Utama

Uskup Mandagi, Sang Gembala Dan Karya Pelayanannya di Maluku.

49
×

Uskup Mandagi, Sang Gembala Dan Karya Pelayanannya di Maluku.

Sebarkan artikel ini

AVvXsEi4HIl2RxNTCVnnM8zrAAYOMW6dU2XSyZRv XGkJhi lCHtAODLKzqLA8UPNFUkVYcWWjBOtAlwM6C3kTRtkZNTRAlVohWdULLO9UbT8ZjUpX2JiKUwSBvFqgCJorUbBTvRDqXCJO2SVfwj61frrjaCl EdvBNxL3qgppXza4Ybx9kiK0c0jkBe2YJx=w831 h514
Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC

Saumlaki, dharapos.com – Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC atau yang sering disapa uskup Mandagi, dikenal luas sejak provinsi Maluku dilanda konflik sosial bernuansa agama pada tahun 1999 hingga 2003. Mandagi merupakan salah satu tokoh perdamaian di Maluku, daerah yang pernah porak-poranda akibat konflik sosial.

as

Uskup kelahiran 72 tahun lalu itu dikenal sebagai salah satu tokoh yang berdiri paling depan dan menyeruhkan agar konflik itu dihentikan. Tak hanya itu, uskup Mandagi juga menggugah para dermawan dengan menyumbang dana bagi para pengungsi di pos-pos pengungsian Kristen, Katolik dan Islam.

Ia dianggap pemberani. Sebab, pada saat konflik membara, para penyeru perdamaian sering kali diincar untuk dibunuh. Selain menyeruhkan perdamaian, membantu para pengungsi, uskup Mandagi juga menginisiasi program-program prioritas pelayanannya di keuskupan Amboina yang meliputi wilayah provinsi Maluku dan provinsi Maluku Utara.

Uskup Mandagi telah berkarya di keuskupan Amboina selama 27 tahun dan kini diangkat menjadi Uskup Agung Merauke di Papua oleh Paus Fransiskus. 

Sebelum meninggalkan Keuskupan Amboina, Uskup Mandagi merayakan perayaan syukur bersama dengan umat dan pemerintah daerah kabupaten Kepulauan Tanimbar, Senin  (30/1/2022). Perayaan ini dilaksanakan seperti halnya diadakan juga di wilayah lain di Maluku dan Maluku Utara.

Hampir tiga dekade pelayanannya itu meninggalkan banyak kenangan dan bukti karya-karya pelayanannya sebagai sang gembala. Mengusung motto pelayanan “Nil Nisi Christum” atau tidak ada apapun selain Kristus (Galatia 2:20) uskup Mandagi memiliki banyak kisah hidup yang menjadi pengalaman iman bagi umatnya.

“Uskup Mandagi sangat mengenal Keuskupan Amboina, para pastor, umat, dan semua yang berhubungan dengan gereja. Mengenal dengan baik para pemimpin dari provinsi hingga kecamatan karena bapa uskup sangat dekat dengan umat. Uskup Mandagi memiliki kepedulian yang tinggi bagi umat dan masyarakat Maluku. Contohnya menyelesaikan tragedi kemanusiaan Maluku. Beliau sumbang Rp.100juta untuk penyelesaian konflik dan para pengungsi. Saat itu belum ada satupun tokoh agama yang sumbang,” tutur Wakil Uskup wilayah Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya, Pastor Simon Petrus Matruty.

Pastor Sipe (nama kecilnya-red) menyatakan, uskup Mandagi menciptakan sistem perekonomian yang menghantarkan orang pada kesejahteraan dan kesuksesan seperti membangun Credit Union (CU) di Maluku dan Maluku Utara, menciptakan sistem pendidikan yang baik di Maluku dan Maluku Utara untuk mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik, serta bekerjasama dengan pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, uskup Mandagi selalu menjadi contoh dan teladan yang menggerakkan. Mulai dari disiplin waktu dan hidup, terus meningkatkan kemampuan menulis, mengajak imam dan umat untuk selalu dekat dengan Tuhan. Menjadi contoh dalam hidup sehat, hidup jujur, membangun relasi sosial, kerja keras dan kerja tuntas, konsisten, teratur, relah berkorban dan mengampuni.

” Saya kenal Mgr. Mandagi itu sangat disiplin, menghargai setiap orang yang bertemu dengan beliau,” kata Bupati Kepulauan Tanimbar, Petrus Fatlolon dalam acara syukuran tersebut.

