![]() |
Puluhan jerigen minyak tanah yang berhasil diturunkan dari KM. Sabuk Nusantara di pelabuhan Saumlaki |
Saumlaki, Dharapos.com
Gabungan petugas pengamanan pelabuhan kelas II Saumlaki secara paksa menurunkan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diselundupkan oleh sejumlah penumpang KM. Sabuk Nusantara yang hendak bertolak dari pelabuhan Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).
Pasalnya, berencana hendak menuju sejumlah pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), petugas yang terdiri dari personel anggota KP3 dan Syahbandar, berhasil menggagalkan rencana tersebut.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) kelas II Saumlaki, Ferra Juliana Alfaris menjelaskan bahwa penertiban yang dilakukan oleh anak buahnya bersama petugas KP3 tersebut dilaksanakan di atas KM.Sabuk Nusantara sesaat sebelum berlayar menuju sejumlah pelabuhan di MBD.
Saat itu beredar informasi kalau sejumlah BBM yang dimuat oleh para penumpang tersebut milik salah satu oknum anggota DenSub POM Saumlaki.
“Minyak yang ada di kapal katanya milik Oknum Sub DenPom Saumlaki yang lagi di back up oleh petugas dan mereka tidak mau untuk diturunkan. Sementara ini kapal penumpang yang tidak boleh membawa bahan bakar minyak,” katanya.
Usut punya usut, ternyata puluhan jerigen yang berisi BBM jenis bensin dan minyak tanah itu milik sejumlah penumpang termasuk anak buah kapal (ABK).
Namun untuk bisa lolos dari pemeriksaan petugas, beberapa penumpang sengaja menggunakan nama oknum anggota Sub Den POM Saumlaki untuk menakut-nakuti petugas pelabuhan.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Komandan POM dan beliau bersama anak buahnya langsung menuju pelabuhan. Minyak yang diturunkan dari kapal itu ada 19 gen yang berisi masing-masing 35 liter minyak tanah, 4 jerigen berisi bensin. Ada juga 4 jerigen ukuran 20 liter berisi bensin serta 12 botol aqua besar yang telah diisi bensin dan di packing dalam karton. Semuanya telah diturunkan dan di bawa ke kantor POM untuk diambil keterangannya,” urai Fera.
Dijelaskan pula bahwa modus tersebut sudah sering dilakukan oleh masyarakat yang hendak berlayar ke sejumlah wilayah di MBD, karena terjadi kelangkaan BBM di daerah itu.
Komandan Sub Detasemen Polisi Militer (Sub Den POM) XVI/2-3 Saumlaki, Kapten CPM. Ronnie W.B yang dikonfirmasi usai mengambil keterangan dari 4 orang pemilik BBM tersebut menjelaskan bahwa sebagaimana hasil pemeriksaan, dipastikan sejumlah BBM tersebut milik para penumpang dan bukan milik anggotanya seperti yang dituduhkan.
“Saya pastikan bahwa sejumlah BBM ini bukan milik anggota Sub Den POM Saumlaki. Saya kaget saat dihubungi oleh kepala kantor pelabuhan, sehingga saya dan anggota langsung menuju pelabuhan untuk memastikan. Kami sudah meminta keterangan, dan ternyata sejumlah BBM ini milik para penumpang,” terang Ronny.
Selama bertugas di Sub Den POM Saumlaki, Ronny mengaku baru pernah menerima laporan semacam itu. Dia memastikan, selama ini anggotanya tidak pernah terlibat dalam praktek illegal itu.
“Saya telah meminta maaf kepada komandan POM dan Pak Alex karena saya yang menggunakan nama beliau agar minyak saya bisa berhasil dimuat di atas kapal” tutur Ny. Mala Berbiru (40), salah satu penumpang KM. Sabuk Nusantara yang sempat ditahan oleh Sub Den POM Saumlaki.
Warga desa Ilih, kecamatan Damer, MBD itu mengaku akhirnya terpaksa mengelabui petugas agar minyak tanahnya bisa berhasil di bawah pulang ke wilayah itu untuk kebutuhan sehari-hari karena di daerah itu terjadi krisis BBM.
Pemilik 100 liter minyak tanah ini bercerita bahwa harga sebotol minyak tanah di daerahnya harus dibayar dengan Rp.15.000, itu pun jika ada BBM dan tidak terjadi kelangkaan.
Dia menyadari kalau perbuatannya itu masuk kategori melawan hukum, namun jika tidak demikian maka kebutuhannya tidak terpenuhi.
“Saya ada bawa 2 jerigen minyak tanah yang dititip oleh warga masyarakat di Kisar, Maluku Barat Daya. Mereka mengaku di sana terjadi kelangkaan minyak tanah sehingga harus dibeli dari Saumlaki. Saya bantu mereka hanya karena kasihan dengan kondisi di daerah itu,” tutur Lamek, salah satu ABK KM. Sabuk Nusantara yang sempat diperiksa oleh personil Sub Den POM Saumlaki.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa MBD, Ever Makupiola yang dikonfirmasi di Saumlaki, Kamis (8/6) mengakui jika selama ini masyarakat yang terdiri dari 117 desa pada 17 kecamatan itu masih mengalami krisis BBM akibat dari penyaluran BBM yang masih terpusat di ibukota kabupaten yakni di Tiakur -pulau Moa.
Sehingga persoalan pemuatan BBM diatas kapal perintis dari pelabuhan Saumlaki ke sejumlah wilayah itu selama ini menjadi alternatif solusi warga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Tentu pemerintah mengalami kendala sehingga masyarakat yang ada di MBD seperti Damer, Wetar dan Romang, termasuk pulau-pulau Dai telah menyatakan bahwa kesulitan memperoleh jatah BBM bersubsidi karena selama ini penyalurannya hanya di ibu kota kabupaten. Nah, sehingga masyarakat harus menempuhi cara-cara melawan hukum ini saya minta agar bisa ditinjau dari aspek kemanusiaan,” katanya.
Ever mendesak Pemkab MBD segera merespons persoalan kelangkaan BBM di wilayah tersebut sebagai persolan serius untuk ditangani secepatnya.
(dp-18)