![]() |
Direktur SNEI Mudafarsyah Leisubun, SH |
Langgur, Dharapos.com – Direktur
Sahabat Nuhu Evav Institute (SNEI) Mudafarsyah Leisubun, SH mengecam keras
pemberitaan oleh media lokal Evav News dengan judul berita “Alamak!! Beredar
Foto Pimpinan SKPD Bagi-bagi Duit di Ruang Kerja Bupati Malra” yang di rilis Rabu
(10/2/2021).
“Isi beritanya tak berbobot sama
sekali. Dari judul berita, dan beberapa isi serta narasi pemberitaan terkesan hanya
bertujuan membuat kegaduhan dan menjatuhkan Bupati Maluku Teggara M. Thaher Hanubun
serta beberapa orang yang fotonya berada dalam pemberitaan tersebut,” kecamnya,
Kamis (11/2/2020).
Parahnya lagi, sambung Leisubun, pemberitaan
ini sama sekali tak mengusung ruang hak jawab dan koreksi sebagai mana diatur
dalam UU No 40 Tahun 1999 Tentang Pers
Olehnya itu, ia mendesak Dewan Pers
atau organisasi pers yang berada di Provinsi Maluku dan Maluku Tenggara agar
menegur media tersebut.
Leisubun menilai pemberitaan
tersebut telah mencoreng nama baik pers sebagai kekuatan alat pengontrol dan
nama baik insan pers yang telah di nobatkan sebagai pilar keempat demokrasi
atau dikenal dengan fourth estate, serta merusak peradaban literasi di bumi
Larvul Ngabal dan mendegradasi demokrasi Indonesia khususnya di Malra.
“Menurut saya, pers tidak
hanya memiliki fungsi monitoring, namun juga haruslah memiliki fungsi mendidik
sehingga seimbang dalam penerapan pemberitaan,” tegasnya.
Apa lagi, lanjut Leisubun, sekarang
ini negara, pers, pemuda, mahasiswa dan seluruh elemen sedang memerangi berita hoax
yang beredar.
“Lalu tiba-tiba muncul pemberitaan
oleh Evav News yang muatannya sangat bertolak belakang dengan kampanye dan
gerakan anti hoax,” bebernya.
Leisubun juga menekankan bahwa UU
Pers juga membuka ruang terkait dalam hal memantau dan melaporkan analisa
mengenai pelanggaran hukum, etika, dan kekeliruan teknis pemberitaan sebagai
mana tertuang dalam Pasal 17 Ayat 2A Tentang Peran Serta Masyarkat.
Untuk itu, ia mengajak seluruh
masyarakat untuk tidak cepat mengkonsumsi informasi mentah-mentah namun harus
disaring terlebih dahulu, dan tidak mudah terprovokasi oleh opini yang
menyesatkan sebab itulah yang diinginkan oknum yang terbiasa dengan budaya hidup
memfitnah.
“Mari sama-sama kita perangi hoax
sebab musuh kita bersama adalah hoax dan pihak-pihak pemfitnah yang mnginginkan kegaduhan
dan perpecahan,” pungkasnya.
(dp-52)