Daerah

Diduga Kuat Sejumlah Kades Otaki Penebangan Liar Di Wetar

16
×

Diduga Kuat Sejumlah Kades Otaki Penebangan Liar Di Wetar

Sebarkan artikel ini
Tiakur, 

illegal+logging
Ilustrasi Illegal Logging


Penebangan hutan liar dan illegal logging terus terjadi di Kecamatan Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya.
Hal ini sudah berlangsung puluhan tahun, namun hingga saat ini belum ada tindakan dari pemerintah daerah untuk mengatasi kondisi hutan yang semakin kritis. Akibatnya, makin menjadi-jadilah para penebang liar terus melahap hutan.
Hal ini disampaikan salah satu tokoh masyarakat Wetar berinisial FS, kepada Dhara Pos, baru-baru ini.
Dikatakannya, desa-desa di pulau Wetar yang paling sarat dengan illegal logging adalah desa Masapun, Mahuan, Tomolyafat, Moning dan Arwala.
“Yang melakukan tindakan illegal logging itu diduga kuat kepala-kepala desa setempat. Mereka bekerjasama dengan para pendatang dari Sulawesi,” ungkapnya.
Ditambahkannya, hasil garapan hutan itu dibawah dengan kapal motor ke Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk dipasarkan.
Atas kondisi ini, pemerintah daerah MBD diminta untuk menindak tegas para pelaku pembalakan liar yang tidak memiliki ijin usaha maupun ijin penebangan hutan.
“Bila Pemda MBD terus berdiam terhadap masalah ini maka hutan di Pulau Wetar akan habis dalam kurun waktu lima tahun ke depan dan bahaya banjir akan menjadi masalah serius bagi masyarakat pada masa yang akan datang,” tegasnya.
Diakhir penyampainnya kepada Dhara Pos, FS juga menambahkan, selain masalah penebangan hutan liar dan illegal logging, sekarang ini juga sering terjadi pencurian hasil-hasil laut di pulau Wetar yang dilakukan oleh para pendatang dari Alor, Selayar dan Jampea.
Terkait informasi pencurian hasil laut di pulau Wetar, Kepala Badan Pengelola Perbatasan MBD, Ari Kilikili, ketika dikonfirmasi Dhara Pos, diruang kerjanya, baru-baru ini mengakui adanya informasi tersebut.
“Saya juga sudah mendapat informasi dari masyarakat terkait dengan pencurian hasil laut (rumput laut) di pulau Wetar dan saya juga tidak tinggal diam,” ujarnya.
Namun diakuinya, yang menjadi kendala adalah kondisi cuaca laut yang tidak bersahabat di MBD sehingga sampai sekarang pihaknya belum juga ke pulau Wetar untuk melihat dan memastikan masalah tersebut. Rencananya, hal tersebut dilakukan guna mencari solusi untuk mengatasinya.(yan/ds)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *