Utama

Memprihatinkan, Pasien Gawat Darurat di Ustutun Rutin Berobat ke Timor Leste

68
×

Memprihatinkan, Pasien Gawat Darurat di Ustutun Rutin Berobat ke Timor Leste

Sebarkan artikel ini
Peta MBD
Peta Maluku Barat Daya

Tiakur, Dharapos.com
Minimnya tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan medis di kecamatan Ustutun, Wetar Barat Pulau Lirang, Kabupaten Maluku Barat Daya membuat pelayanan kesehatan bagi masyarakat di kawasan tersebut tidak bisa dilakukan dengan maksimal.

Akibatnya, banyak pasien gawat darurat di pulau itu yang terpaksa di bawa berobat ke Negara Timur Leste dalam rangka mendapatkan perawatan yang maksimal.

Pasalnya, jika para pasien gawat darurat ini dipaksakan untuk  berobat ke daerah lain di Maluku dikuatirkan jiwa para pasien tersebut tidak bisa terselamatkan karena sejumlah kendala seperti tidak adanya alat transportasi laut untuk mengantar para pasien dimaksud.

Apalagi akses dari pulau Lirang, kecamatan Wetar Barat ke kabupaten lain di Maluku atau daerah lainnya di Indonesia yang memiliki peralatan kesehatan memadai sangat jauh.

Dengan kondisi tersebut, pasien tidak bisa di bawa ke rumah sakit lain sehingga akhirnya keluarga pasien gawat darurat tersebut memutuskan untuk dilarikan ke Timor Leste yang notabene adalah negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia.

Sekedar diketahui, jarak tempuh dari pulau Lirang ke Negara Timor Leste hanya membutuhkan waktu 2 jam perjalanan menggunakan motor laut.

Sementara untuk menjangkau RS yang ada di beberapa daerah di Maluku seperti MTB, Tual atau Maluku Tenggara hingga ke Kota Ambon atau Kupang, NTT maupun Makasar, Sulawesi Selatan membutuhkan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu.

Kepada Dhara Pos, di Tiakur belum lama ini, salah satu pegawai Puskesmas Ustutun pulau Lirang , Edi Putimau  mengungkapkan bahwa kondisi ini sudah berlangsung sejak lama.

“Sebenarnya setiap tahun berjalan pasien yang dikategori gawat darurat di kecamatan Wetar Barat itu sering kami arahkan untuk berobat ke daerah-daerah  yang ada di Indonesia yang kita nilai memiliki sarana kesehatan dan peralatan  kesehatan yang memadai,”  ungkapnya.

Namun kenyataannya, masyarakat di Wetar Barat sudah tidak menghiraukan arahan pihak Pukesmas.
Apalagi karena tidak adanya transportasi dan ditambah kondisi pasien yang tidak mampu bertahan menunggu hingga berminggu-minggu.

“Sehingga terpaksa keluarga pasien mengambil inisiatif untuk melarikan pasien itu  ke Timor Leste karena hanya dengan menempuh perjalanan selama dua jam menggunakan motor laut atau jolor, mereka sudah bisa mendapat pelayanan maksimal di negara tetangga Timor Leste,”  bebernya.

Putimau juga menambahkan guna mengatasi hal ini agar tidak terjadi  hal-hal  yang tidak diinginkan  baik oleh Negara  Kesatuan RI dengan Negara tetangga Timor Leste, pihaknya juga telah menindak lanjuti kondisi ini ke Pemda MBD.

“Kami dari pihak Puskesmas Ustutun sudah menyampaikan dan melaporkan hal ini ke Pemerintah Daerah Maluku Barat Daya dalam hal ini Dinas Kesehatan dan kami juga sudah mengusulkan agar Puskemas Ustutun mendapat bantuan satu tenaga dokter serta peralatan kesehatan yang memadai,” bebernya.

Karena dengan adanya bantuan  tenaga-tenaga  kesehatan yang memadai maka pelayanan medis terhadap masyarakat yang ada di pulau Lirang dapat terlayani dengan maksimal.

“Namun ternyata laporan kami itu tidak pernah dihiraukan Dinas Kesehatan Maluku Barat Daya karena kenyataannya sampai sekarang ini,  pasien di kecamatan Wetar Barat Pulau Lirang langsung dilarikan keluarganya ke Timor Leste  untuk mendapat perawatan yang memadai,” kembali beber Putimau.

Hal ini, tegas dia, sudah berjalan secara rutin dan telah berlangsung lama walaupun oleh pihak Puskesmas Ustutun telah berusaha memberikan pengertian bahkan upaya pencegahan namun masyarakat tetap tidak menghiraukan hal itu.

“Mungkin karena ini menyangkut nyawa keluarga mereka sehingga kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi,” sambungnya.

Karena itu, dirinya kembali meminta perhatian Pemda MBD dan Pemerintah Provinsi Maluku untuk secepatnya menyikapi persoalan ini.

“Pemda Maluku Barat Daya dan Pemprov Maluku harus segera turun tangan mengatasi persoalan ini karena ini merupakan fenomena yang bakal berdampak buruk bagi pemerintahan di daerah ini,” imbuh Putimau.

Di tempat terpisah, salah satu tokoh pemuda MBD, Dominggus Wonata, ketika dimintai komentarnya menandaskan sikap acuh tak acuh Dinas Kesehatan MBD terhadap permintaan dokter dari petugas Puskesmas Ustutun dapat menimbulkan preseden buruk terhadap Pemerintah.

“Masyarakat bisa saja menilai Pemerintah tidak peduli terhadap kesehatan masyarakat, dan ini membuktikan ketidakbecusan Dinas Kesehatan MBD dalam menyikapi laporan dari petugas puskesmas Ustutun,” kesalnya.

Menurutnya, sebagai kawasan perbatasan di Kabupaten MBD dengan Timor Leste, pemerintah provinsi Maluku seharusnya lebih memperhatikan masyarakat dan harus ada prioritas terhadap masalah pendidikan dan kesehatan.

Hal ini merujuk kepada program Nawa Cita di bawah kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Yusuf Kalla dimana salah satunya adalah membangun Indonesia dari pinggiran (kawasan perbatasan negara).

“Nah kalau memang tidak diperhatikan jangan salahkan masyarakat kalau mereka lebih memilih berobat ke Timor Leste untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik,”cetusnya sembari menambahkan sudah dari tahun 2012 masyarakat berobat ke Timur leste, dan bisa jadi di tahun-tahun sebelumnya juga sudah ada.

Fakta ini membuktikan Dinas Kesehatan MBD tak becus menangani masalah pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Ustutun.

Ia meminta Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya dan Pemerintah Provinsi Maluku untuk menyikapi masalah ini agar masyarakat merasa ada perhatian pemerintah terhadap mereka (masyarakat,red).

“Masalah kesehatan adalah masalah krusial yang harus segera ditangani sehingga Pemkab MBD dan pemerintah provinsi Maluku janganlah tutup mata dan segera turun tangan mengatasi masalah kekurangan dokter di puksesmas Ustutun ini, agar pelayanan kesehatan bisa berjalan normal, jangan sampai ada korban jiwa baru turun tangan,”harapnya.


(dp-17)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *