![]() |
Para penumpang harus antri di loket informasi guna mendapatkan tiket KM Ciremai saat perjalanan menuju Sorong |
Ambon, Dharapos.com
Jumlah penumpang melebihi kapasitas yang terpaksa harus dilayani kapal KM Ciremai dari pelabuhan Yos Sudarso, Ambon menuju Papua Barat dan Papua turut dikeluhkan pihak kru kapal.
Mualim I KM Ciremai Ampera Warman yang dikonfirmasi mengaku pihaknya mengalami dilema untuk menolak penumpang apalagi jadwal pelayaran bertepatan dengan arus balik yang tentunya kapasitas penumpangnya telah melebihi jumlah kapasitas penumpang yang tersedia pada kapal milik PT. Pelni ini.
“Iya, benar penumpang arus balik ini membludak karena masyarakat juga ingin balik cepat ke tempat kerja dan tidak bisa di bendung lagi mau tidak mau penjualan tiket habis di darat,” kata pembantu Nahkoda tersebut kepada kru Dhara Pos yang ikut berlayar dari pelabuhan Ambon tujuan Jayapura, Minggu (10/1).
Selama ini, jelas Warman, PT. Pelni menjual tiket sesuai kuota dan kapasitas tapi namanya arus balik penumpang selalu saja padat terpaksa yang belum memiliki tiket akan diberikan tiket pengganti diatas kapal.
“Sekarang dia (penumpang, red) ingin berangkat, apalagi mereka sudah pegang tiket dari PELNI, siapa yang berani melarang dia? Kami pihak kapal juga tidak berani ya mau tidak mau seperti ini keadaannya penumpang banyak begini,” ujarnya dengan nada cemas.
Dijelaskannya pula, memang sudah ada aturan kalau penumpang yang tidak memiliki tiket itu harus di denda namun sekarang penumpang bisa membeli tiket dan siapa yang harus di denda.
“Memang benar, jual tiket itu di kantor Pelni sendiri dan tidak di perbolehkan jual tiket di terminal pelabuhan atau di atas kapal. Sementara tiket yang ada di kapal itu adalah tiket pengganti apabila tiket penumpang hilang terus kita berikan tiket pengganti pada saat pemeriksaan tiket. Jadi susah kita membendung masyarakat untuk arus balik ini makanya seperti ini keadaannya,” bebernya.
Sebagai penanggung jawab pelayaran, Warman juga mengeluh karena penumpang yang ikut berlayar bersama KM Ciremai telah jauh melebihi kuota penjualan tiket sehingga pihaknya dibuat repot untuk membatasi.
“Aturan PELNI sendiri jika penumpang tidak memiliki tiket di atas kapal harus dibekali dengan tiket karena tidak boleh ada penumpang tanpa tiket. Intinya untuk mengcover asuransinya. Nanti serba susah juga, karena penumpang yang tidak punya tiket itu namanya penumpang gelap,” ungkapnya.
Untuk kapasitas penumpang pada KM Ciremai, urai Warman, sebelum di modifikasi dapat menampung 2000 penumpang namun setelah di modifikasi berkurang sekitar 1500 penumpang namun pada arus balik 2016 kali ini penumpang membludak melebihi kapasitas hingga mencapai 4 ribu lebih penumpang.
“Dengan situasi sekarang ini, kami minta semua penumpang harap maklum,” pintanya.
Lebih lanjut, kata Warman, penumpang yang naik dari pelabuhan Yos Sudarso Ambon sesuai dengan kuota penjualan tiket berjumlah sekitar 800 orang, namun pada kenyataannya perkirakan penumpang yang naik 4 ribu lebih penumpang sehingga jauh melebihi kapasitas.
“Informasi sementara 8 ratus orang penumpang sesuai kuota tiket yang habis terjual tapi sementara di kapal juga masih dilakukan pembelian tiket pengganti dan belum pemeriksaan tiket jadi belum tahu berapa jumlah seluruh penumpang yang naik tapi di perkirakan melebihi kapasitas,” terangnya.
Pantauan kru Dhara Pos yang ikut berlayar bersama kapal PT Pelni tersebut, penumpang menjamur di dek kapal bagian luar dan dalam, hall, sekoci bahkan depan pintu masuk toilet pun penumpang rela untuk tidur sehingga KM. Ciremai terlihat bagaikan kapal perintis.
Belum lagi, antrean pembelian tiket bagi penumpang yang naik kapal tanpa memiliki tiket diperkirakan mencapai lebih dari 1000 orang.
Akibatnya penumpang mengeluh pelayanan karena banyak fasilitas ruangan seperti air conditioner (AC) tidak berfungsi dengan baik sehingga penumpang kepanasan.
“Selain itu, toilet wanita dan pria di dek – dek kapal juga yang tidak terurus bahkan air panas untuk penumpang tidak tersedia dengan baik,” kata Yonas penumpang Ambon tujuan Jayapura.
Dan penumpang yang naik melebihi kapasitas itu di pelabuhan Yos Sudarso Ambon dengan tujuan Sorong, sementara dari Sorong tujuan Manokwari dan Manokwari tujuan Biak penumpang yang naik kurang.
(Piet)