![]() |
Bangunan RSUD Namrole, Buru Selatan |
Namrole, Dharapos.com
Minimnya tenaga dan fasilitas medis yang terus berlangsung hingga saat ini membuat kondisi pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Namrole, Kabupaten Buru Selatan sangat memprihatinkan.
Salah satunya, dengan ketiadaannya tenaga dokter ahli yang tentunya memiliki kemampuan dalam menangani berbagai penyakit yang diderita warga masyarakat saat berobat ke RSUD milik Pemerintah kabupaten setempat.
Akibatnya, keputusan rujuk menjadi opsi yang semakin menjamur di RSUD Namrole baik ke RSUD Lala, kabupaten Buru hingga ke RSUD Haulussy Ambon.
Kepada Dhara Pos, sejumlah warga mengaku jika mereka pernah mengalami nasib yang sama sebagaimana pasien lainnya harus dirujuk ke RSUD Lala dengan alasan sakit parah.
“Sebenarnya kami tidak tahu sakit parahnya itu seperti apa karena tidak ada penjelasan dari para perawat di RSUD Namrole yang menangani sehingga harus di rujuk ke RSUD Lala. Bahkan ada yang langsung di rujuk ke Ambon,” ungkap salah satu warga yang meminta namanya tidak dimuat di Namrole, Senin (27/3).
Ternyata, setelah dirujuk ke RSUD Lala Namlea, baru diketahui penyakitnya disebabkan adanya bisul yang menyebabkan demam tinggi.
“Masa hanya bisul saja lalu harus dirujuk ke Namlea,” bebernya sembari tertawa.
Sumber pun memperkirakan jika bukan hanya dirinya yang mengalami nasib seperti itu namun banyak juga pasien yang berobat di RSUD Namrole mengalami nasib yang sama yaitu harus di rujuk baik itu ke Namlea atau Ambon.
Dia juga mengaku, dengan latar belakang sebagai seorang petani tentunya kondisi ini cukup memberatkan ekonomi keluarganya karena harus mengeluarkan biaya sebagai ongkos rujuk.
“Memang saat ini hampir semua masyarakat di Buru Selatan sudah memiliki kartu BPJS tetapi bagaimana kalau orang yang kurang mampu dirujuk ke Namlea atau Ambon? Kan sama saja karena yang dijamin orang yang sakit saja tapi bagaimana dengan keluarga yang mendampingi pasti harus butuh ongkos belum lagi dengan biaya makan-minum dan keperluan lainnya,” keluh sumber.
Dan, parahnya lagi, pihak RSUD Namrole tak mau tahu dengan hal itu, sehingga tetap pada putusannya bahwa pasien harus di rujuk ke Namlea atau Ambon dengan alasan tidak ada dokter ahli.
Atas fakta ini, sumber dan sejumlah warga lainnya yang mendatangi Biro Dhara Pos di Namrole berharap
Dinas Kesehatan Kabupaten Bursel secepatnya menyikapi hal tersebut serta mengambil langkah penting terkait pengadaan tenaga dokter ahli untuk menangani berbagai macam penyakit yang diderita masyarakat.
“Ini juga demi mengurangi biaya bagi kami masyarakat yang kurang mampu,” harapnya.
Sumber sangat mengharapkan adanya perhatian dari Kepada Dinkes Bursel terutama dalam menjawab keluhan masyarakat agar saat berobat ke RSUD Namrole mereka tidak perlu lagi diperhadapkan dengan vonis “rujuk“ yang dibaratkan sudah seperti momok yang menakutkan.
“Kan sangat lucu kalau pasien yang mengalami sakit bisul hingga demam tinggi harus di rujuk ke Namlea bahkan ke Ambon dengan alasan bahwa tidak adanya dokter ahli, serta peralatan medis dan obat di RSUD Namrole yang tidak memadai sehingga harus dirujuk,” tegasnya.
(dp-38)