![]() |
Walikota resmikan Pustu Enggros |
Jayapura, Dharapos.com
Walikota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM, Rabu (14/1) meresmikan Puskemas Pembantu (Pustu) Enggros Distrik Abepura, kota Jayapura, Provinsi Papua.
Selain itu juga turut diserahkan 3 unit mobil Puskesmas keliling serta penyerahan 3 buah rumah PNPM Mandiri perkotaan.
Penyerahan dan peresmian tersebut berlangsung di kampung Enggros, yang dihadiri oleh sejumlah SKPD serta masyarakat setempat.
Pustu tersebut dibangun dengan anggaran Rp.594.268.000,yang bersumber dari dana DAK tahun 2014.
Walikota dalam sambutannya mengatakan penanganan Kesehatan bagi masyarakat di Kota Jayapura masih menjadi sorotan tajam karena dirinya belum puas dengan pelayanan yang ada khususnya penanganan pasien di beberapa Pustu yang sangat tidak maksimal.
“Bicara kesehatan berarti bicara dengan hati bukan dengan perkataan dan perbuatan. Kita bangun Pustu yang megah, peralatan yang lengkap namun apakah Pustu tersebut didatangi orang atau tidak karena kita melayani masyarakat. Masih banyak Pustu yang tidak digunakan,” ungkapnya.
Dijelaskan Walikota, banyak anggaran yang diturunkan kepada Puskesmas seperti BPJS, BOP, bantuan Pemkot bahkan obat-obatan yang diberikan Pemerintah pusat dan provinsi.
“Melayani masyarakat yang sakit haruslah melayani dengan sepenuh hati dan memiliki rasa tanggung jawab sebagai seorang tenaga medis. Jangan dilihat dari bangunan Puskesmas atau rumah yang sakit yang megah dan indah akan tetapi di dalamnya kosong tidak ada satu perawat pun,” jelasnya.
Usai resmikan Pustu dan penyerahan 3 unit mobil puskesmas keliling, Walikota mengakui ada beberapa program prioritas yang belum bersentuhan langsung pada masyarakat secara masksimal.
“Program kesehatan dan pendidikan, dua program ini belum menyentuh masyarakat sampai pada tahun ke 4 ini,” akuinya.
Karena menurut Walikota, jika pelayanan tersebut sampai ke masyarakat maka akan ada hal yang berubah dalam tingkat pelayanan kepada masyarakat karena pelayanan tersebut berdampak sehingga apa yang diprogramkan tidak sia-sia.
Selain itu, terkait pelayanan kepada ibu hamil dan anak balita, dirinya sering mendatangi langsung posyandu di kampung-kampung namun fakta yang sering ditemukan hanya gedung saja, para petugas tidak ada, bahkan buku juga tidak ada.
“Seharusnya para ibu hamil ini harus sering dilayani dan diberi dukungan dan seharusnya dilayani di Pustu atau Puskesmas, begitu pula dengan anak-anak juga harus diberikan gizi yang baik khususnya yang ada di 14 kampung. Hal ini secara langsung akan menghilangkan gizi buruk di kota Jayapura sehingga anak-anak yang terlahir sehat, menjadi pintar dan cerdas,” imbuhnya.
Walikota juga berkeinginan untuk bagaimana menekan angka kematian Ibu yang melahirkan dan anak di kota Jayapura. Bahkan dirinya sempat menyoroti ada tenaga medis yang hingga saat ini belum pernah menyentuh ibu hamil di kampung-kampung sehingga akhirnya mereka harus ke dukun kampung.
“Pelayanan di bidang kesehatan itu sangat penting, bahkan saya punya cita-cita selama 5 tahun ini adalah angka harapan hidup manusia di kota Jayapura bertambah, serta bagaimana menekan angka gizi buruk. Dan semua itu dimulai dari ibu hamil dan bayi yang di kandung sehat,sehingga menghasilkan anak yang pintar dan sehat untuk meneruskan generasi,” harapnya.
(Harlet)