![]() |
G. Morwarin |
Dobo, Dharapos.com
Keberangkatan tiga orang aparatur dari setiap desa di Kecamatan Sir Sir, Kabupaten Kepulauan Aru dalam rangka mengikuti kegiatan bimbingan teknik (Bimtek) terkait program Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Jakarta, beberapa waktu lalu langsung mendapat kecaman dari sejumlah pihak.
Terkait itu, Camat Sir Sir G. Morwarin, kepada wartawan menegaskan bahwa keberangkatan Kepala desa, Sekretaris dan Bendahara desa sudah melalui perencanaan yang matang.
“Kalau dikatakan bahwa semua kegiatan tersebut cuma menghabiskan anggaran desa, sebenarnya itu tudingan yang tidak berdasar. Karena semua itu sudah melalui suatu perencanaan serta sebelumnya telah dilakukan pembahasan anggaran untuk hal tersebut dengan tujuan mencari sumber-sumber yang sudah terbukti keberhasilannya dalam melaksanakan program tersebut,” tegasnya.
Sesungguhnya program ini, lanjut Morwarin, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa sehingga dirinya langsung mendukung, mengawal serta menjadi penunjuk jalan menuju ke ibukota Jakarta guna mengikuti kegiatan bimtek tersebut.
Soal anggaran yang digunakan, Morwarin merincikan tiap desa telah menganggarkan dana sebesar Rp 55.500,000,- untuk 3 (tiga) aparatur desa yang berangkat. Aparatur desa yang mengikuti kegiatan tersebut di Jakarta berasal dari 8 dari 9 desa yang ada. “Satu desa yang tidak turut serta dalam rombongan dikarenakan keterlambatan transportasi,” akuinya.
Lebih lanjut, jelas Morwarin, paar aparatus desa yang mengikuti kegiatan di Jakarta adalah tokoh-tokoh yang memegang peran penting dalam perencanaan, penyusunan sampai pada mempertanggungjawabkan APBDes pada lingkup Pemerintahan desa masing-masing.
“Jadi, keberangkatan mereka bertujuan agar lebih memahami apa yang menjadi hal baru bagi tiap-tiap desa yang ada di Indonesia, karena APBDes ini baru dibuat pada tahun 2015,” jelasnya.
Bahkan, setelah selesai mengikuti kegiatan bimtek, para aparatur desa tersebut langsung berkesempatan mengunjungi salah satu desa percontohan di Jakarta yang sudah maju dalam mengelola APBDes.
“Disana mereka melihat bahwa betapa semangat beraktivitas para warga pada desa percontohan tersebut, dan ini menjadi salah satu motivator bagi mereka yang berkunjung serta melihat secara langsung, agar dapat menerapkannya di desa masing-masing sekembalinya mereka ke Aru nanti, dan itu memang benar,” urai Morwarin mengutip penuturan salah satu anggota staff desa dalam rombongan itu kepada dirinya disela-sela kunjungan mereka.
Dikatakan, program pembangunan ada dua yaitu program fisik dan program non fisik.
“Kalau kita masih dalam pembangunan fisik, maka kapan dapat menikmati bangunan fisik tersebut dengan baik, jika manusianya belum dibangun pengetahuannya dalam menggunakan bangunan fisik yang dibuat.
Namun bila kita bangun pengetahuan manusianya, otomatis fasilitas-fasilitas bangunan fisik dapat dipergunakan serta terpelihara, karena pengetahuan pada manusia-manusianya dalam mempergunakan fasilitas yang sudah dibangun terlebih dahulu,” cetusnya.
Bahkan, terkait anggaran yang dikeluarkan, Morwarin menyatakan bersedia diperiksa jikalau kegiatan tersebut menyalahi prosedur dan merugikan masyarakat dengan penggunaan dana dalam keberangkatan tersebut.
“Komitmen saya agar desa dapat maju, dengan membangun pengetahuan lewat para aparatur desa agar dapat mempergunakan fasilitas-fasilitas fisik yang akan dibangun nantinya. Saya membuat terobosan dengan memberangkatkan mereka mengikuti Bimtek di Jakarta karena ada program peningkatan kapasitas aparatur dalam pengetahuan pembangunan desa,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Aru kepada Dhara Pos, mengapresiasi langkah yang diambil oleh Camat Sir Sir dengan memberangkatkan para aparatur desa di wilayahnya ke Jakarta.
“Sebenarnya masyarakat harus bersyukur dengan apa yang dilakukan Camat Sir Sir karena semua itu bertujuan untuk memajukan desa dan terlebih penting adalah demi kesejahteraan masyarakat desa,” cetus sumber yang meminta namanya tidak dimuat.
Dan yang paling penting, tegas dia, penggunaan dana tersebut sudah melalui sebuah keputusan bersama untuk tiap desa dan terkait langkah tersebut juga ada di dalam salah satu program di pemerintahan setempat.
Sehingga tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan seolah-olah telah terjadi penyelewengan dana desa.
“Makanya sangat kita sesalkan kalau ada pihak-pihak yang tiba-tiba mengecam program ini tanpa melihat secara jelas maksud dan tujuannya, terlebih dalam penggunaan anggaran yang dipersiapkan secara baik dan memenuhi aturan-aturan yang ada,” tegas sumber.
Olehnya itu, dirinya menghimbau kepada seluruh warga masyarakat agar dapat memberikan dukungan penuh kepada orang-orang yang telah mendedikasikan hidupnya untuk membangun daerahnya dan yang terpenting bagi kepentingan masyarakat sendiri.
(dp-31)