PAPUA

2015, Pelayanan Kesehatan Model Baru Bakal Diterapkan Di Papua

38
×

2015, Pelayanan Kesehatan Model Baru Bakal Diterapkan Di Papua

Sebarkan artikel ini
Kadiskes Papua3
Drg. Aloysius Giyai, M. Kes

Papua, Dharapos.com
Tahun 2015 pelayanan kesehatan model Terbang, Terapung dan Kaki Telanjang akan di terapkan di Papua.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Drg. Aloysius Giyai, M.Kes, kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (10/11).

“Saya baru kembali dari Jakarta dalam rangka mendesain helikopter khusus yang diperuntukkan bagi Dinas Kesehatan Provinsi untuk melakukan pelayanan terbang,” ungkapnya.

Begitupula dengan pelayanan kaki telanjang yang artinya para medis dalam hal ini dokter dan perawat siap melayani masyarakat yang sakit, dengan berjalan tanpa alas kaki baik itu di rawa-rawa, gunung-gunung yang jarak tempuhnya berkilo-kilo meter guna memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sakit.

Apresiasi patut diberikan kepada sang Kadis karena banyak memunculkan ide baru guna melakukan terobosan dalam usaha memutus tali rantai kematian di Papua.

Bahkan di 2015, seluruh Dinkes yang ada di seluruh kabupaten/kota di tanah Papua, wajib hukumnya untuk melaksanakan program pelayanan yang menjadi mimpi sang Kadis selama ini.

Giyai juga menambahkan, di tahun 2017 fungsi Puskesmas akan di rubah artinya sudah tidak ada lagi pelayanan kesehatan di Puskesmas, namun pelayanan pasien dilakukan dari pintu ke pintu (door to door).

“Alasan dari perubahan tersebut, dikarenakan sosial, kultur, budaya dan geografis Papua sangat cocok untuk pelayanan kesehatan dengan sistem door to door,” tambahnya

Pihaknya akan berlakukan sistem jemput bola atau sistem jemput pasien yang artinya petugas menunggu pasien (PMP) dirubah menjadi petugas datangi pasien (PDP) yang arahannya promotif dan preventif.

“Dan kalau kebetulan dapat orang sakit langsung di boyong ke rumah sakit dan tidak lagi di bawa ke Puskesmas, karena puskesmas akan di jadikan sebagai pusat pelayanan data,” jelas Giyai.

Terkait model pelayanan tersebut, dia menegaskan, dalam Otonomi khusus sangat dibolehkan untuk menciptakan model pelayan kesehatan yang disesuaikan dengan kondisi sosial budaya dan spesifik daerah Papua.

“Karena mimpi saya, program tersebut akan menjadi model percontohan pelayanan kesehatan di kawasan Pasifik,” tutup Giyai.

(Harley)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *