![]() |
Ir. M. Batlolona, MT |
Saumlaki, Dharapos.com
Kepala Dinas Pariwisata dan Usaha Ekonomi Kreatif Kabupaten Maluku Tenggara Barat Ir. M. Batlolona, MT mengungkapkan pengelolahan 2 destinasi wisata di Maluku Tenggara Barat masih terkendala tarik ulur kepemilikan lahan.
Seperti Pantai Weluan di desa Olilit kecamatan Tanimbar Selatan dan Pantai wisata desa Tumbur di kecamatan Wertamrian hingga saat ini pembangunan sarana dan prasarana penunjangnya belum bisa dilaksanakan mengingat status kepemilikan lahan tersebut belum diserahkan kepada Pemerintah Daerah MTB untuk dikelola.
Penjelasan Batlolona ini sekaligus mengkalrifikasi pemberitaan Dhara Pos sebelumnya, dimana sejumlah masyarakat menilai bahwa Pemkab MTB terkesan menelantarkan 2 pantai wisata ini.
Dia menjelaskan bahwa pembangunan sebuah lokasi wisata oleh pemerintah sangat tergantung dengan status lahan yang tersedia, apakah lahan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Pemda atau tergantung kesepakatan menyangkut teknis pengelolahannya dengan para pemilik lahan.
Hal ini dipandang perlu, oleh karena saat ini persoalan ini masih melilit upaya Pemkab MTB dalam menata ulang pembangunan sejumlah obyek wisata pantai seperti di Weluan dan Tumbur.
“Untuk pantai Weluan, memang ada beberapa pikiran yang sudah disampaikan oleh pemerintah desa, dan memang sudah beberapa kali kita bicarakan hal ini, namun saja belum ada titik temu, sehingga pantai weluan hingga saat ini kami belum bisa menjangkau untuk dikelolah secara baik,” jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan Kominfo MTB ini merincikan jika keinginan para pemilik lahan adalah hanya terkait mekanisme pengelolahan yang didalamnya termasuk dana bagi hasil dari penarikan retribusi bagi setiap pengunjung. Persoalan ini sesungguhnya telah dibahas berulang kali dengan pemerintah desa dan para pemilik lahan, semenjak para pimpinan Dispar dan Ekokraf sebelumnya.
Namun belum juga ada titik temu hingga di masa kepemimpinannya, padahal menurutnya, jika sudah ada kesepakatan, maka obyek wisata itu akan dibangun dan ditata dengan baik untuk kenyamanan para wisatawan lokal maupun dari luar daerah yang senang berkunjung ke lokasi tersebut.
Sementara itu, menyinggung soal Pantai wisata di Desa Tumbur, Kadispar dan Ekokraf juga mengakui hal yang sama dimana status lahan tersebut belum diserahkan sepenuhnya kepada Pemkab sehingga pengelolahannya belum bisa dilaksanakan dan terkesan terlantar selama 4 tahun terakhir.
Untuk itu pihaknya beberapa pecan kemarin telah melakukan survey lokasi terkait hal-hal tersebut untuk kemudian dimasukan dalam Rencana Kerja di tahun-tahun mendatang.
Dikesempatan itu pula, Batlolona menghimbau kepada para pelaku usaha jasa pariwisata, khususnya dibidang obyek wisata pantai, untuk meningkatkan persaingan usaha tersebut, sehingga obyek wisata pantai di MTB maju dengan pesat dan tidak tergantung dari sentuhan Pemerintah semata.
Untuk dketahui sebelumnya tim liputan Dhara Pos sempat mendatangi dua lokasi wisata tersebut.
Sepanjang mata memandang, dua tempat wisata yang sebelumnya telah dibangun sejumlah sarana penunjang seperti gasyebo, wc umum, aula, dan sejumlah sarana penunjang lainnya itu, rusak total, bahkan di lokasi wisata pantai Tumbur, sejumlah gasyebo yang sempat dibangun beberapa tahun lalu itu, kini hanya tertinggal puing kehancuran bagaikan baru saja tertimpa musiba gempa.
Bukan hanya itu, ruas jalan masuk menuju lokasi pantai wisata tersebut sudah rusak parah, apalagi diperparah pula dengan ruas jalan yang sempit akibat sudah di himpit ilalang.
Kondisi ini sempat menuai kritikan dari warga masyarakat yang ditemui di lokasi. Sejumlah sumber yang enggan disebutkan namanya itu menuturkan kekesalannya atas kondisi yang terjadi.
“Katong pung jualan biasanya kalau di jual di pantai ini (Weluan-red), keuntungannya sangat banyak, akan tetapi saat ini sudah semakin parah karena jalan rusak deng sengada tempat santai jadi orang kurang datang,” tutur salah seorang penjual rujak yang di temui di lokasi pantai weluan.
Senada dengan itu, Kepala Desa Tumbur Isaias Malindar saat ditemui menjelaskan bahwa Pantai wisata di desanya itu telah di bangun semenjak tahun 2005 di saat pemerintahan Bupati S.J. Oratmangun dan DR.(Hc) Lukas Uwuratuw, namun pembangunan sejumlah fasilitas tersebut akhirnya rusak oleh karena terkesan diterlantarkan oleh dinas teknis.
“Bapa dong nanti ke lokasi dan lihat saja seperti apa fasilitas penunjang yang dulu dibangun. Sudah rusak pak. Nanti jalan lewat di darat lagi la lia kondisi jalan yang sudah barumput.” Tutur Malindar.
Dia berharap agar pantai wisata Tumbur kembali menjadi perhatian Pemkab MTB, sehingga secara ekonomis dapat membawa manfaat bagi masyarakat desa maupun menambah inkam daerah MTB.
Untuk diketahui, Pantai Tumbur yang berlokasi di Desa Tumbur kecamatan Wertamrian bisa di tempuh dari kota Saumlaki dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan jarak 22 Km. Desa wisata ini terkenal dengan beragam kerajinan ukiran patung yang disebut WALUT (Patung kayu) begitupula namanya mengikuti nama desa pengrajin.
Selain itu, terdapat pula berbagai jenis anyaman yang disediakan oleh masyarakat dengan memiliki beberapa motif seperti topi, keranjang, tas, bakul, peralatan dapur, alat penangkap ikan tradisional, yang terbuat dari bambu dan daun Lontar.
Selain masyarakatnya yang ramah, ada pula kerajinan Tenun Ikat Tanimbar yang sudah dikenal di kalangan masyarakat MTB secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu. Tenun Ikat hanya dipakai pada saat upacara adat, pernikahan dan ritual adat saja pada kehidupan sehari-hari. Juga diberikan sebagai cenderamata pada tamu-tamu yang datang berkunjung ke Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Sementara Pantai Weluan adalah pantai sepanjang sekitar 2 (dua) km yang berlokasi di desa Olilit Timur, Kecamatan Tanimbar Selatan. Jarak tempuh untuk mencapai obyek wisata ini adalah 4 km dari Kota Saumlaki (Ibu Kota Kab. Maluku Tenggara Barat).
Obyek Wisata Pantai ini memiliki kekhasan tersendiri yaitu pasir putih yang terbentang luas dengan hamparan nyiur yang melambai sepanjang pesisir pantai. Di depannya terdapat dua pulau kecil yakni Pulau Nuskesar yang berada di tengah laut. Hal ini Semakin menambah nuansa pantai yang sejuk dan indah bagi para pengunjung yang hendak berkunjung ke tempat ini.
Di lokasi wisata ini Para Wisatawan dapat menikmati keindahan alam bawah laut di beberapa titik penyelaman yang tidak jauh dari lokasi yaitu: di Asutubun, Angwarmas, Matakus dan Nustabung. Keempat lokasi ini menyimpan kekayaan bawah laut yang eksotik dan masih alami, sehingga memberikan pengalaman tersendiri bagi para snorkler dan divers yang ingin mengexplorasi keindahan bawah laut.
Untuk mencapai lokasi-lokasi tersebut dapat menggunakan speedboat dan jenis transportasi laut lainya.
(dp-18)