![]() |
Ratusan penumpang KM Ciremai yang memilih mengambil tempat di Dek 7 bagian luar akibat tak ada lagi tempat didalam ruang kapal |
Ambon, Dharapos.com
Terbukti, dialami para penumpang yang menggunakan KM Ciremai saat diberangkatkan pada Selasa (10/1) dinihari dari pelabuhan Yos Sudarso, Ambon dengan tujuan Kota Sorong, Provinsi Papua Barat hingga Jayapura, Papua.
Sesuai informasi yang diperoleh Dhara Pos dari salah satu petugas loket di Kantor PT Pelni Ambon, tiket KM. Ciremai untuk pelabuhan tujuan Sorong, Manokwari, Biak dan Jayapura telah habis terjual sejak 25 Desember 2015.
Namun, kenyataannya, pada hari keberangkatan kapal tersebut, Senin (9/1) Pelni kembali membuka loket penjualan tiket di terminal pelabuhan Yos Sudarso Ambon.
Lebih parahnya lagi, tiket yang dijual tersebut telah melebihi batas bahkan mencapai ribuan tiket sebagaimana data yang diperoleh dari salah satu petugas yang meminta namanya tidak dimuat kepada Dhara Pos yang turut memantau sejak kedatangan hingga keberangkatan KM. Ciremai, Selasa (10/1) dinihari sekitar pukul 01.30 WIT.
Selain itu, pantauan di atas kapal cukup mengejutkan. Pasalnya, kapal telah penuh sesak dengan penumpang akibat PT PELNI Ambon menaikkan penumpang yang jauh melebihi kapasitas sehingga hampir tidak ada jalan yang bisa dilalui para penumpang karena semua tempat nyaris terisi.
Pantauan media ini, penumpang bahkan menempati sekoci-sekoci kapal bahkan ke bagian-bagian teratas dari KM Ciremai hingga berdekatan dengan cerobong asap.
Kepada Dhara Pos, salah satu penumpang KM. Ciremai yang telah jauh-jauh hari membeli tiket mengaku kecewa dengan cara kerja PT. PELNI Ambon yang sudah tidak lagi memakai aturan.
“Menurut aturan, tiket sudah harus beli jauh-jauh hari sebelumnya. Eh… malah mereka sendiri yang langgar aturan itu. Karena ternyata PT. PELNI malah buka loket lagi di terminal penumpang dan perkiraan saya ada ribuan tiket yang dijual sebab loket sudah dibuka dari sejak sore hingga jelang kapal berangkat, baru ditutup,” akuinya sembari meminta namanya tidak dimuat.
Sumber mengecam pihak manajemen PT. PELNI jelas-jelas tak menghargai aturan bahkan tak mempedulikan keselamatan ribuan penumpang.
“Mereka hanya berpikir bagaimana mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa berpikir kami penumpang ini mau jadi apa. Penumpang dibikin seperti binatang peliharaan saja, makanya kami benar-benar kecewa dengan cara mereka,” kecamnya.
Bahkan sumber mendesak media mengungkapkan fakta ini kepada publik agar semua mengetahui seperti apa cara kerja PT. PELNI cabang Ambon.
![]() |
Ribuan penumpang memadati pelabuhan Yos Sudarso Ambon hendak berangkat dengan KM Ciremai menuju pelabuhan Sorong, Papua Barat |
“Angkat saja beritanya pak (wartawan-red), biar mereka di pusat sana tahu kalau di Ambon ini kerjanya model begini,” desaknya yang juga turut didukung para penumpang lainnya yang terlihat tak puas dengan perlakuan manajemen PT PELNI dalam melayani masyarakat.
Sumber juga mensinyalir bahwa praktek seperti ini telah berlangsung lama apalagi di hari-hari besar seperti Natal dan Tahun Baru maupun Lebaran.
“Ini kan kesempatan bagi mereka untuk dapat untung yang besar. Kenapa saya katakan demikian? Karena dari Pusat sudah dijatah tiketnya dijual segini, tapi di Ambon mereka malah buka loket lagi lalu uang-uang itu masuknya kemana, yah pastinya ke kantong mereka-mereka juga, bukan ke pusat,” cetusnya.
Belum lagi, menurut sumber, sekitar seribu lebih penumpang yang naik KM. Ciremai tak memiliki tiket.
Ia menambahkan pula, kepadatan penumpang baru mulai terjadi saat KM. Ciremai merapat di pelabuhan Yos Sudarso Ambon.
Atas fakta ini, sumber mendesak Menteri Perhubungan RI, Ignatius Jonan segera menyikapi persoalan ini dengan memanggil pihak manajemen PT PELNI terkait apa yang dialami para penumpang di KM Ciremai.
“Ini sudah menjadi tanggung jawab Menteri Perhubungan Bapak Ignatius Jonan untuk mengambil langkah tegas terhadap operator pelayaran yang terbukti melanggar aturan sebab jika tidak, maka perlu kami di Maluku mempertanyakan janji Menteri untuk memperbaiki pelayanan di bidang transportasi sebab jangan-jangan hanya ucapan bibir semata,” desaknya.
Selain itu, sumber juga mendesak Menhub harus memanggil dan mempertanyakan pihak Otoritas Pelabuhan yaitu KSOP Kelas I Ambon selaku penanggung jawab keselamatan pelayaran.
“Pihak KSOP Kelas I Ambon juga harus dipanggil karena merekalah yang memberikan izin KM Ciremai berlayar sementara kondisi jumlah penumpang yang ada sudah jauh melebihi batas,” kembali desaknya.
(Piet/dp-16)