Daerah

Rahayaan Paling Siap Pimpin Kota Tual 2018

11
×

Rahayaan Paling Siap Pimpin Kota Tual 2018

Sebarkan artikel ini
Frans Putnarubun
Frans Putnarubun

Tual, Dharapos.com
Meski kini digoyang dari berbagai pihak oleh karena keputusannya menonaktifkan Sekretaris Daerah, Wali Kota Adam Rahayaan, S. Ag, M.Si dinilai sebagai figur yang paling siap untuk memimpin kembali Kota Tual.

“Jujur saja, bahwa terkait dengan kesiapan diri saudara Adam Rahayaan bersama pasangan nanti, beliau paling siap dan tim sukses sudah bekerja,” tegas salah satu tokoh masyarakat setempat, Frans Putnarubun kepada Dharapos.com saat dimintai komentarnya tentang momen politik jelang 2018 mendatang.

Diakui, jika bandingkan dengan figur-figur lainnya yang bakal bertarung di Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Tual, Rahayaan adalah figur yang paling siap dan layak memimpin daerah ini 5 tahun mendatang.

Hingga saat ini, lanjut Putnarubun, Rahayaan telah bekerja dengan baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik dalam penyelenggaraan pemerintahan hingga pelayanan kepada masyarakat.

“Karena itu, dia mengajak masyarakat untuk tidak termakan oleh isu-isu tidak sehat yang sengaja dimainkan oknum tertentu dalam proses perebutan yang saya nilai juga sudah tidak sehat,” imbuhnya.

Putnarubun kemudian menyinggung soal keputusan pencopotan Sekda setempat, Drs. Basri Adlly Bandjar oleh Wali Kota Adam Rahayaan pada Sabtu (22/4) lalu yang sedang ramai belakangan ini.

Publik tegas dia, wajib mengetahui bahwa keputusan ini harus dikeluarkan karena pernyataan mantan Sekda sendiri dalam Rapat Dengar Pendapat dengan DPRD Kota Tual beberapa waktu lalu yang serta merta mencoreng wibawa Wali Kota selaku pimpinannya.

Pasalnya, yang bersangkutan sendiri sebagai bawahan menyatakan di depan RDP tersebut bahwa sudah tidak ada harmonisasi lagi antara dirinya dengan Wali Kota.

“Ada apa ini? Inikan yang namanya mencoreng pimpinannya sendiri. Saya menilai saudara Bandjar telah menunjukkan sikap yang sama sekali tidak rasional karena dia yang memulai lalu kemudian dia juga yang mengakhirinya,” bebernya.

Putnarubun kemudian, membeberkan masalah keberatan-keberatan masyarakat yang sudah sering kali mengeluhkan kinerja Sekda yang jarang berada di tempat.

Dengan kata lain, disposisi Wali Kota yang ditujukan ke ruangan Sekda sering kali tidak bisa ditidaklanjuti karena yang bersangkutan sering kali tidak berada di tempat.

“Nanti setelah informasi masuk, lalu Wali Kota kaget Sekdanya tidak diketahui ada dimana atau kemana? Nah yang disesali adalah bahwa nanti setelah di luar daerah baru dia sampaikan bahwa ini perjalanan dinas, padahal  perjalanan keluar daerah ini sama sekali tidak diketahui Wali Kota pula,” bebernya.

Putnarubun bahkan secara tegas menyatakan bahwa pernyataan Sekda soal dirinya tidak harmonis lagi dengan Wali Kota adalah jelas-jelas merupakan tindakan pencemaran nama baik.

“Menurut anda apa? Ini kan namanya mencemarkan nama baik pimpinan dan apalagi ini sebuah pemerintahan. Dan lagi pula tidak boleh untuk kemudian seperti itu disampaikan karena ini adalah forum resmi. Karena itu jujur saja, saya sangat menyesalkan tindakan yang tidak terpuji seperti itu,” kecamnya.

Dari beberapa fakta ini, Putnarubun kembali menegaskan bahwa mantan Sekda sebenarnya yang telah memulai dan kemudian mengakhiri sendiri.

“Dan kejadian ini persis seperti filosofi yang mengatakan menohok kawan seiring menggunting dalam lipatan yang artinya mencelakakan teman sendiri,” tukasnya.


(dp-20) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *