Berita Pilihan Redaksi

Kegiatan hulu migas ciptakan multiplier effect bagi perkembangan daerah

24
×

Kegiatan hulu migas ciptakan multiplier effect bagi perkembangan daerah

Sebarkan artikel ini
Media gathering Aston5
Pengamat Migas Papua Barat DR. Stepanus Malak, Drs, M.Si saat menyampaikan materi pada acara Media
Gathering yang diselenggarakan  SKK Migas dan KKKS Wilayah Pamalu , di Kota Ambon, Rabu (23/5)

Ambon, Dharapos.com
Kehadiran industri hulu minyak dan gas bumi (migas) di suatu daerah tidak hanya memberikan manfaat langsung berupa dana bagi hasil migas.

Melainkan juga memberikan manfaat tidak langsung dengan mendorong tumbuhnya perekonomian di kawasan sekitar wilayah operasi.

Hal ini mengemuka dalam acara Media Gathering yang diadakan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) Wilayah Papua dan Maluku (Pamalu), di Kota Ambon, Rabu (23/5).

Pengamat Migas Papua Barat DR. Stepanus Malak, Drs, M.Si, mengatakan Kota dan Kabupaten Sorong merupakan suatu contoh adanya multiplier effect industri hulu migas dalam mengembangkan suatu daerah.

“Fakta menunjukkan bahwa sumber energi minyak dan gas bumi telah membawa perubahan peradaban baru bagi Kabupaten Sorong dan sekitarnya,” ungkapnya.

Dikatakan Malak, kegiatan survei seismik di sekitar Sorong telah dimulai sejak 1935, sebelum Indonesia merdeka dan struktur pemerintahan terbentuk di kawasan tersebut.

Setelah adanya satu investasi dari industri hulu migas akan diikuti dengan investasi-investasi berikutnya baik dari sektor pendukung hulu migas, maupun sektor-sektor lain yang berkembang seiring dengan berkembangnya kawasan tersebut.

Media gathering Aston2
Kepala SKK Migas Pamalu A. Rinto Pudyantoro

Hal inilah yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

“Kesejahteraan meningkat seiring dengan berputarnya roda perekonomian yang berasal dari tumbuhnya industri-industri baru di Sorong,” sambung Malak.

Mengingat strategisnya peran sektor hulu migas bagi perkembangan sebuah daerah, ia pun mengharapkan Pemerintah daerah dapat mendukung kegiatan seperti itu di daerah masing-masing.

Bentuk-bentuk dukungan yang dapat diberikan antara lain mempermudah perizinan, menyiapkan aturan yang dapat mendukung, berperan aktif dalam penyelesaian permasalahan di lapangan, dan membuat kebijakan tentang dana bagi hasil migas bagi masyarakat di Ring 1.

“Pemerintah daerah harus berikan kemudahan, jangan mempersulit. Kalau kita semangat, perusahaan migas juga akan semangat,” tukasnya.

Acara media gathering juga menghadirkan narasumber akademisi dari Universitas Islam Indonesia
(UII) Yogyakarta, Listya Endang Artiani, SE, M.Si, CSRS.

Menurutnya, kegiatan hulu migas setidaknya industri hulu migas Indonesia menciptakan tiga proses multiplier effects pada perekonomian regional dan nasional.

“Tiga hal tersebut merupakan dampak langsung, tidak langsung dan dampak induksi,” rincinya.

Media gathering Aston3
Foto bersama seusai penyerahan cendera mata

Dampak langsung merupakan dampak yang dirasakan oleh operator migas dan provider layanan migas.

Sedangkan dampak tidak langsung merupakan dampak yang menggerakkan sektor transportasi, industri hilir, informasi, teknologi dan lainnya.

Sementara, dampak induksi merupakan dampak positif industri hulu migas bagi sektor utilitas, infrastruktur, keamanan nasional, dan lainnya.

“Pola dampak aktivitas industri hulu migas pada perekonomian daerah idealnya dilihat secara historis, yaitu sebelum operasi, pada saat operasi, dan setelah operasi berakhir,” ujar Listya.

Ditambahkannya, besaran kuantitatif multiplier effect dari kehadiran industri hulu migas di daerah dapat dihitung dengan modelling ekonomi.

Kepala SKK Migas Pamalu A. Rinto Pudyantoro mengatakan industri hulu migas memang harus lebih banyak berkomunikasi dengan publik mengenai kiprah dan kontribusinya bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi.

“Kita harus mencatat apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu dan dari catatan itu, kita bisa mengevaluasi apa-apa yang bisa kita perbaiki ke depannya,” cetusnya.

Dalam kegiatan tersebut juga diumumkan bahwa SKK Migas dan Kontraktor KKS Pamalu akan mengadakan Lomba Karya Tulis Jurnalistik bagi jurnalis di Wilayah Pamalu.

Media gathering Aston
Sesi foto bersama seusai kegiatan Media Gathering

Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan Pamalu, Galih W. Agusetiawan, mengatakan media gathering ini merupakan satu dari serangkaian kegiatan.

Sebelumnya pada tanggal 11 Mei 2018 telah dilakukan field trip ke wilayah operasi di Bula dan Seram.

“Kegiatan kedua adalah media gathering yang dilaksanakan hari ini,” ungkapnya.

Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah Lomba Karya Tulis Jurnalistik dan Penyusunan Buku Memoir yang menceritakan kiprah beberapa Kontraktor KKS Wilayah Pamalu yang kontraknya akan segera berakhir.

“Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk memperbanyak informasi publik terkait kegiatan hulu migas di wilayah Papua dan Maluku,” ujar Galih.

Pada hari yang sama, SKK Migas dan Kontraktor KKS juga mengadakan acara buka puasa bersama dengan jurnalis dan pemangku kepentingan Provinsi Maluku.

Keesokan harinya, Kamis (24/5), SKK Migas dan Kontraktor KKS akan mengadakan kegiatan Migas Corner dan Kegiatan Kuliah Umum di Universitas Pattimura.


(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *