,” bebernya, Jumat (4/2/2022).

Sementara itu, bantuan yang bersumber
dari dana aspirasi Anggota DPRD Provinsi Maluku Richard Rahakbauw juga
dikucurkan bagi pembangunan gereja Tawiri ini.

“Itu tahun 2019 lalu, Pak Richard
Rahakbauw ada bantu melalui dana aspirasi sebesar Rp450 juta. Kemudian pada
tahun 2021 juga beliau ada bantu Rp1 miliar juga melalui dana aspirasi Anggota
DPRD Maluku,” bebernya.

Namun sumber secara khusus menyoroti pengelolaan dan
penggunaan dana pemerintah ini yang dinilainya tak transparan. Bahkan ia
mengaku dirinya dan jemaat tidak pernah tahu sampai saat ini uang-uang itu
dipakai untuk apa karena tidak pernah disampaikan secara resmi ke jemaat.

Sumber pun menduga dana aspirasi miliaran rupiah itu telah
diselewengkan. 

“Kenapa saya menduga diselewengkan? Karena bangunan gereja
ini seharusnya sudah selesai. Tetapi karena pengelolaan anggarannya tidak jelas
maka semuanya terhambat sampai saat ini,” bebernya lagi.

Menanggapi itu, Ketua Majelis Jemaat GPM Tawiri Pdt. Tomas
Patinasarane selaku penanggung jawab panitia pembangunan yang dikonfirmasi
terkait adanya pernyataan jemaat langsung membantah hal itu.

“Seng (tidak) ada itu, sembarang itu, siapa yang bilang itu,”
bantahnya.

Pdt Tomas menegaskan bahwa informasi yang disampaikan itu
tidak benar soal dana aspirasi itu.

“Dana aspirasinya itu jelas pak. Karena kitong itu kan ada
tim verifikasi untuk melakukan verifikasi dan kemudian penggunaan anggaran itu
mesti dipertanggungjawabkan kepada majelis jemaat,” terangnya.

Tim verifikasi, lanjut Pdt. Tomas, melakukan verifikasi
sebanyak dua kali dalam setahun.

Terkait klaim jemaat bahwa pembangunan gereja terkesan jalan
ditempat, juga dibantahnya.

“Oh… tidak ada jalan ditempat itu, sementara kerja itu, bapak
lihat sendiri sementara dikerjakan. Sementara proses dan progresnya mantap
sekali. Bahkan kitong sudah arahkan untuk peresmian. Maret ini, kalau Tuhan
sayang, kita resmi. Siapa yang bilang terhambat, semua jalan,” tandasnya seraya
meminta agar wartawan dalam mendengarkan informasi harus dari sumber yang jelas.

Bendahara Panitia Pembangunan Gereja GPM Tawiri IH. M.
Lewerissa yang dikonfirmasi juga menyampaikan hal senada bahwa penggunaan dana
aspirasi yang masuk ke rekening panitia berjalan dengan baik.

Ia membenarkan jika pada 2021 lalu dana aspirasi dari Anggota
DPRD Maluku Richard Rahakbauw Rp1 miliar masuk ke rekening panitia gereja.
Karena ia yang ditunjuk sebagai bendahara panitia

“Dana itu juga kemudian dipakai untuk belanja tegel, plafon
dan bahan bangunan lainnya. Dan sampai hari ini semua proses berjalan dengan
baik,” bebernya.

Bendahara juga membenarkan, pada 2019 lalu juga ada dana
aspirasi dari Richard Rahakbauw yang masuk ke rekening panitia sebesar Rp450
juta.

“Benar, ada dana 450 juta yang masuk ke rekening panitia pada
tahun 2019 lalu. Dan buktinya ada semua,” sambungnya.

Bendahara juga mengklaim bahwa panitia pembangunan telah
diperiksa bagian pemeriksa keuangan belum lama ini terkait penggunaan dana
pembangunan gereja.

Untuk selebihnya, ia pun meminta wartawan untuk mengonfirmasi
langsung ke Pdt. Tomas selaku penanggung jawab.

(dp-16)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *