Daerah

Kabag Ops Polres MTB Bantah Aniaya Warga

17
×

Kabag Ops Polres MTB Bantah Aniaya Warga

Sebarkan artikel ini
Kompol Sebastian Melsasail
Kompol. Sebastian Melsasail

Saumlaki, Dharapos.com
Beberapa hari terakhir, masyarakat MTB diguyon kabar tak sedap jika salah satu petinggi berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) di jajaran Polres MTB menganiyaya salah satu warga desa Olilit – Kecamatan Tanimbar Selatan.

Bahkan informasi tersebut juga ramai menjadi perbincangan di media sosial alias Medsos.

Diceriterakan bahwa oknum anggota polisi yakni Kompol. Sebastianus Melsasail yang juga Kabag Ops Polres MTB ini menganiaya tetangganya sendiri yakni Titus hanya karena persoalan sepele.

Setelah itu, korban di masukan didalam tahanan Polres MTB selama 24 jam lamanya meskipun korban telah babak belur di hajar Melsasail.

Sumber Dhara Pos mengakui, sempat bertemu dengan sang korban yang pekerjaannya sebagai pegawai honorer di salah satu SKPD di lingkup Pemkab MTB.

Korban dengan deraian air mata, mengaku tak berdaya untuk melanjutkan proses ini kepada atasan Polri, oleh karena pelaku memiliki pengaruh dan berpangkat besar di Polres MTB.

Selain itu sumber juga sempat mengutip pernyataan korban yang mengaku takut jika diproses hukum, oleh karena jika demikian maka akan menambah lagi dendam sang Kompol bagi dirinya dan keluarganya.

Oleh karena itu sumber meminta dukungan semua pihak untuk melaporkan persoalan tersebut ke pimpinan Polri di Maluku agar persoalan tersebut bisa ditangani.

Menanggapi hal tersebut, Kompol. Sebastianus Melsasail yang ditemui Dhara pos di sela-sela kegiatan Simulasi pengamanan Pilkada Maluku Barat Daya (MBD) oleh jajaran Polres MTB di Lapangan Mandriak – Saumlaki, Minggu (23/8) mengaku terkejut dengan tudingan warga tersebut.

Atas informasi yang tidak benar itu, Melsasail pun memilih untuk menceriterakan kronologis kejadian yang sebenarnya.

Dia menjelaskan bahwa penjelasan yang disampaikannya itu, bukan bermaksud untuk membela diri atau membuat pembenaran atas dirinya, melainkan sejujurnya klarifikasi yang disampaikannya tersebut merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh masyarakat agar menjadi pelajaran berharga untuk ke depan tidak menuding orang lain secara sepihak, tanpa mengetahui penyebab, serta fakta yang terjadi karena hal tersebut merupakan fitnah dan tentunya merupakan perbuatan dosa.

Melsasail mengawali kronologis kejadian tersebut dengan penjelasan jika antara dia dan Titus serta istrinya masih saudara sepupu atau memiliki hubungan pertalian darah, dimana jarak rumahnya masih berdekatan, termasuk dalam kehidupan sehari-hari Melsasail selalu memberikan bantuan bagi keluarga Titus seperti layaknya hubungan ade dan kakak.

Titus yang usianya kira-kira 40 an tahun itu diduga kuat bertengkar dengan istrinya akibat persoalan sepele yakni akibat kehilangan uang saat dibawa anaknya berbelanja di Saumlaki.

“Hari Sabtu 15 Agustus kemarin, kurang lebih limit waktu jam 8 malam hingga setengah sembilan begitu, saya dari rumah sakit dan dalam perjalanan melewati jalan depan rumah mereka, kurang lebih 300 meter dari kejauhan, saya melihat ada orang yang telah tergelat di jalan. Saya pikir jangan sampai ada yang mabuk usai mengonsumsi miras dan tidur di jalan. Padahal sewaktu saya mendekat, ternyata yang terkapar disitu adalah adik sepupu saya yang adalah istrinya Titus,” ceriteranya.

Melsasail kemudian memanggil Titus yang juga telah dilihat pula oleh warga yang mulai berdatangan. Titus saat dipanggil keluar oleh salah satu warga, serentak menyampaikan kepada Melasasil jika dia membiarkan istrinya tergeletak di jalan raya sehingga bisa mati secepatnya.

Titus yang saat itu mabuk usai mengkonsumsi minuman keras alias miras, mengakui pula jika istrinya terkapar di jalan raya oleh karena dihajarnya (dipukul oleh Titus sang suami-red) akibat kehilangan uang sekitar Rp. 150.000, yang dihilangkan oleh anaknya saat disuruh berbelanja ke Saumlaki beberapa jam sebelumnya.

Melsasail mengaku jika dirinya sempat menegur dan berpesan kepada Titus agar tidak perlu melakukan hal seperti itu, bahkan sebagai pertolongan pertama bagi istrinya Titus yang tengah pingsan di jalan raya, Melsasail telah meminta pertolongan salah satu tenaga medis yang rumahnya tidak jauh dari TKP untuk melakukan pertolongan pertama sekaligus menghantar korban ke RS.

Meskipun demikian, Titus tidak menghiraukannya. Ia malahan berupaya berlari mengejar anaknya dengan se batang kayu untuk memukulnya.

Saat itulah Melsasail dan warga berupaya mengamankan dan menenangkan Titus namun karena Titus terus membantah maka sebagai bentuk peringatan, Melsasail pun menghardik Titus sebanyak 3 kali, serta meminta bantuan dari SPKT Polres untuk mengamankan yang bersangkutan.

“Sambil berdiri dengan HT, beta minta bantuan ke SPKT dan ternyata pa Wakapolres juga terima dan pa Wakapolres juga perintah SPKT untuk percepat bantuan. Nah sementara beta panggil bantuan, anaknya datang dan karna Titus ini melihat anaknya datang, maka dia langsung mengejar anaknya ini dan mau pukul dia, saat itu semua warga di situ menyaksikan langsung. Beta langsung lari mengejar dia dan memegang dia dengan cara mengunci tangan dan kepalanya begini pak,” jelas Melsasail sembari memperagakan cara mengamankan pelaku seperti lazimnya dilakukan oleh aparat Polri dalam penangkapan.

Dalam hal penanganan di SPKT, Melsasail mengaku jika pihak SPKT hanya menahan Titus di pos SPKT sambil menunggu keputusan istrinya untuk dilanjutkan proses hukum ataupun tidak, oleh karena saat itu istrinya masih dirawat di RS. Namun kemudian, Titus pun harus dipulangkan keesokan harinya berdasarkan permintaan istrinya sehingga persoalan tersebut tidak ditindaklanjuti lagi.

Berdasarkan kronologis yang diceritakannya, Melsasail mengaku siap diproses hukum, jika masyarakat, termasuk para saksi yang menyaksikan secara langsung di TKP, berkesimpulan bahwa klarifikasinya ini salah atau semata-mata hanya membenarkan diri.

Melsasail mengaku, bahwa semenjak kejadian malam itu, dirinya belum mengetahui dengan pasti seperti apa kondisi keluarga Titus, oleh karena semakin sibuk dengan kegiatan jelang HUT RI maupun persiapan dan latihan-latihan personil Polres MTB dalam mengikuti simulasi pengamanan Pilkada MBD.

Sebagai seorang kakak, Melsasail berjanji akan bertemu dengan Titus untuk meminta maaf, jika tamparan dalam bentuk didikan saat itu seolah-olah dinilai sebagai bentuk penganiyayaan.

Hal ini dia lakukan oleh  karena selama ini, hubungan keakraban dan kekeluargaan mereka (Melsasail dengan Titus) terbilang sangat bak dan tidak ada dendam seperti yang diisukan di medsos.

(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *