![]() |
Simulasi Pembebasan Sandera oleh KesatuanAnti Teror Batalyon 751/Raider Kodam XVII Cendrawasih |
Papua – Dharapos.com,
Untuk mengantisipasi aksi teror oleh kelompok separatis di tanah Papua, kesatuan anti teror dari Batalyon 751/Raider melakukan simulasi pembebasan sandera dalam hal ini para pejabat Pemerintah Provinsi Papua yang di sandera kelompok separatis.
Aksi pembebasan para sandera ini untuk mengevaluasi diri setiap kesatuan TNI dan meningkatkan kekuatan prajurit yang pantang menyerah serta rela berkorban terhadap gerakan kelompok separatis yang mengganggu kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Simulasi tersebut mewarnai peringatan HUT TNI ke-69, Selasa (7/10), di pusatkan di Lapangan Kodam XVII/Cenderawasih yang dipimpin langsung Kepala Staf Kodam XVII/Cenderawasih, Brigjen. TNI. Deliaman TH Damanik, S.IP.
Selain atraksi pembebasan sandera dari kelompok teroris, 12 Korps Wanita Angkatan Darat dari Kesatuan Batalyon 751/Raider Sentani juga memperagakan kebolehan bela diri, yaitu mematahkan kuping baja dengan tangan kosong.
Pada peringatan, prajurit Kodam XVII/ Cenderawasih juga mempertunjukkan keberadaan alutsista yang dimiliki Kodam kepada masyarakat umum dalam upacara parade defile.
“TNI ingin menunjukkan kepada masyarakat umum bahwa TNI masih berada pada hakikat dirinya sebagai prajurit pejuang dan pejuang prajurit yang cinta negara, cinta bangsa, cinta rakyat dan cinta kehidupan yang bermakna patriot yang ditunjukkan dalam mengawal demokrasi dan menjaga kedaulatan serta keutuhan NKRI secara profesionalMenuju Indonesia aman dan sejahtera,” demikian sambutan Panglima TNI Moeldoko dalam amanatnya yang dibacakan Kasdam XVII/ Cenderawasih, Brigjen TNI. Deliaman TH Damanik, SIP.
Lebih lanjut, dikatakan, pelaksanaan HUT TNI ke-69 seyogianya dilaksanakan 5 Oktober, tetapi karena bertepatan dengan Idul Adha sehingga diundur pada 7 Oktober 2014.
Panglima TNI juga mengajak untuk melihat ke belakang dan merefleksi kepada hakikat TNI dalam peran pembangunan Nasional.
“Sekecil apapun sikap dan tindakan primitif akan mengganggu bahkan merusak jati diri TNI dalam usaha meningkatkan kinerja dan kualitas pengabdian di masa yang akan datang,” tambahnya.
Pada sisi lain,Panglima TNI juga menyampaikan agar prajurit TNI memegang teguh delapan wajib TNI, taati hukum dan hormati hak asasi manusia, bina solidaritas satuan, tegakkan rantai komando dan mantapkan kesatuan komando di setiap strata kepemimpinan sehingga terwujud loyalitas yang jelas dan tegas.
“Mantapkan kepemimpinan lapangan, budayakan belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh, benar, baik guna tercapainya profesionalisme keprajuritan yang diharapkan mendukung tugas pokok TNI,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Panglima TNI, profesionalisme TNI merupakan salah satu substansi visi dalam pembangunan dan pengembangan kapasitas TNI sebagaimana yang diamanatkan dalam UU dalam rangka menjamin keberlangsungan pelaksanaan pembangunan nasional.
“Makna TNI sebagai patriot dapat menjadikan kebanggaan dan membangkitkan kecintaan rakyat kepada TNI serta memberikan kepercayaan atas kekuatan sendiri dalam melanjutkan pembangunan Indonesia,” pungkasnya. (dp-25)