Fatolon menyatakan, uskup Mandagi adalah sosok gembala yang hebat dan tidak pernah kenal lelah. Berkat doa dari uskup Mandagi  telah menghantarkan dia dan Utuwaly menjadi Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat yang kini telah berubah nama menjadi kabupaten menjadi Kepulauan Tanimbar

“Kami percaya bahwa tangan dingin Mgr. Mandagi serta atas doa dan berkatnya maka  Tanimbar ini akan senantiasa mengalami berkat berlimpah dari Tuhan,” kata Bupati.

Atas nama pribadi dan keluarga, serta Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Fatlolon berterima kasih kepada uskup Mandagi yang telah melayani umat dan membantu pemerintah daerah selama berkarya di Maluku.

AVvXsEhskTUviohNEp2OcGLi1iJx0dzzf2JAPhbY22pyEh1VAwtdZ74S3hMG7 nNJRvCBtPtYZWfs323r7nQrPTbZwmqyKosjBe0kfAeM5Wo1gyhuSzMJPaH UJRMa8bVbqtJH m5yXFOfkhjbf9s4fdOxopYkbiCbbP XxIoJGbSNZ4XDIRxJ2e9vMXXTES=w823 h547
Uskup Mandagi berfoto dengan Bupati dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kepulauan Tanimbar serta Pastores di wilayah Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya, di sela-sela misa syukur.

Dengan tertatih-tatih, uskup Mandagi melangkah menuju podium Natar Kaumpu untuk diwawancarai oleh Baltasar Lalamafu, host dalam segmen talk show saat itu. Uskup Mandagi dengan gaya yang humoris ini, sesekali mengeluarkan kata-kata yang menggelitik sehingga para undangan dan umat yang hadir tertawa lepas dan menggelegar.

Cerita tentang pilihan hidupnya untuk membiara menjadi bahasan awal dalam diskusi itu. Uskup Mandagi dengan lima saudaranya memutuskan untuk menjalani panggilan suci, seorang suster, pastor, dan dua orang frater. Mantan Ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian KWI ini mengorbankan masa mudanya sebagai uskup diusia 45 tahun.

Hampir tiga dekade uskup Mandagi memimpin umat di Maluku dengan visi besarnya yaitu suka melihat orang Maluku saling mencintai walaupun berbeda-beda. Perbedaan itu menurutnya merupakan hal yang biasa dan normal. Berbeda itu menurutnya adalah satu kekuatan untuk saling mencintai.

“Saat konflik saya katakan kalau berkelahi maka kita bodoh. Maluku hanya bisa dibangun dengan persatuan dan persaudaraan. Orang Kristen cintailah orang Muslim dan kelompok agama lain, begitupun sebaliknya,” katanya.

Tantangan lain yang sedang dialami oleh umat dan masyarakat Maluku di era 4.0 saat ini diwarnai dengan post truth dan post religion. Post truth adalah era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran, sementara post religion adalah sebuah era yang menggusur dominasi dan hegemoni alam batin. 

“Sekarang anak muda mulai ragu dengan agama. Di Eropa mulai ditinggalkan gereja-gereja karena tidak mau berubah. Jadi pesan saya adalah Nil Nisi Christum dengan ajaran utama adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama,”pesannya.

Kepada umat dan masyarakat di Kepulauan Tanimbar, uskup menyeruhkan bahwa sebagai orang Indonesia, kita bukan orang kafir tetapi beragama, dan agama mengajarkan kasih kepada Allah dan kepada manusia. 

AVvXsEhlDgMzjokn2P7MUOsbpQ4eApIKMyazWczgNBoOFchgGbz5H817WRP7PIB31I9m83DNSl8 Rh AI5sJ3Jt7PDHWxHCmrFI7UexrQ SIerklAXPgVr vKWLLA D5fzZ2jl0XuJFdfshtsenAT4JE2k2TqFCnUNAQxTc0lvvyVrlq1YhrX7GpdsAi16fw=w787 h524

Beberapa pesan lain sang gembala adalah kebahagiaan hidup adalah memberi dan memberi, serta,  kesombongan adalah awal terbesar dari kehancuran.

Pastor Matheus Bwariat yang mewakili pastores di kepulauan Tanimbar, serta Fransina Erumkuy ketua Orang Muda Katolik Stasi Tri Tunggal Maha Kudus Sifnane juga menyebutkan berbagai kisah inspiratif dan pelayanan dari Uskup Mandagi yang patut diteladani oleh umat dan masyarakat di Maluku.

Para pemimpin umat dan masyarakat di Tanimbar berharap, Uskup Mandagi terus mendoakan kehidupan umat dan pemerintahan di wilayah yang berbatasan dengan Australia itu.

(DP-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *