PAPUA

Hak Personel Black Brothers Dan Manajemen Sudah Dibayar Lunas

17
×

Hak Personel Black Brothers Dan Manajemen Sudah Dibayar Lunas

Sebarkan artikel ini

Papua, Dharapos.com
Konser grup musik legendaris Black Brothers meninggalkan kesan yang kurang baik bagi manajemen PT. Deman Adhi Pratama (DAP)  terkait dengan pembayaran hak personel grup musik legendaris asal Papua itu, usai menghibur masyarakat Papua di malam puncak HUT Kota Jayapura ke 105 di taman Imbi, Jayapura (7/3) lalu.

konser black brothers di Ja
Black Brother saat tampil pada Hut Kota Jayapura

Ketua Panitia HUT Kota Jayapura ke 105, Frans Pekey mengatakan bahwa ada hak untuk personil dan juga ada hak untuk manajemen namun pihak panitia enggan memberikan komentar kepada pembayaran honor Black Brothers itu diberikan.

Lebih lanjut, ditegaskannya, panitia HUT Kota Jayapura ke 105 sudah melaksanakan kewajibannya dengan melakukan pembayaran honor grup band legendaris ini dan sudah tidak ada masalah.

“Iya  itu sepengetahuan mereka (manajemen-red). Jadi  yang punya kepentingan untuk melakukan pembayaran telah dilakukan dengan sepengetahuan mereka. Uang sudah diserahkan bahkan sudah dibagikan kepada personil maupun manajemen,” tegas Pekey, saat dihubungi via seluler, belum lama ini.

Dikatakan, pihaknya tidak mau berkomentar siapa yang menerima uang Rp.450 juta, karena hal itu bersifat teknis dan hanya diketahui Panitia HUT Kota Jayapura dan Black Brothers.

“Sudah itu, semua telah dilaksanakan berdasarkan haknya masing-masing. Semua diatur dalam MoU, kita telah selesaikan. Terpenting saat ini, acara Hut telah sukses. Persoalan yang ditanyakan itu bersifat teknis saja, sehingga pada prinsipnya itu seusai dengan MoU atas sepengetahuan masing-masing pihak proses begitu,”jelas Pekey.

Seperti diketahui, Konser akbar grup band legendaris Black Brothers di Kota Jayapura pada hari Sabtu malam (7/3) ternyata berbuntut masalah, pasca diduga belum dibayarkan vee atau honor beberapa personil yang ikut membantu suksesnya konser yang dihadiri ratusan ribu warga Kota Jayapura itu.

Bahkan  kabarnya beberapa taksi rental dan juga biaya makan grup band selama empat hari berada di Jayapura juga belum dibayar. Padahal dikabarkan panitia lokal telah menyetor Rp. 450 juta yang diterima istri David “Humbelo” Rumagesa.

Sebelumnya, pimpinan manajemen PT. Deman Adhi Pratama (DAP), Marthinus Torip, S.Sos yang menerima kuasa sebagai Manager dalam rangka pementasan grup musik legendaris Black Brothers di Tanah Papua, mengancam akan memperkarakan  Ekawatty Suyud yang juga istri dari gitaris Black Brothers David Humbelo “Rumagesa”.

Dikatakannya, pihak PT. DAP meminta kepada Ekawatty Suyud agar segera menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Papua lewat media baik cetak maupun elektronik karena telah menyinggug status manajemen PT. DAP terkait dengan pelaksanaan konser akbar grup legendaris Black Brothers di tanah Papua.

“Jadi, perlu diketahui  bahwa tertanggal 22 Mei  2014 lalu, David Humbelo “Rumagesa” memberikan kuasa guna melaksanakan pementasan musik Black Brothers di Papua kepada saya (Mathius Torip) sebagai pimpinan PT. Deman Adhi Pratama, dan kami sendiri telah melaksanakan pementasan tersebut pada perayaan 17 Agustus di Kabupaten Boven Digoel dan pada perayaan HUT Kota Jayapura ke 105 tahun 2015, kedua kontrak ditandatangani di bawah bendera PT. DAP,” tegas Marthinus Torip dalam rilis yang diterima media ini, Senin (16/3).

Dalam rilisnya, Torip menjelaskan, usai konser di malam puncak HUT Kota Jayapura ke 105, Sabtu (7/3) beberapa waktu lalu ada statement yang disampaikan Ekawatty Suyud mengklaim bahwa dirinya yang menjadi Manager pelaksaan pementasan grup musik Black Brothers di Papua bukan PT. Deman Adhi Pratama di bawah pimpinan Mathius Torip.

“Saya pribadi tidak mau menuntut soal kerugian, hanya permintaan maaf dari Ibu Watty, tetapi hal ini tidak pernah digubris oleh beliau, untuk itu terkait nama baik PT. DAP akan mengajukan tuntutan hukum guna mengganti biaya yang telah dikeluarkan selama ini,” tegas Marthinus.

Untuk diketahui, konser akbar grup band legendaris Black Brothers di Kota Jayapura pada hari Sabtu malam (7/3) ternyata berbuntut masalah, pasca diduga belum dibayarkan fee atau honor beberapa personil yang ikut membantu suksesnya konser yang dihadiri ratusan ribu warga Kota Jayapura itu.

Bahkan  kabarnya beberapa taksi rental dan juga biaya makan grup band selama empat hari berada di Jayapura juga belum dibayar. Padahal dikabarkan panitia lokal telah menyetor Rp. 450 juta yang diterima istri David “Humbelo” Rumagesa.

Lebih lanjut, dijelaskannya, saat ini PT. DAP tengah melakukan rencana persiapan kedatangan Black Brothers di Timika guna memeriahkan HUT Kabupaten Mimika.

“Oleh Ketua Panitia Penyelenggara hari Rabu besok kami akan diundang untuk membicarakan perihal konser Black Brothers di Timika,”katanya.

Sebelumnya, kata Torip, pihak penyelenggara berkoordinasi dengan Ibu Watty namun setelah mengetahui adanya hitam diatas putih antara PT. DAP dan David Humbelo maka penyelenggara akan mengundang pihak PT. DAP langsung untuk membicarakan perihal masalah ini.

“Kontrak di Boven Digul, Kontrak di Jayapura semua atas nama manajemen PT. DAP sehingga apabila kami mengetahui bahwa ada pihak-pihak yang menggunakan bendera kami untuk melakukan kontrak atas nama Black Brother’s di Papua maka kami akan membawa hal ini ke jalur hukum, kuasa yang diberikan kepada PT. DAP juga langsung ditandatangani oleh suami Ibu Watty sendiri yang juga salahsatu personil grup Black Brothers David Humbelo,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara HUT Kabupaten Timika, Demi Katiop menyatakan bahwa persiapan HUT Kabupaten Timika dan penyelenggaraan Konser Musik Black Brother’s sudah siap.

Terkait dengan kisruh manajemen PT. DAP dan Ibu Watty sendiri, kata Katiop, Rabu besok (18/3) pihaknya langsung akan bertemu dengan PT. DAP dan Ibu Watty untuk membicarakan konser Black Brother’s di Timika.

“Iya kami sudah mengetahui hal ini dan agar tidak kisruh kami juga akan langsung mengundang kedua belah pihak hari Rabu besok untuk mencari tahu perihal masalah ini,” kata dia, dibalik telepon selulernya.
 
(Piet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *