Jayapura, Dharapos.com
Sebagai ibukota Provinsi Papua, Kota Jayapura banyak dihuni penduduk yang heterogen dengan latar belakang suku, adat dan budaya yang berbeda dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Bahkan guna membangun hubungan dan membina silaturahmi antara sesama, masing-masing komunitas membentuk paguyuban-paguyuban.
Di momen menjelang HUT kota Jayapura yang ke 105 tahun ini, melalui even Karnaval Budaya Nusantara, mereka menampilkan keistimewaan adat dan budaya asal daerahnya yang dilepas Walikota Jayapura, Dr. Benhur Tommi Mano, MM, Selasa (3/3) dari taman Imbi dan finish di depan Mal jayapura.
Walikota menyampaikan apresiasinya dan ucapan terima kasih kepada seluruh paguyuban yang telah turut terlibat guna memeriahkan HUT Kota Jayapura yang ke 105 tahun.
“Walau berada di kota Jayapura, mereka tidak pernah melupakan adat istiadat daerah asalnya, sehingga hal ini bisa dipertontonkan bagi warga kota Jayapura dan yang paling penting harus dipertahankan. Karena dengan budaya dari daerah masing-masing akan memperkuat Budaya nasional,” cetusnya, kepada Dharapos.com, di depan Mal Jayapura.
Selain itu juga, lanjut orang nomor satu di ibukota Provinsi Papua ini, seluruh paguyuban yang mendiami Port Numbay juga sangat peduli sehingga menunjukkan bahwa kota Jayapura sebagai kota yang heterogen.
“Ini akan menjadi modal dan kekuatan yang besar untuk membangun Jayapura ke depan. Karena suku, agama, budaya dan etnis yang berbeda jikalau bersatu maka kota ini akan menjadi kota yang lebih maju di timur Indonesia dan ini sesuai dengan motto kita, satu hati untuk membangun kota bagi kemuliaan Tuhan,” lanjutnya.
Sehingga ke depan juga akan tercipta kedamaian, ada ketenteraman, persatuan dan kesatuan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kota, Bernard Fingkrew menambahkan, pesta budaya yang digelar saat ini akan dikembangkan untuk menjadi ikon kota setiap tahun.
“Kegiatan di tahun sebelumnya digelar di pinggiran pantai Hamadi namun tahun ini di pindahkan di pusat kota,” terangnya.
Karnaval budaya tersebut, sambung Fingkrew, di ikuti 19 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
(Harlet)