Proses pemuatan BBM dari pangkalan minyak tanah ke kapal. |
Sumber terpercaya media ini menyebutkan, Wanto adalah salah pemilik pangkalan minyak tanah di kota Larat yang setiap saat menjual minyak tanah di wilayah itu, namun ditemukan beberapa bukti yang mencurigakan.
Wanto diduga mengirim minyak tanah yang telah dikemas dalam sejumlah jerigen ke wilayah Maluku Barat Daya dengan menggunakan KM. Dandelion dari pelabuhan Larat, Jumat siang (10/5/2024).
Sumber yang meminta dirahasiakan namanya ini mengaku membuntuti proses pemuatan dari pangkalan minyak milik Wanto hingga proses pemuatan di kapal.
Dia menyebut proses pemuatan dari pangkalan ke pelabuhan menggunakan mobil truk pengangkut sampah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
“BBM jenis minyak tanah sebanyak 37 jerigen ukuran 35 liter, yang dimuat dari pangkalan BBM milik saudara W dengan mobil truk sampah milik Pemda Kepulauan Tanimbar,” beber sumber.
Sumber menduga kuat ada keterlibatan oknum aparat keamanan dalam aktivitas pemuatan BBM jenis minyak tanah ke kapal Dandedilon, termasuk ada pembiaran oleh pihak kantor pelabuhan laut kota Larat. Hal ini karena proses pemuatannya dilakukan di siang hari.
Lanjut sumber, bila dugaan ini benar, tentunya izin pangkalan harus dicabut agar menjadi contoh ke yang lain, karena mafia minyak ilegal mencari keuntungan pribadi sehingga menyebabkan masyarakat di Larat sering mengeluh dengan kelangkaan minyak tanah.
Dia meminta persoalan ini perlu ditelusuri oleh aparat penegak hukum karena masyarakat di Tanimbar Utara sangat membutuhkan minyak tanah, namun jatah yang dipasok di wilayah itu dijual ke tempat lain.
Jika ada pihak-pihak yang sengaja menyusahkan masyarakat dengan cara tak terpuji seperti ini maka harus ditindak tegas, hingga adanya penghentian operasionalnya.
“Perlu ada efek jera kepada pihak-pihak penyalur BBM jenis minyak tanah ini ke tempat lain, yang mengambil jatah dari Tanimbar Utara lalu tersalur ke tempat lain, kalau bisa izinnya dicabut sesuai undang-undang.” harapnya.
Sebagai buktinya, sumber mengirim sejumlah foto proses pemuatan minyak tanah dari pangkalan milik Wanto hingga pemuatannya di KM. Dandelion.
Untuk mengecek kebenarannya, media ini sempat meminta keterangan sejumlah tokoh masyarakat di Tanimbar Utara. Salah satunya, Johanes VJ Titirloloby (52), tokoh masyarakat desa Ridol.
Johanes yang dimintai keterangan mengaku ada kelangkaan minyak tanah di kota Larat.
Bukan hanya warga kota Larat, sejumlah masyarakat yang membutuhkan minyak tanah juga berdatangan dari Kecamatan Fordata, Molo Maru, dan Kecamatan Wuarlabobar karena jadwal penjualan minyak tanah di Larat biasanya terlaksana di hari Senin, Rabu dan Jumat.
Camat Tanimbar Utara, Yan Lokra yang dihubungi melalui sambungan telepon genggamnya mengaku telah mengecek informasi ini.
“Saya sudah suruh ajudan cek dan benar bahwa mereka gunakan mobil sampah untuk muat. Bagi saya, mereka kan hanya digunakan jasanya untuk muat, persoalannya adalah pemilik minyak yang hendak membawa minyak itu kemana,” katanya.
Menurut Yan, jika BBM jenis minyak tanah itu hendak dibawah ke MBD, maka telah menyalahi aturan.
“Sebenarnya tidak boleh. Kan ada jalur penjualan lain ke MBD. Saya keberatan karena di sini juga butuh minyak tanah” tegasnya.
Pihak Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Saumlaki yang dimitai keterangan tentang rute kapal Dandelion menyebutkan bahwa kapal tersebut telah berlayar dari pelabuhan Larat menuju wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya.
Wanto Ohentoro yang dihubungi melalui sambungan telepon genggamnya membantah tuduhan yang dialamatkan ke dia.
“Beta (saya-red) tidak tau. Dan itu bukan beta yang punya” katanya.
Wanto menduga, informasi ini sengaja dimainkan oleh sejumlah oknum yang merasa terganggu akibat persaingan usaha penjualan BBM di kota Larat.
(DP-47)