![]() |
Bak penampungan air (kiri) dan fasilitas pipa air yang berada di Desa Kongan Benjina, Kecamatan Aru Tengah Kabupaten Kepulauan Aru |
Dobo, Dharapos.com – Air bersih merupakan salah satu
kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam menjalani
aktivitas kehidupan sehari-hari.
Maka itu, apalah jadinya jika kebutuhan akan air bersih dimaksud
tidak terpenuhi.
Namun fakta itulah yang terjadi dan dialami masyarakat di Desa
Kongan Benjina, Kecamatan Aru Tengah, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku selama
ini.
Informasi yang diperoleh media ini, masyarakat di wilayah itu
kini diperhadapkan pada kesulitan mendapatkan air bersih. Pasalnya, bak air
yang selama ini menjadi tempat menampung air hanya berharap dari datangnya hujan.
Karena bila hujan belum turun maka jaringan pipa yang selama
ini menyalurkan air tidak bisa difungsikan.
Akibatnya, Desa Kongan Benjina mengalami krisis air bersih.
Kondisi itu disampaikan langsung salah satu pemuda setempat Edy
Selly, Kamis (9/3/2023).
Memang dia tak menampik jika persoalan yang berkaitan dengan
kebutuhan akan air bersih ini sudah dialami masyarakat desa selama
bertahun-tahun.
“Bahkan walaupun sudah ada pemasangan fasilitas air
bersih berupa pipa-pipa serta kran-kran air di dalam kampung, namun sampai saat
ini masyarakat masih saja kesulitan mendapatkan air bersih dan terpaksa hanya
berharap dari hujan saja,” beber Edy.
Hal senada juga disampaikan tokoh masyarakat setempat Jusuf Jahuy.
![]() |
Kantor Desa Kongan Benjina, Kecamatan Aru Tengah Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku |
Dia membenarkan jika memang selama ini permasalahan pemenuhan
kebutuhan air bersih di Desa Kongan Benjina sudah berlangsung lama. Meskipun
sudah ada fasilitas-fasilitas berupa bendungan serta mesin pembangkit listrik
untuk mengalirkan air melalui pipa-pipa yang sudah terpasang di dalam kampung.
Hanya saja, menurut penilaian Jusuf, Kepala Desa dan
jajarannya terkesan masa bodoh terhadap persoalan ini.
“Masyarakat memang melihat dan menilai kepala desa beserta
staff Pemerintahan desa masa bodoh dan sangat tidak mampu untuk mengelola
sumber daya alam yang ada untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat Kongan
Benjina terhadap air bersih,” nilainya.
Jusuf juga tak membantah jika dalam mengatasi permasalahan
air ini, pihak Pemerintah desa tak membuka diri mendengarkan keluhan masyarakat.
Namun sebaliknya, malah tetap bekerja menurut pemikiran
mereka saja dan tidak pedulikan apa yang menjadi keluhan masyarakat.
“Kondisi seperti ini menurut saya kalau dibiarkan terus
menerus, maka kami masyarakat Kongan Benjina akan semakin menderita karena krisis
air bersih ini. Padahal lewat pengelolaan sumber air yang ada juga bisa menjadi
Pendapatan Asli Desa lewat iuran-iuran yang dibayarkan,” tandasnya.
Jusuf berharap Kades dan jajarannya mulai fokus untuk menangani
masalah krisis ini agar tidak berlarut dan bisa segera teratasi sehingga
masyarakat setempat bisa terpenuhi kebutuhan air bersih.
(dp-31)