Daerah

Hadiri Ritual Adat Pemasangan Sasi di Kei Besar, 3 Tokoh Agama Sampaikan Harapannya

43
×

Hadiri Ritual Adat Pemasangan Sasi di Kei Besar, 3 Tokoh Agama Sampaikan Harapannya

Sebarkan artikel ini

3 Tokoh Agama Hadiri Sasi di Kei Besar
Uskup Keuskupan Amboina Mgr. Seno Ngutra (kiri), Ketua MUI Maluku Abdullah Latuapo (tengah) dan Ketua Klasis GPM Wilayah Kei Besar Hengky Siahaya (kanan)

Elat, Dharapos.com – Tiga tokoh
agama menghadiri ritual adat Pemasangan Sasi Bagi Masyarakat yang difasilitasi Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara (Malra) pasca terjadinya konflik sosial beberapa
waktu yang lalu di Kecamatan Kei Besar.

Ritual yang berlangsung di Elat, Kecamatan
Kei Besar, Sabtu (17/12/2022) ini merupakan larangan bagi siapa saja masyarakat
Malra umumnya dan khususnya pada wilayah Kei Besar guna mencegah terjadinya pertikaian
dan kerusuhan yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga tokoh agama tersebut yakni
Ketua Klasis Kei Besar, Uskup Keuskupan Amboina dan Ketua MUI Maluku.

Kehadiran mereka pada kegiatan
yang sakral itu sekaligus menyampaikan harapan dan doa agar masyarakat
Kabupaten Maluku Tenggara umumnya dan Kecamatan Kei Besar khususnya selalu ada
dalam bingkai Ain ni Ain.

Uskup Keuskupan Amboina Mgr. Seno
Ngutra mengaku sebagai anak Kei Besar menangis menanggapi peristiwa konflik yang
terjadi belum lama ini.

“Kita perlu menangisi
kebodohan dan kesalahan kita, karena tidak ada yang menang dalam sebuah perang
ataupun konflik pada saat ini,” ungkapnya sedih.

Uskup Seno menilai adanya sikap yang
telah melupakan adat istiadat sehingga kemudian memicu  terjadinya pertikaian di wilayah Kei Besar selama
ini paling aman.

Maka hari ini, ia meminta warga mengingat
kembali betapa indahnya hidup bersaudara.

“Apa yang terjadi adalah
sebuah kesalahan, namun Tuhan tidak melihat berapa kali anda jatuh, melainkan
Tuhan mau melihat bagaimana anda bangkit dan berjalan kembali. Maka hari ini,
kita di wilayah ini harus bangkit dan kembali berjalan bersama-sama sebagai
orang bersaudara di Kei Besar,” tandasnya.

Harapan yang sama disampaikan Ketua
MUI Maluku Abdullah Latuapo.

“Apa yang kita lakukan bersama
Pemda saat ini adalah niat yang suci dan mulia untuk membangun kembali
kesadaran untuk memperbaiki kehidupan persaudaraan kita di wilayah Kei Besar. Karena,
pada hakikatnya, kita umat manusia tanpa pandang bulu adalah satu, kita semua
bersaudara, sekalipun agama yang kita anut berbeda,” tandasnya.

Abdullah menegaskan pula bahwa agama
Islam sendiri telah mengajarkan cintailah orang lain tanpa pandang bulu.

“Karena sebagaimana engkau
mencintai dirimu sendiri, jadi janganlah bertikai atapun saling membunuh,”
tegasnya.

Ketua Klasis GPM Wilayah Kei
Besar Hengky Siahaya juga menyampaikan harapannya.

“Hari ini kita semua
berkumpul disini adalah untuk mencari persaudaraan dan kedamaian. Oleh karena
itu, marilah kita menjaga tanah ini, menjaga nilai luhur yang telah diturunkan
oleh para leluhur kita yakni Ain ni Ain (kita adalah satu), dan juga perlu
menjaga kedamaian yang diajarkan semua agama,” harapannya.

“Mari hargai dan jaga
persaudaraan, kebersamaan dan toleransi, sebagaimana yang telah diwarisi oleh
para leluhur kita dan ajaran agama kita masing-masing,” pungkasnya.

(dp-52)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *