Ambon, Dharapos.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), melalui Direktorat Kesiapsiagaan Kedeputian Bidang Pencegahan,
menggelar Workshop Penyusunan Draft Nol Rencana Kontingensi (Renkon) Gempa Bumi
dan Tsunami Kota Ambon.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Golden Palace, Selasa
(23/05/2023) ini dihadiri puluhan peserta yang terdiri dari OPD lingkup Kota
Ambon, Stakeholder BUMN/BUMD di Kota Ambon, dan Forkopimda.
Turut hadir juga Kepala BMKG Provinsi Maluku, Djati Cipto
Kuncoro.
Di hadapan para peserta, Kontributor BNPB, Rini Ambarwati mengatakan,
Perencanaan Kontingensi merupakan suatu proses perencanaan penanganan situasi
darurat bencana pada jenis bahaya tertentu, dalam keadaan yang tidak menentu, dengan
skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan
sistem tanggapan dan pengerahan potensi yang disetujui bersama untuk mencegah,
atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat dan ditetapkan
secara formal.
Sedangkan Dokumen Rencana Kontingensi adalah, suatu dokumen
yang memuat kesepakatan-kesepakatan tentang sistem tanggapan situasi darurat,
dalam seluruh proses perencanaan kontingensi terbagi dalam bab-bab dan lampiran
pendukung.
“Harapan kami, kedepan dokumen rencana kontingensi ini
dapat diuji dengan melakukan latihan secara bertingkat, bertahap dan berlanjut
oleh pemerintah Kota Ambon sehingga dokumen ini dapat direview dan dapat di
aktivasi saat bencana. Saya yakin kehadiran Bapak dan Ibu semua adalah pertanda
baik, dengan semakin berkomitmen untuk membuktikan bahwa masyarakat
tangguh,” ungkapnya.
Sementara itu, Plt. Kepala BPBD Kota Ambon, Fahmi
Sallatalohy saat membacakan sambutan Sekretaris Kota mengatakan, secara turun
temurun istilah gempa bumi sudah dikenal masyarakat Ambon dengan sebutan “Tanah
Goyang”, dan tsunami lebih dikenal dengan “air turun naik”.
Menurutnya, cerita dari orang tua juga tidak lepas dari
kejadian bencana tanah goyang dan air turun naik yang terjadi pada tahun 1950
yang meliputi Negeri Galala, Negeri Hative Kecil dan Negeri Hutumuri.
“Untuk kita semua yang masih hidup saat ini, tentunya
familiar dengan cerita “air turun naik” di desa atau negeri dimaksud. Bahkan
saat ini masih ada saksi mata yang hidup yang menceritakan kejadian itu,
sehingga dari fakta tersebut dalam rangka meningkatkan kapasitas di Kota ini
diperlukan upaya-upaya kesiapsiagaan guna meminimalisir risiko,” tuturnya.
Kegiatan ini, kata dia, bertujuan untuk mendapatkan rumusan
awal dokumen Rencana Kontingensi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kota Ambon,
dengan target peserta adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup
Pemerintah Kota Ambon yang terkait serta pihak lain yang terlibat dalam
penyusunan dokumen dimaksud.
Oleh karena itu, diharapkan untuk peserta secara
sungguh-sungguh mengikuti workshop dimaksud sehingga menghasilkan dokumen awal
Rencana Kontingensi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami yang bermanfaat bagi
pemerintah dan masyarakat Kota Ambon.
“Bapak/ibu yang terhormat, pada saat yang berbahagia
ini, atas nama Pemerintah Kota Ambon, saya mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada BNPB yang menetapkan Kota Ambon dan 30
Kab/Kota di Indonesia untuk pelaksanaan Program IDRIP sehingga dapat
meningkatkan kapasitas daerah,” tandas Fahmi sekaligus membuka Workshop
dimaksud.
(dp-53)