Buru, Dharapos.com
– Gubernur Murad Ismail didampingi Ketua TP-PKK Provinsi Maluku Widya Pratiwi
Murad beserta rombongan tiba di Bandar Udara Namniwel-Namlea Kabupaten Buru, Sabtu
(6/5/2023) pukul 08.30 WIT.
Gubernur dan
rombongan menggunakan pesawat reguler Wings Air dengan Nomor Penerbangan ATR
72-600.
Setibanya di
Namlea, Gubernur beserta Istri disambut oleh Penjabat Bupati Buru Dr.
Djalaludin Salapampessy, S.Pi, M.Si, dan dilanjutkan dengan prosesi pemakaian
Kain Lestari dan Kain Selempang, serta diiringi dengan Tarian Soya-soya.
Setelah itu,
Gubernur dan rombongan melanjutkan kunjungannya ke Desa Waetele, Kecamatan
Waeapo untuk melaksanakan kegiatan Tebar Benih Ikan Nila.
Dalam laporannya
Kepala Desa Aam Purnama menjelaskan kegiatan ini dilaksanakan di kawasan
ekowisata desa Waetele. Kemudian, memanfaatkan SDA airnya dari bendungan
Waetele yang mengairi 1000 hektar lahan sawah di desa itu dan Waekasar.
“Pada hari
ini akan menebarkan 1500 benih ikan dari 8000 benih ikan yang telah disiapkan,”
terangnya.
Kades juga
melaporkan, kondisi stunting di desa
Waetele ini nihil atau tidak ada dan benih ikan nila yang ditebar ini tujuannya
adalah untuk menjaga ketahanan pangan, sebagai tempat ekowisata pemulihan
ekonomi dikarenakan harga ikan di kecataman Waeapo mahal, dan ikan nila ini
merupakan salah satu sumber protein hewani sebagai pencegahan stunting.
Widya
Pratiwi Murad selaku Ketua TP-PKK sekaligus Duta Parenting Provinsi Maluku,
mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih karena kepala desa, beserta jajaran
dan Ketua PKK desa setempat karena sudah
melakukan beberapa contoh pencegahan stunting.
“Pencegahan
stunting tidak hanya melalui konsumsi makanan yang bergizi saja, tetapi juga
perlu diingat bahwa lingkungan yang sehat harus dijaga, kondisi alam, tanah
yang subur dan budidaya ikan disini sangat luar biasa, itu juga salah satu
upaya pencegahan stunting yang telah dilakukan, tetapi kepada kader posyandu
dan PKK harus rutin juga untuk pelayanan posyandunya,” terangnya.
Widya juga
menjelaskan bahwa untuk pencegahan stunting juga perlu dilakukan sosialisasi
untuk mengedukasi anak-anak remaja yang diwajibkan minum pil tambah darah,
selain itu ibu-ibu hamil juga harus diingatkan untuk mengonsumsi makanan
bergizi, seperti protein, sayuran, buah-buahan, dan saat melahirkan minimal 6
bulan pemberian asi eksklusif agar daya tahan tubuh anak data terjaga.
“Harus rajin
datang ke posyandu untuk melihat tumbuh kembang anak kita sampai 2 tahun dan
ini harus dijaga imunisasi, konsumsi makanannya, perlu adanya upaya pencegahan,
sehingga tidak aka nada lahir anak stunting ,saya mengapresiasi jika di desa
ini tidak ada stunting,” sambungnya.
Duta
Parenting Maluku ini juga, memberikan semangat agar tidak lalai dalam
penanganan stunting dan kualitas anak harus dijaga maksimal meskipun tidak
stunting, untuk mempersiapkan generasi emas dari Desa Waetele menjadi anak-anak
yang sejajar dengan anak-anak yang berada di luar Maluku.
“Saya mohon
kader PKK dan posyandu bisa aktif, serta rajin membaca dan mengupdate berita
tentang perkembangan stunting. Mudah-mudahan desa ini menjadi contoh bagi
desa-desa lain yang masih ada stuntingnya, karena stunting ini adalah tugas
bersama,” tutupnya.
Turut hadir,
Sekda Maluku Sadli Ie didampingi istri, Forkopimda Kabupaten Buru, Sekda Buru, pimpinan
OPD Lingkup Pemprov Maluku dan Kabupaten Buru, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat,
Tokoh Pemuda, Kader Posyandu dan Kader PKK desa Waetele, beserta pihak terkait
lainnya.
(dp-19)