![]() |
Dr. H. Nuralam, SE, M.Si |
Jayapura, Dharapos.com
Wakil Walikota Jayapura, Dr. H. Nuralam, SE, M.Si mengungkapkan jumlah kasus HIV/AIDS di ibukota provinsi Papua sesuai data terbaru per Desember 2014 adalah sebanyak 4630 kasus. Jumlah tersebut meningkat 761 kasus dibanding tahun 2013.
“Ini masih dianggap cukup tinggi. Hanya kita tidak boleh katakan bahwa KPA tidak bisa menekan angka kasus tersebut atau tidak bisa di katakan KPA belum berhasil,” ungkapnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (28/1).
Di sisi lain, selama tiga tahun menjabat Wawali, dirinya mengakui jika masyarakat masih enggan untuk memeriksakan diri atau Voluntary Counseling Test (VCT). Akan tetapi melalui pemberitaan media massa baik itu media cetak maupun elektronik telah mendorong masyarakat yang terindikasi berpotensi positif merasa terpanggil untuk memeriksakan diri.
Ditambahkan, Kota Jayapura lewat Dinas Kesehatan Kota dari tahun 2013 telah membangun Pusat Kesehatan Reproduksi (PKR) dimana setiap saat melayani siapa saja yang datang untuk berkonsultasi tentang HIV/AIDS.
“Hal ini mencontoh dari kabupaten Merauke karena kabupten ini berhasil dalam penanggulangan HIV/AIDS,” tambah Wawali.
Memang diakuinya, dalam penanganan kasus HIV/AIDS tersebut yang menjadi prioritas adalah mereka yang beresiko tinggi, seperti pekerja di bar-bar, panti pijat maupun lokasi lainnya. Mereka diwajibkan memeriksakan diri satu kali dalam dua bulan.
“Namun faktanya bukan saja mereka yang datang akan tetapi ada juga ibu rumah tangga, bahkan juga tidak ketinggalan anak sekolah pun ada yang datang untuk berkonsultasi,” terang Wawali.
Masyarakat saat datangi kantor PKR, awalnya merasa takut dan segan atau malu untuk berkonsultasi namun seiring perjalanan waktu hingga saat ini mereka datang dengan senang hati sehingga dalam pemeriksaan baru dapat terungkap angka kasus tersebut.
“Makanya, hal ini bukan dikatakan gagal tapi ada kemajuan untuk mereka yang dulunya takut, malu kini jauh lebih baik karena apabila setelah dilakukan pemeriksaan dan ketahuan terinfeksi maka segera dilakukan pengobatan secara berkala atau pendampingan ARP,” tandas Wawali.
Sementara itu, dari perkiraan umur yang terinfeksi, jelas orang nomor dua di kota Jayapura ini, dari jumlah 4630 kasus yaitu antara umur 15 -49 tahun kurang lebih 75 % merupakan usia produktif.
“Berdasarkan hasil kajian juga bahwa penyebab dari kasus tersebut adalah di atas 90 pesen melakukan sex bebas, sehingga dengan angka tersebut maka kami dari KPA kota dari tahun ke tahun dan tahun ini akan dilakukan kerja sama dengan para tokoh agama baik Pendeta, Pastor, maupun Ustad untuk duduk bersama membahas hal ini agar setiap memimpin ibadah di gereja maupun di masjid dapat memberikan arahan lewat khotbah-khotbah,” tutupnya.
(Harlet)