Daerah

Guru LIM Meninggal Dunia Di Rumah Dinas Bupati MTB

14
×

Guru LIM Meninggal Dunia Di Rumah Dinas Bupati MTB

Sebarkan artikel ini

Saumlaki,
“Disini saya bertemu dengan banyak mutiara kehidupan. Para guru kecil kehidupan saya, dan saya bersyukur bisa berada di Wunlah – negeri para suri tauladan kehidupan.” 
iklan turut berdukacita ediInilah secuil kutipan tentang Wunlah, yang diambil dari blog Aditya saat bertugas di Wunlah sebelum almarhum meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.
Aditya Prasetyo (25), salah seorang staf pengajar dari Lembaga Indonesia Mengajar (LIM) pimpinan Prof. Anis Baswedan yang ditugaskan di kecamatan Wuarlabobar – Kabupaten Maluku Tenggara Barat akhirnya tutup usia. Ia menghembuskan nafas terakhirnya dirumah dinas Bupati MTB pada, Senin  (4/11).
Berdasarkan penuturan sejumlah sumber, awalnya Aditya pamit tidur lebih dulu kepada 2 rekannya pada pukul 21.00 WIT. Keesokan paginya sekitar, kira-kira pukul 4.30 WIT, Didit Priyanto, teman Aditya yang tidur sekamar dengannya tersentak kaget karena Aditya tak berafas lagi saat
dibangunkan.
Karena panik melihat sekujur tubuh Aditya yang telah menegang dan kaku, Diditpun langsung bergegas menginformasikan kepada penghuni rumah termasuk Bupati MTB Drs. Bitzael S. Temmar. Bupati emudian memanggil dr. Edwin Tomasoa untuk memberikan tindakan medis namun hasil pemeriksaan dokter menyebutkan bahwa Aditya si pengajar muda itu sudah tak bernafas lagi.
Sejumlah masyarakat yang mengetahui peristiwa naas ini menduga kuat jika korban meninggal dunia karena dibunuh. Dugaan mereka, oleh karena terdapat sejumlah memar hitam di bagian belakangnya.
Kepada sejumlah wartawan, Direktur RSUD Saumlaki, dr. Leksi membantah tudingan warga tersebut. Menurut dia, saat pihaknya dipanggil untuk melakukan pemeriksaan awal tidak terdapat bukti benturan benda fisik di sekujur tubuh korban. Dirinya membenarkan bahwa terdapat memar hitam di bagian belakang tubuh korban, namun hal itu bukan disebabkan oleh benturan benda fisik seperti dugaan warga melainkan memar bercak hitam tersebut merupakan lebam mayat.
“Lebam mayat dalam istilah kedokteran disebut sebagai gumpalan darah yang membeku akibat korban telah sekian jam meninggal dunia. Dan sesuai hasil pemeriksaan bagian luar korban itu bukan memar tapi lebam mayat. lebam itu seperti cairan-cairan-tubuh, seperti darah juga. Ini karena lebam di bagian belakang maka pertanda korban tidur terlentang,” jelasnya.
Dikatakannya, pihak RSUD dr. PP. Magrety tidak bisa melakukan visum dokter oleh karena masih terbatas dengan peralatan medis.
Mayat korban, lanjut dr. Leksi hanya bisa diawetkan dengan cairan formalin untuk di pulangkan kepada keluarganya.
Selain itu, dr. Leksi juga menyebutkan jika keluarga korban telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Resort MTB untuk tidak lagi di autopsi dan dipulangkan jasadnya untuk di makamkan. Sementara, pihak RSUD sendiri mengaku kesulitan mendapatkan informasi jenis penyakit yang diderita korban sebelum meninggal dunia oleh karena semasa hidupnya, Aditya belum pernah berkunjung ke RSUD untuk memeriksakan kesehatannya.
informasi yang berhasil dihimpun media ini menyebutkan bahwa Aditya Prasetyo- guru muda Indonesia mengajar asal Lampung ini telah mendedikasikan dirinya bagi anak-anak negeri yang berada di SD Kristen Wunla, Kecamatan Wuarlabobar selama 5 bulan terakhir dalam Tim angkatan 6 Program Indonesia mengajar bentukan Anis Baswedan.
Jenazah almarhum sebelum diberangkatkan, sempat disolatkan di masjid Al-barokah Saumlaki dan setelah itu dilepas dalam upacara pelepasan dan penghormatan terakhir oleh pemerintah daerah yang dipimpin langsung oleh Bitzael S. Temmar di pendopo samping rumah dinas Bupati.
Asisten II pada Setda Maluku Tenggara Barat R.M. Kabalmay,S.Pt.,M.Si yang ditunjuk oleh Pemkab MTB untuk menghantar jenasah kepada keluarga saat ditemui diruang kerjanya mengatakan dirinya di tunjuk Bupati untuk menghantarkan langsung jenazah kepada keluarga dan telah di makamkan di Lampung , Rabu(6/11).
Diakui Kabalmay, keluarganya sangat menyambut baik upaya Pemkab MTB dalam upaya pemulangan jenazah dan berharap nama Aditya Prasetyo pengajar muda pemberani ini meskipun telah tiada, namun akan selalu dikenang oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat di daerah bekas wilayah pengabdiannya.
Kabalmay mengaku telah melaporkan harapan keluarga korban tersebut kepada bupati dan bupati telah berencana untuk mengabadikan namanya sebagai nama salah satu jalan di pusat kota Saumlaki dalam waktu dekat.(mon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *