Papua, Dharapos.com
Pergerakan ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah) kian menyebarkan sayap guna menjaring pengikut agar lebih banyak lagi. Penjaringan pengikutnya bukan hanya dari negara asalnya, melainkan hingga ke seluruh dunia. Salah satunya, Indonesia yang menjadi sasaran empuk bagi jaringan ini.
![]() |
Kombes Pol. Patrige Renwarin |
Guna mencegah masuknya ISIS di Tanah Papua khususnya di Kota Jayapura, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Patrige Renwarin mengemukakan pihaknya terus melakukan pengawasan dan pemantauan karena sudah merupakan kewajiban kepolisian.
“Jika berbicara soal ISIS, kita kembali pada ideologi yang mirip dengan terorisme yang ada di dalam diri jiwa seseorang yang tertarik untuk mengikuti ISIS tersebut,” ungkapnya.
Menurutnya, pelaku ISIS ini mengatas namakan Islam dalam penyebarannya ke seluruh dunia. Walaupun, diakuinya, warga Indonesia khususnya di Papua tidak menutup kemungkinan sudah ada orang yang bergabung untuk melakukan pergerakan atau tidak.
Hal ini dikatakannya, lantaran tingginya mobilitas dan pergerakan masyarakat yang datang di Papua khususnya di kota ini.
Bagi orang awam melalui media yang ada mereka menyebarluaskan melalui blog tertentu, sehingga bisa di akses orang yang sepaham. Namun, diakuinya sejauh ini belum ada yang indikasi ISIS masuk di Papua.
“Harapan saya siapa saja yang tinggal di Tanah Papua, apabila mendengar adanya pergerakan ISIS tolong diinformasikan ke kantor Kepolisian terdekat supaya sedini mungkin kami melakukan deteksi dan antisipasi,” imbuhnya, di Polda Papua, Kota Jayapura, Selasa (31/3).
Di sisi lain, terang Patrige, dengan adanya pelayanan tour dan travel yang dilakukan ke luar negeri seperti di wilayah Timur Tengah seperti Israel, Yerusalem dan sekitarnya yang banyak menyediakan layanan ini.
Tapi, diakuinya menurut informasi dari Intelijen kepolisian belum ada masyarakat yang melakukan tour dan travel berkaitan dengan ISIS.
“Oleh karena itu, pihak kepolisian supaya mengeluarkan aturan untuk menutup website yang berbaur ISIS,” pungkasnya.
Timsus Polda Papua Menembak Mati Satu Anggota KKB
Sementara itu, satu anggota KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Kampung Mulia, Distrik Gome, Kabupaten Puncak tewas di tembak Tim Khusus (timsus) Polda Papua pada tanggal 31 Maret 2014 jam 10.00 Wit.
Diakuinya, berawal dari patroli Aman Matoa 4, 5, dan 6 yang dilakukan timsus ke pos-pos polisi sejak subuh di Kabupaten Puncak, timsus Polda Papua melihat tiga orang anggota KKB ini menggunakan senjata, satu di antarannya menggunakan senjata laras pendek dan dua orang lainnya melarikan diri.
Namun, petugas tidak melakukan pengejaran dan tidak melepaskan tembakan dari jarak jauh, lantaran banyak warga di Tempat Kejadian Perkara (TKP) sehingga dilakukan penembakan dari jarak dekat.
Selain itu, pengejaran juga terhambat lantaran medan yang sangat sulit.
“Sampai sekarang kita belum mendapat informasi apakah korban tertembak di dada atau bagian mana, dan korban di bakar oleh Kepala Distrik langsung karena merupakan korban perang,” jelasnya.
Alih-alih penembakan, lantaran satu anggota KKB yang menggunakan laras pendek melakukan perlawanan dan mengarahkan senjatanya ke arah polisi sehingga petugas melakukan penembakan.
Usut punya usut setelah dilakukan identifikasi, Kepala Distrik setempat mengenal betul korban yang tertembak yakni bernama Agustinus Tabuni (MD), umur 24 tahun.
Dikatakan Kadistrik, lanjut Patrige, korban masih merupakan saudara dari pimpinan KKB, Militer Murib.
“Jadi dalam operasi ini berhasil ditemukan senjata yang di pegang oleh Agustinus Tabuni yaitu satu pucuk senpi jenis Revolver, amunisi sebanyak 33 butir, Kaliber 5, 56 mm, amunisi sebanyak 12 butir, kaliber 7, 62x 51 mm dan 2 butir amunisi kaliber 3, 8 mm,” rincinya.
Situasi di Puncak, diakui Patrige, secara keseluruhan masih tetap aman dan kondusif pasca penembakan ini.
Di sisi lain, di indikasi ada banyak anggota KKB, namun yang ada hanya korban karena melakukan perlawanan. Selain itu, menurut data dari intelijen anggota Militer Murib sebanyak 50 orang dan tidak sampai 100 orang.
(Ramah)