![]() |
Dr. Robert J. Betaubun, MM (tengah) |
Jayapura, Dharapos.com
Seluruh kepala sekolah yang berasal dari semua jenjang SD, SMP, SMA, SMK dan para ketua Program Paket A, B dan C se-kota Jayapura mengikuti kegiatan sinkronisasi data peserta Ujian Nasional yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Jumat (9/1).
Kegiatan yang dipusatkan di Aula SMK Negeri 2 Kota Raja, turut dihadiri Koordinator Ujian Nasional Provinsi Papua dan Papua Barat sifatnya sangat penting dan wajib diikuti seluruh kepsek dan operator serta ketua kelompok Paket A, B dan C.
Selain itu, hadir pula penyelenggara dari Dinas Pendidikan Provinsi Papua untuk sama-sama melakukan sinkronisasi data.
Kadis Pendidikan Kota Jayapura, Dr. Robert J. Betaubun, MM kepada sejumlah wartawan usai membuka kegiatan tersebut mengatakan sinkronisasi data UNAS tahun ajaran 2014/2015 perlu dilakukan karena pendaftaran peserta UNAS sudah di tutup sejak 31 Desember lalu secara nasional.
“Ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi ada peserta ujian yang tidak terakomodir sebagai peserta UNAS baik itu di program Paket A, B, C dan serta SD, SMP, SMA dan SMK,” terangnya.
Dijelaskan Betaubun, apabila peserta ujian tidak terinput/masuk dalam data peserta UNAS atau di separuh jalan ada siswa pindahan maka harus segera dilakukan kroscek, supaya dilakukan sinkronisasi dengan pihak
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di jakarta sehingga pada saat UNAS, data mereka tidak terlewati.
“Data telah di tutup pada tanggal 31 Desember dan data peserta UNAS untuk kota Jayapura sebanyak 13 ribu untuk semua jenjang sementara untuk program paket sekitar 400 peserta ujian,” jelasnya.
Pemerintah menetapkan sistem data ini diproses secara on line dan dari sisi tepat guna proses sangat cepat walaupun diakui Betaubun, masih ada kelemahannya.
“Limit waktu yang diberikan tanggal 31 Desember, dan semua data harus masuk lewat satu website Kementrian Pendidikan Nasional, sehingga hal ini sangat rentan terhadap permasalahan,” akuinya.
![]() |
Para peserta sinkronisasi |
Karena dalam waktu bersamaan seluruh peserta UNAS di Indonesia harus masuk dalam satu Website pada waktu yang sama pula sehingga dalam waktu tersebut ada yang masuk bersamaan ada yang tertahan namun ada juga yang harus menunggu.
“Misalkan peserta ujian yang di usulkan 450 dan karena waktu yang bersamaan dengan provinsi lain maka akan tertahan artinya data yang terbaca hanya 300 peserta, sedangkan 145 tidak terbaca. Hal ini yang perlu diantisipasi dari sekarang supaya kejadian tersebut tidak terjadi untuk peserta UNAS,” imbuhnya.
Lewat acara sinkroniasi tersebut, pihaknya telah perintahkan semua sekolah peserta ujian untuk menyiapkan data base baik itu bersifat soft copy maupun hard copy agar dilakukan koordinasi dengan Disdik Provinsi untuk segera dilakukan validasi bersama-sama.
“Terkait kemampuan operator, kita juga khawatir dari sisi human error nya sehingga dilakukan sinkronisasi agar tidak terjadi keterlambatan dan saat ini dilakukan persiapan karena waktunya sudah dekat,” tutup Betaubun.
(Harlet)