Daerah

Pemuda Indonesia Diminta Untuk Terus Berinovasi

12
×

Pemuda Indonesia Diminta Untuk Terus Berinovasi

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi kaum muda Indones
Pemuda-pemudi sebagai kaum penerus
cita-cita bangsa

Piru, Dharapos.com
Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Imam Nahrawi mengingatkan pemuda untuk terus berinovasi dan meningkatkan kreativitas di era Globalisasi.

“Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 membuat kita bangga, bahwa Pemuda Indonesia telah mengawali sebuah perubahan besar untuk negeri kita ini. Tekad dan keberanian pemuda telah menginspirasi dan menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia dideklarasikan. Sungguh, sebuah momentum sejarah yang patut untuk terus kita kenang, kita refleksikan, kita pelajari, kita teladani dan kita semaikan spiritnya demi kebangkitan para pemuda Indonesia ,” tandasnya dalam sambutan yang dibacakan Bupati Jacobus F. Puttileihalat pada peringatan Sumpah Pemuda ke 87 tahun 2015 di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), baru-baru ini.

Momen 28 Oktober 1928, ungkapnya,  merupakan tahun yang cukup jauh sebelum Indonesia mencapai kemerdekaannya.

“Pemuda kita sudah memiliki kesadaran yang sangat tinggi, bahwa tanpa persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa, Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara tidak akan pernah bisa terwujud,” ungkapnya.

Dikatakan, kobaran semangat kesatuan, persatuan dan cinta tanah airlah, yang membuat hati para pemuda saat itu dari seluruh penjuru negeri, berkumpul dan berikrar suci demi cita-cita luhur tegaknya Indonesia. Mereka, para pemuda itu tidak memedulikan apa latar belakang agama, suku, ras dan golongan mereka.

Mengusung tema “Revolusi Mental Untuk Kebangkitan Pemuda Menuju Aksi “Satu Untuk Bumi” didasari atas keprihatinan yang mendalam  terhadap dua hal.

Pertama, hari ini bangsa Indonesia disuguhi fenomena baru tentang berubahnya pola realasi kemasyarakatan akibat arus modernisasi dan kemajuan teknologi informasi. Pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat pisau bermata dua.

“Satu sisi ia memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda kita untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan skill. Namun, pada sisi yang lain membawa dampak negatif,” urainya.

Informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya tanpa dapat kita bendung dengan baik. Lahir generasi baru yang memiliki pola pikir serba cepat, serba instan, lintas batas, cenderung individualistik dan pragmatik.

“Betapa sering, akhir-akhir ini kita disuguhkan kasus-kasus kekerasan dan pembunuhan yang melibatkan anak-anak muda kita,”ucapnya.

Faktanya, setelah ditelusuri bahwa ternyata kasus-kasus tersebut bermula dari interaksi di sosial media yang telah menjelma menjadi tempat favorit berkumpulnya anak-anak muda lintas negara, lintas budaya, lintas agama. Interaksi mereka di sosial media berjalan real time 24 jam. Tidak mudah bagi orang tua, guru, lembaga pendidikan termasuk negara untuk dapat mengontrolnya.

Di sinilah gerakan Revolusi Mental yang digagas oleh Presiden RI Joko Widodo menemukan relevansinya.

“Hanya dengan pembangunan karakter kita bisa kuat, tangguh dan kokoh menghadapi dampak negatif dari modernisasi dan globalisasi. Melalui gerakan Revolusi Mental, kita berharap para pemuda Indonesia memiliki kemandirian untuk mengambil keputusan-keputusan terbaik secara jernih sesuai dengan akal sehat mereka, tanpa harus tergantung dari kehadiran orang tua maupun negara di sampingnya. Sudah bukan eranya lagi pemuda diawasi, dikekang apalagi diintimidasi,” pungkasnya.

Pemkab SBB menggelar upacara peringatan Sumpah Pemuda ke- 87 tahun 2015 di halaman Kantor Bupati, Rabu (28/10). Bupati Jacobus F. Puttileihalat bertindak selaku inspektur upacara.

Upacara yang dimulai sekitar pukul 8.00 WIT diikuti oleh unsur SKPD dan Forkopimda, anggota TNI-Polri, siswa SMU.

Dalam surat edaran  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka Pelaksanaan Upacara Bendera Hari Sumpah Pemuda ke-87 tanggal 28 Oktober 2015 mengandung tema “Revolusi Mental untuk Kebangkitan Pemuda Menuju Aksi Satu untuk Bumi”.


(dp-26)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *