![]() |
Netho Savsavubun |
Langgur, Dharapos.com
Kinerja sejumlah oknum petugas Satuan Lalu Lintas Polres Maluku Tenggara yang bertugas di pos lantas Wear Hir patut dipertanyakan.
Para oknum petugas ini diduga hanya ingin memeras para pengendara motor yang kebetulan melalui depan pos tersebut.
Kejadian ini dialami langsung oleh salah satu warga yang bernama Netho Savsavubun.
Kepada Dhara Pos, Selasa (13/1) dirinya mengaku menyesalkan kinerja sejumlah oknum Satuan lantas Polres malra.
“Tanggal 8 Januari kemarin, secara tak sengaja saya tidak memakai helm. Karena Bapak saya sementara ikut sidang di Pengadilan Negeri Tual sehingga saya harus buru-buru pulang ke rumah mengambil surat-surat di rumah untuk diserahkan kepada kuasa hukum Bapak saya,” tutur Savsavubun.
Namun anehnya, saat melalui jalan depan pos lantas Wear Hir, ada beberapa pengendara motor yang juga tidak memakai helm sementara parkir bersama, tapi anehnya oknum anggota Lantas tidak menahan atau menegur malah dirinya yang di tahan.
“Saya sempat berdebat dengan si petugas namun dia tidak menghiraukan bahkan salah satu oknum petugas intel sempat mengancam saya dengan kata-kata bila perlu di pukul kasih mati saja,” beber Savsavubun.
Mendengar kalimat ancaman tersebut, dirinya tidak terima dan langsung mengeluarkan identitasnya sebagai seorang jurnalis dari media Rakyat Bicara.
“Jadi saya bilang ke mereka bahwa saya mau ambil surat di rumah sekaligus harus ke Bandara, untuk meliput kedatangan careteker Walikota Tual namun mereka tetap tidak menghiraukan alasan saya,” ungkap Savsavubun.
Apapun alasan yang disampaikan tidak dipedulikan bahkan sebaliknya oknum petugas lantas tersebut membentak dan menyuruh dirinya diam dan motor miliknya langsung digiring ke Polres Malra pada saat itu juga.
Yang anehnya lagi, tutur Savsavubun, motor di bawa ke Mapolres tanpa di tilang tapi satu minggu kemudian saat dirinya mendatangi Mapolres untuk di ambil motor miliknya, tiba-tiba salah satu oknum petugas Satlantas Polres Malra mengancamnya.
“Kamu harus di tilang dengan satu pasal supaya hati saya senang,” cetusnya menirukan ancaman oknum petugas tersebut.
Atas kejadian yang baru saja dialaminya, Savsavubun mengaku kecewa bahkan mempertanyakan sikap dan kinerja oknum petugas Lantas yang telah memperlakukan dirinya secara dengan tidak adil.
“Perlu saya pertanyakan kepada Bapak Kapolres Maluku Tenggara, apakah ini merupakan aturan Satuan lantas kalau motor ditahan dalam 1-2 minggu baru di tilang atau di tilang sesuka hati saja. Lalu saya disuruh tanda tangan blanko tilang hanya satu lembar saja. Ini kan namanya kerja asal-asalan saja, karena hanya mau cari untung sendiri dengan memeras orang,” kecamnya.
Kinerja seperti ini, lanjut Savsavubun, yang telah merusak nama baik institusi Kepolisian di Malra.
Karena itu, dirinya meminta Kapolres Malra untuk bersikap tegas kepada jajarannya khususnya pada Satlantas, karena sikap yang ditunjukkan dinilai telah mencederai profesi wartawan secara pribadi maupun secara organisasi.
Apalagi dengan perkataan oknum petugas Lantas saat di Mapolres dengan bahasa “tilang satu pasal dulu baru hati saya senang,” yang tidak mencerminkan seorang petugas yang tahu aturan.
“Karena motor yang parkir semua tidak pakai helm, tidak di tahan tetapi sasarannya saya. Ini kan namanya jelas-jelas pemerasan, karena hanya saya yang dijadikan sasaran. Makanya, Kapolres Malra harus banyak melakukan evaluasi kepada jajarannya sehingga tidak membuat malu nama institusi ini,” tegasnya.
(obm)