![]() |
Danlanal Saumlaki, Letkol Laut (P) Wirawan Adi Prasetia |
Saumlaki, Dharapos.com
Komandan TNI AL Pangkalan Saumlaki, Letkol laut (P) Wirawan Adi Prasetia mengakui soal illegal fishing di MTB saat ini sudah ditekan seiring dengan adanya kebijakan Pemerintah Pusat untuk memoratorium kapal-kapal ikan.
Meskipun demikian, diakuinya, hingga saat ini masih tetap ada praktek illegal itu di wilayah laut MTB, termasuk illegal Oil.
“Kalau ditangkap oleh Lanal Saumlaki selama saya ditugaskan disini, itu memang belum ada tetapi oleh KRI yang berpatroli di wilayah MTB memang masih ada, meskipun secara jumlahnya akan kami cek kembali ke yang menyelenggarakan patroli yakni Armada Kawasan Timur Indonesia,” katanya saat ditemui usai peringatan Hari Nusantara Tahun 2016 ini, dipelataran Kantor Bupati setempat, Selasa (13/12).
Hal yang perlu ditumbuhkembangkan oleh masyarakat di MTB saat ini lanjut Wirawan adalah menjaga wilayah perbatasan dimana bukan serta merta merupakan tugas aparat keamanan semata, melainkan tugas semua pihak.
Selain itu masyarakat juga diminta untuk menjaga lingkungan sehingga pulau-pulau kecil di wilayah itu tidak hilang, serta perlu adanya kepedulian masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan hidup seperti tidak membuang sampah di laut.
Terkait momen Hari Nusantara 2016, Danlanal menambahkan kegiatan tersebut diselenggarakan untuk memperingati Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Djoeanda Kartawijaya.
“Kita harus tahu bahwasanya hari Nusantara yang diawali oleh deklarasi Djuanda adalah proklamasi ketiga bagi bangsa Indonesia, dari tiga fondasi persatuan dan kesatuan NKRI,” ungkapnya.
Ketiganya masing-masing, Kesatuan Kebangsaan yang dideklarasikan oleh para Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, Kesatuan Kemerdekaan yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno dan Mohamad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, serta deklarasi Djuanda tentang kesatuan kewilayaan Indonesia yakni laut, darat dan udara.
“Maka pesan saya dengan hari Nusantara ini, masyarakat di Maluku Tenggara Barat dapat merubah mindsetnya dari matra darat menuju ke matra laut, dimana hendaknya pembangunan ini diarahkan untuk mengelolah sumber daya yang ada di laut sebagaimana pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa di dalam laut ada harapan, di laut ada kekayaan kita,” tandasnya.
Peringatan Hari Nusantara 2016 yang digelar tahun ini bertemakan “Tata Kelola Potensi Maritim Nusantara yang Baik Menuju Poros Maritim Dunia”, dimana puncak acaranya dilaksanakan di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) Pemerintah Daerah setempat menggelar upacara bendera di pelataran Kantor Bupati yang dihadiri oleh seluruh unsur TNI dan Polri serta Aparatur Sipil Negara.
Dalam Upacara tersebut, Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah, Pieterson Rangkoratat bertindak sebagai
Pembina upacara dan membacakan sambutan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti kepada peserta upacara yang turut pula dihadiri oleh Kapolres MTB, Dandim 1507/Saumlaki, Kepala PN Saumlaki dan sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Menteri Kelautan dan Perikanan RI dalam sambutannya mengatakan Deklarasi Djoeanda pada 13 Desember 1957 merupakan tonggak bagi penyatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh, dan diantara pulau yang satu dengan yang lain tidak terdapat laut internasional.
Sehingga melalui pernyataan diri sebagai Negara Kepulauan, maka laut bukan pemisah tetapi pemersatu bangsa.
Melalui Deklarasi Djoeanda ini pula, maka prinsip-prinsip wilayah laut negara kepulauan kemudian diterima, sehingga wilayah laut Indonesia bertambah luas menjadi kurang lebih 5,8 juta km2.
Tanggal 13 Desember kemudian ditetapkan sebagai Hari Nusantara oleh Presiden RI kelima Ibu Megawati Soekarnoputri melalui Keppres No.126 Tahun 2001.
(dp-18)