![]() |
Bupati Ir Andreas Rentanubun didampingi Kadis Kehutanan Malra Ir. JP. Rahanra bersama pejabat lainnya saat meninjau tempat pelaksanaan ajang budaya “Tarik Tali” yang berlokasi di Desa Revav |
Langgur, Dharapos.com
Beredarnya isu batalnya momen “Tarik Tali” di Desa Revav pada 20 Oktober, salah satu ajang menarik yang turut mewarnai pelaksanaan Festival Pesona Meti Kei (FPMK) 2016 di Kabupaten Maluku Tenggara, 8 – 22 Oktober langsung dibantah.
Bupati Malra, Ir. Andreas Rentanubun yang dikonfirmasi terkait isu tersebut langsung membantahnya.
“Soal adanya informasi batalnya ajang Tarik Tali di Desa Revav pada tanggal 20 Oktober, saya mau tegaskan bahwa itu tidak benar,” bantahnya, Rabu (12/10).
Menurut Rentanubun, beredarnya isu tersebut karena ulah oknum-oknum yang menginginkan agar event ini tidak berjalan sukses.
“Mereka yang sengaja menyebarkan isu ini adalah orang-orang yang tidak punya moral dan tak mampu berbuat sesuatu untuk daerah ini yang kemudian sengaja membangkitkan isu murahan atau bisa dikatakan provokator,” kecamnya.
Pada kesempatan yang sama, Rentanubun juga membantah adanya isu atau informasi adanya pungutan karcis di kawasan Pasir Panjang saat kegiatan berlangsung.
Informasinya, Pemda setempat memungut karcis masuk dari para pengunjung mencapai Rp 150.000,- per orang.
“Semua bohong itu, karena yang jelas tidak ada pungutan biaya atau pakai karcis tapi semua gratis karena event ini baru pertama kali terjadi di Kepulauan Kei dan meskipun ini hajatan Pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tenggara tapi semua demi nama besar daerah ini dan juga Kota Tual,” cetusnya.
Rentanubun pun menghimbau kepada seluruh masyarakat yang ingin menikmati berbagai suguhan dalam ajang event budaya masyarakat Kepulauan Kei ini agar dapat mengunjungi media center FPMK 2016.
“Media center sudah dipersiapkan sejak awal sebelum kegiatan ini dimulai dimana informasi terkait seluruh agenda kegiatan FPMK 2016 dari awal pembukaan hingga acara puncak semunya ada di situ (media center, red),” imbuhnya.
Lebih lanjut, Rentanubun menjelaskan agenda FPMK ini akan dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya dimana Pemda Malra akan membangun kerja sama dengan Pemerintah Kota Tual agar di waktu-waktu mendatang, event ini bakal melibatkan semua kampung/desa di Kepulauan Kei.
“Pemda Malra akan bergandeng tangan dengan pemerintah kota Tual,” tandasnya.
Olehnya itu, Rentanubun meminta kepada seluruh masyarakat Malra dan Kota Tual agar tidak terpancing dengan isu atau informasi batalnya ajang “Tarik Tali” maupun isu pungutan karcis.
Ia juga menegaskan, proses persiapan FPMK 2016 ini telah direncanakan dengan baik.
“Karena itu, mari kita bergandeng tangan untuk menyukseskan event budaya Kepulauan Kei ini yang telah di kenal dari Sabang sampai Merauke hingga ke manca negara yang telah dibuktikan dengan kedatangan turis domestik maupun mancanegara,” tukasnya.
(dp-20)