![]() |
Para peserta pelatihan jurnalistik |
Langgur, Dharapos.com
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Mutiara Tual, Ir. Hi. Idris Renwarin, M.Si menyatakan apresiasinya atas terselenggaranya pelatihan jurnalistik yang berlangsung selama tiga hari, 20-23 Februari 2015.
Pelatihan tersebut melibatkan para peserta dari sejumlah perguruan tinggi yang ada di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.
“Kegiatan seperti ini perlu untuk terus ditingkatkan. Mengapa? Karena dimana-mana, media itu berperan melalui berbagai pemberitaan baik melalui media cetak, elektronik maupun online atas peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat,” ungkapnya, Kamis (20/2).
Dikatakan Renwarin, bersih dan kotornya dunia ini semuanya ada di media. Karena, ketika media
memublikasikan sesuatu baru diketahuilah fakta yang sebenarnya.
“Makanya saya himbau kepada seluruh adik-adik mahasiswa dari perguruan tinggi mana saja agar perlu mengikuti kegiatan pelatihan atau workshop jurnalistik seperti ini, karena materi yang diberikan bisa menjadi bekal bagi kita untuk ke depannya,” himbaunya.
Renwarin juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya atas kesediaan wartawan senior Rudi Fofid membagikan materi-materi penting di bidang jurnalistik kepada para peserta pelatihan sebagai pedoman dalam menata kehidupan nantinya.
Di kesempatan yang sama, Renwarin juga turut menyinggung soal peran insan media dalam menyampaikan suatu pemberitaan ke publik dalam hubungannya dengan prinsip-prinsip Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
“Setiap hendak memublikasikan suatu berita atau peristiwa harus terlebih dahulu dilakukan konfirmasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan dimaksud sehingga terjadi perimbangan berita terhadap apa yang disampaikan narasumber,” singgungnya.
Diakui Renwarin, hingga saat ini, khusus di kota Tual dan Kabupaten Malra masih sering dirinya menemukan adanya ketidaktaatan rekan-rekan media terhadap prinsip-prinsip KEJ dalam memublikasikan pemberitaan.
Untuk itu, dirinya mengharapkan adanya perhatian dari Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Maluku untuk melakukan sosialisasi kepada organisasi pers yang ada di kedua wilayah ini. Hal ini dipandang perlu agar dalam penyampaian berita tidak memicu terjadinya ketersinggungan.
“Di dunia ini, pena yang lebih tajam dari segalanya adalah media, bahkan lebih tajam dari peluru TNI-Polri sehingga dampaknya sangat luar biasa. Makanya saya juga ingatkan kepada semua pihak untuk tidak alergi dengan media karena media adalah mitra kita bersama,” pungkas Renwarin.
(obm)