Politik dan Pemerintahan

Kunjungi SMPN 2, TP-PKK Kota Ambon Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak 

12
×

Kunjungi SMPN 2, TP-PKK Kota Ambon Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak 

Sebarkan artikel ini
IMG 20250807 WA0055 scaled

Ambon, Dharapos.com – Tim Penggerak PKK Kota Ambon sosialisasikan Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak kepada para Guru dan Siswa Siswi SMP Negeri 2 Ambon, Kamis (7/8/2025).

Turut hadir Ketua TP-PKK Kota Ambon, Lisa Wattimena beserta para pengurus, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Masyarakat Desa (DP3AMD) Kota Ambon, Meggy Lekatompessy, dan Kepala Tata Usaha SMP Negeri 2, Iskandar Bugis, beserta para Guru.

Kepala DP3AMD, Meggy Lekatompessy saat pemaparan materinya menjelaskan terkait literasi digital dan kekerasan seksual berbasis online.

Menurutnya, Internet memiliki dua sisi wajah yang berbeda yakni positif dan negatif. Sisi positifnya, Internet memungkinkan akses mudah ke informasi yang luas dan beragam, memfasilitasi pembelajaran dan penelitian, memungkinkan komunikasi instan dengan orang-orang di seluruh dunia melalui email, media sosial, dan aplikasi pesan, memungkinkan transaksi online, e-commerce, dan peluang bisnis digital lainnya, bahkan akses ke sumber daya pendidikan online, kursus, dan tutorial.

Sedangkan dari sisi negatif, Internet dapat menyebarkan informasi palsu, hoaks, dan berita bohong yang dapat menyesatkan, menyebabkan ketergantungan pada teknologi dan media sosial, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik. Internet juga dapat rentan terhadap serangan siber, pencurian data, dan penipuan online, selain itu dapat menampilkan konten negatif, seperti kekerasan, pornografi, dan ujaran kebencian.

IMG 20250807 WA0053 scaled
Kepala DP3AMD Kota Ambon, Meggy Lekatompessy

“Dengan demikian, internet memiliki dua sisi wajah yang berbeda, dan penting untuk menggunakan internet dengan bijak dan bertanggung jawab,” ungkap Kadis.

Terkait kekerasan seksual berbasis online, ia menjelaskan hal tersebut adalah tindakan kekerasan yang dilakukan melalui platform digital, seperti media sosial, pesan instan, atau situs web.

 

Berikut beberapa bentuk kekerasan seksual berbasis online:

 

Bentuk Kekerasan

1. Pelecehan Seksual Online : Mengirimkan pesan atau konten seksual yang tidak diinginkan kepada seseorang.

2. Pencemaran Nama Baik : Menyebarkan informasi atau konten seksual tentang seseorang tanpa persetujuan mereka.

3. Eksploitasi Seksual : Menggunakan gambar atau video seksual seseorang tanpa persetujuan mereka, atau memaksa seseorang untuk melakukan tindakan seksual di depan kamera.

4. Penculikan atau Penipuan : Menggunakan platform online untuk menculik atau menipu seseorang dengan tujuan seksual.

 

Dampak

1. Trauma Psikologis : Kekerasan seksual berbasis online dapat menyebabkan trauma psikologis yang serius bagi korban.

2. Kerusakan Reputasi : Kekerasan seksual berbasis online dapat merusak reputasi korban dan menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi.

3. Ketergantungan dan Kecemasan : Kekerasan seksual berbasis online dapat menyebabkan ketergantungan dan kecemasan pada korban.

Pencegahan dan Penanganan

1. Pendidikan dan Kesadaran : Meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang kekerasan seksual berbasis online dan cara mencegahnya.

2. Penggunaan Teknologi yang Aman : Menggunakan teknologi dengan aman dan bertanggung jawab, seperti menggunakan pengaturan privasi dan melaporkan konten yang tidak pantas.

3. Dukungan Korban : Menyediakan dukungan dan bantuan kepada korban kekerasan seksual berbasis online, seperti konseling dan bantuan hukum.

“Dengan demikian, kekerasan seksual berbasis online adalah tindakan yang serius dan dapat memiliki dampak yang signifikan pada korban sehingga perlu dilakukan langkah pencegahan,”

Bukan saja ke anak perempuan, namun kekerasan seksual, lanjutnya, dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak laki-laki. Kekerasan seksual terhadap anak laki-laki dapat memiliki dampak yang serius dan jangka panjang pada kesehatan mental dan fisik mereka.

“Tagal itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang kekerasan seksual terhadap anak laki-laki dan menyediakan dukungan yang tepat untuk korban,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua TP-PKK Kota Ambon, Lisa Wattimena, dalam pemaparan materinya menjelaskan terkait pola asuh pembentukan karakter anak dan pencegahan kekerasan.

IMG 20250807 WA0057 scaled
Ketua TP-PKK Kota Ambon, Lisa Wattimena

“Pola asuh atau parenting adalah cara orang tua mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anak mereka. Pola asuh yang efektif dapat membantu anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik, baik secara fisik, emosi, maupun sosial,” kata Lisa.

Berikut 4 jenis pola asuh dan dampaknya:

1. Pola Asuh Autoriter

– Dampak: Anak-anak mungkin menjadi penurut, tetapi juga dapat mengalami stres, kecemasan, dan kurang percaya diri.

– Ciri: Orang tua yang otoriter cenderung mengontrol anak-anak mereka dengan ketat dan menekankan kepatuhan.

2. Pola Asuh Otoritatif

– Dampak: Anak-anak mungkin menjadi lebih percaya diri, mandiri, dan memiliki kemampuan sosial yang baik.

– Ciri: Orang tua yang demokratis cenderung memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada anak-anak mereka, serta mendorong partisipasi dan diskusi.

3. Pola Asuh Permisif

– Dampak: Anak-anak mungkin menjadi kurang disiplin, kurang bertanggung jawab, dan memiliki kesulitan dalam mengatur diri sendiri.

– Ciri: Orang tua yang permisif cenderung memberikan kebebasan yang berlebihan kepada anak-anak mereka dan tidak menetapkan batasan yang jelas.

4. Pola Asuh Menelantar

– Dampak: Anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemampuan sosial, emosi, dan kognitif, serta memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental.

– Ciri: Orang tua yang menelantar cenderung tidak peduli dengan kebutuhan dan kesejahteraan anak-anak mereka, dan tidak memberikan perhatian atau dukungan yang cukup.

“Setiap jenis pola asuh dapat memiliki dampak yang berbeda pada anak-anak, dan penting untuk menemukan pola asuh yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak,” tandas lisa.

(dp-53)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *