Daerah

Hadiri Konfercab VI GMNI Malra, Ini Pesan Bupati Hanubun

24
×

Hadiri Konfercab VI GMNI Malra, Ini Pesan Bupati Hanubun

Sebarkan artikel ini

Bupati Hanubun Konfercab VI GMNI Malra
Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun

Langgur, Dharapos – Bertempat di Hotel Syafira, Sabtu (19/9/2020) Bupati M. Thaher
Hanubun menghadiri kegiatan Konferensi Cabang VI Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia (GMNI) Maluku Tenggara (Malra).

Dalam sambutanya Bupati berharap kegiatan konfercab GMNI ini
dapat menghasilkan keputusan strategis.

“Yang tentunya diharapkan akan berdampak pada penguatan
kapasitas organisasi demi kemajuan Maluku Tenggara yang kita cintai,” harapnya.

Bupati mengakui, GMNI dewasa ini diperhadapkan pada
tantangan mempertahankan Pancasila sebagai Ideologi yang mempersatukan dalam
pluralitas bangsa.

“Dalam hal ini adalah bagaimana mewujudkan wajah fisik
organisasi yang mencirikan nasionalisme sejati dalam pemikiran kaum muda dan
semangat Marhaenisme yang diajarkan Bapa Bangsa kita, Guru Bangsa kita,
Proklamator kita Soekarno,” akuinya.

Marhaenisme itu sendiri, lanjut Bupati, mengusung faham yang
mengedepankan kesederhanaan sebagai ciri kaum lemah yang termarjinalkan oleh
kemajuan jaman, namun mengambil posisi sebagai mayoritas dalam tatatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam keadaan ini, GMNI harus menyadari eksistensinya, bahwa
diperlukan suatu orientasi baru dalam melihat persoalan Bangsa dan Negara serta
persoalan-persoalan kemanusiaan yang menuntut komitmen persatuan dalam kemajemukan.

Orientasi baru tersebut menempatkan GMNI untuk berpikir jauh
melebihi kelompoknya sendiri, sehingga dapat menjangkau seluruh bangsa dimasa
kini dan masa yang akan datang.

“Presiden Soekarno mengatakan Negara ini, Republik
Indonesia, bukan milik kelompok manapun, juga agama, atau kelompok etnis
manapun, atau kelompok dengan adat dan tradisi apa pun, tapi milik kita semua
dari Sabang sampai Merauke,” cetusnya.

Dalam hal ini, Presiden Soekrano mau mengatakan kepada seluruh
rakyat Indonesia bahwa Nasionalisme adalah sebuah kekuatan dahsyat yang akan
membawa bangsa ini lebih bermartabat.

“Jas Merah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”

“Jas Merah itu adalah GMNI, Jas Merah itu adalah kita semua.
Maka buktikanlah bahwa Jas Merah tidak akan melupakan sejarah berdirinya bangsa
ini diatas Nasionalisme yang kuat. Jas Merah itu adalah Marhaen dan Marhaenisme
Zaman Now, harus mendapat sentuhan pengetahuan Teknlogi Informasi, sehingga ajaran
Marhaenisme tidak akan lekang oleh Zaman dan mampu bertahan di era Revolusi
Industri 4.0,” tegasnya.

Bupati menekankan pula bahwa Marhaenisme harus mampu
bersaing dengan Ideologi sekularisme yang lain.

Maluku Tenggara, sambung dia, saat ini  diperhadapkan pada tantangan politik identitas.
Hal ini memang penting, tetapi lebih penting lagi adalah politik yang santun, bermartabat,
saling menghargai, saling menopang untuk kemaslahatan banyak orang.

“Kita adalah satu. Satu bahasa dan satu suku, sekalipun
berbeda agama. Anda ke gereja, saya ke masjid, tapi kita semua berpijak di
tanah yang sama, yakni Tanah Evav. Kita Satu Evav, Evav untuk kita semua,”
tandasnya.

Bupati menyinggung pula pernyataan Presiden Soekarno
“Jikalau aku misalnya diberikan dua hidup oleh Tuhan, dua hidup ini pun
akan aku persembahkan kepada tanah air dan bangsa”.

“Hal inipun saya lakukan, lebih dari 20 tahun saya terus berjuang,
bukan untuk mendapatkan kekuasaan semata, melainkan lebih dari itu, untuk
membuktikan kepada semua orang bahwa seluruh hidup saya, saya persembahkan
untuk Larvul Ngabal yang saya cintai. Untuk menciptakan keadilan dan pemerataan.
Kei Besar harus merasakan hal yang sama dirasakan oleh Kei Kecil. Itu tujuan hidup
saya, sehingga apapun akan saya pertaruhkan untuk Evav yang saya cintai ini,”
tegasnya lagi.

Bupati menambahkan, GMNI memerlukan kader-kader organisasi
yang tangguh, disiplin dan berdedikasi.

“Saya mengharapkan GMNI dapat lebih memperhatikan
pembentukan karakter kader-kadernya sehingga benar – benar mampu melihat,
menganalisa serta menyikapi tantangan bangsa dan daerah tercinta dalam menghadapi
isu pluralism,” harapnya.

Semangat Marhaen adalah semangat ketulusan. Semangat ini
adalah semangat yang diharapkan merasuki seluruh GMNI.

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru
dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia,”
pungkasnya.

Turut hadir, jajaran Forkopimda, pimpinan dan anggota DPRD
Malra, pimpinan OPD, OKP dan pengurus.

Terpantau kegiatan dari awal sampai akhir berjalan degan
baik.

(dp-52)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *